Selasa, 14 Maret 2017

BERTASAWUF




BELAJAR TASAWUF DALAM ISLAM

Abstrak
Bicara tentang tasawuf  tidak lepas dari sumbernya sendiri dalam Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, meskipun ada pendapat tasawuf  dalam Islam juga dipengaruhi oleh ajaran diluar Islam.
Sebenarnya benih-benih ajaran tasawuf dalam Islam sudah ada pada zaman Rasulullah saw yang mana nilai-nilai ajaran beribadah kepada Allah swt murni hanya menyembah kepadaNya semata tidak ada sekutu bagiNya, ajaran mengenal kepadaNya dengan bertauhid, bertaqwa, bersyukur, bersabar, berjihad, cinta Allah dan RasulNya. Pada diri Nabi Muhammad saw terdapat  uswatun hasanah bagi para sahabat, tabiin-tabiin dan para alim ulama dalam beribadah dan mendekatkan diri denganNya.
Lalu ketika Rasulullah saw wafat maka pola kehidupan yang islami tersebut dilanjutkan oleh para sahabat dan para ulama dan sufi khususnya kehidupan bertasawuf, kehidupan yang mengedepankan akhirat ketimbang dunia. Akhirnya para sufilah yang melopori dan mengajarnya kepada para pengikutnya.
Dengan demikian, ajaran tasawuf memang sudah terdapat dalam Islam disamping pengaruh ajaran diluar Islam.
Kata kunci: Belajar, tasawuf, Para sufi, al-Qur’an, al-Sunnah.
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, Pencipta langit dan bumi serta isinya termasuk manusia. Manusia makhluk yang paling mulia diantara makhluk Tuhan lainnya,dia tidak hanya dibekali akal,hati,ruh,jiwa dan jasmani bahkan agama samawi diwahyukan kepada para rasulNya agar manusia tetap di jalan yang diridhai yaitu addin al-Islam dan dapat meraih kebahagiaan dunia-akhirat. Shalawat serta salam salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi kita Muhammad saw uswatun hasanah,Pembawa rahmat bagi semesta alam dan hamba yang paling bertaqwa dan terdekat dengan kekasihnya Allah swt serta paling takut diantara para Nabi, para Rasul, para Wali bahkan para Sufi terdahulu maupun mendatang juga tercurah kepada para sahabar dan ummatnya sampai hari pembalasan. Amin.
Secara umum ajaran Islam mengatur kehidupan yang bersifat lahiriah atau jasadiah, dan kehidupan yang bersifat batiniah.Pada unsur kehidupan yang bersifat batiniah itulah kemudian lahir tasawuf.Unsur kehidupan tasawuf ini mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, al-Qur’an dan al-Sunnah serta praktek kehidupan Nabi dan para sahabatnya. Al-Qur’an antara lain berbicara tentang kemungkinan manu­sia dengan Tuhan dapat saling mencintai (mahabbah) (Lihat QS. al-Maidah, 5: 54); perintah agar manusia senantiasa bertaubah, membersihkan diri memohon ampunan kepada Allah (Lihat QS. Tahrim, 8), petunjuk bahwa manusia akan senan­tiasa bertemu dengan Tuhan di manapun mereka berada. (Lihat QS. al-Baqarah, 2:110), Tuhan dapat memberikan cahaya ke­pada orang yang dikehendakinya (Lihat QS. al-Nur, 35).Selan­jutnya al-Qur’an mengingatkan manusia agar dalam hidupnya tidak diperbudak oleh kehidupan dunia dan harta benda (Lihat QS. al-Hadid, al-Fathir, 5), dan senantiasa bersikap sabar da­lam menjalani pendekatan diri kepada Allah SWT.(Lihat QS. Ali Imran, 3).
Dalam berbagai literatur yang ditulis para orientalis Barat sering dijumpai uraian yang menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh adanya unsur agama masehi, unsur Yunani, unsur Hindu/Budha dan unsur Persia.Hal ini secara akademik bisa saja diterima, namun secara akidah perlu kehati-hatian.Para orientalis Barat menyimpulkan bahwa adanya unsur luar Islam masuk ke dalam tasawuf itu disebabkan karena secara historis agama-agama tersebut telah ada sebelum Islam, bahkan banyak dikenal oleh masyarakat Arab yang kemudian masuk Islam. Akan tetapi kita dapat mengatakan bahwa boleh saja orang Arab terpengaruh oleh agama-agama tersebut, namun tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan tasawuf, karena para penyusun ilmu tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi itu bukan berasal dari mereka itu.
Dengan demikian adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah akidah Islamiah.Karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan obyektif.Kita mengakui bahwa Islam sebagai agama universal yang dapat bersentuhan dengan berbagai lingkungan sosial.Dengan sangat selektif Islam bisa beresonansi dengan berbagai unsur ajaran sufistik yang terdapat dalam berbagai ajaran tersebut.Dalam hubungan ini maka Islam termasuk ajaran tasawufnya dapat ber­sentuhan atau memiliki kemiripan dengan ajaran tasawuf yang berasal dari luar Islam itu.
Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang di-hubungkan para ahli untuk menjelaskan kata tasawuf. Nasution, misalnya menyebutkan lima istilah yang ber-dengan tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-suffah), (orang yang nindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah), saf (baris-sufi (suci), sophos (bahasa Yunani: hikmat), dan suf (kain Keseluruhan kata ini bisa-bisa saja dihubungkan dengan wuf. Kata ahl al-suffah (orang yang ikut pindah dengan Nabi Mekkah ke Madinah) misalnya menggambarkan keadaan yang rela mencurahkan jiwa raganya, harta benda dan lain-lainya hanya untuk Allah.
Mereka ini rela meninggalkan jung halamannya, rumah, kekayaan dan harta benda lainnya kah untuk hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah atau pendapat para ahli amat bergantung kepada sudut pandang yang diguna-kannya masing-masing.Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf, yaitu sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas, manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, dan manusia sebagai makhluk yang1 ber-Tuhan. Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, maka tasawuf dapat didefinisikan seba­gai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT.
Rumusan Masalah
  1. Sejauh mana pengertian tasawuf  itu ?
  2. Asal-usul kata tasawuf ?
  3. Esensi tasawuf ?
  4. Bagaimana Awal mula munculnya Dan berkembangnya tasawuf ?
  5. Dasar-Dasar Tasawuf ?
  6. Apakah tujuan Yang hendak dicapai Oleh tasawuf ?
  7. Apa itu Tasawuf Sunni/Falsafi/Akhlaki ?
  8. Siapa tokoh-tokoh aliran tasawuf ?
1.Pengetian Tasawuf
Arti tasawuf Dan asal Katanya ,Menurut Logat sebagaimana tersebut buku Mempertajam Mata Hati (Melihat hal Allah).  Menurut Syekh Ahmad ibn Athaillah Yang diterjemahkan Oleh Abu Jihaduddin Rafqi al-Hanif:
1.       Berasal Dari kata Suffah (صفة ) = Segolongan sahabat-sahabat Nabi Yang menyisihkan Dirinya di serambi masjid Nabawi, karena di serambi itu para sahabat Selalu Duduk Bersama-sama Rasulullah untuk review mendengarkan fatwa-fatwa beliau untuk review disampaikan ditunjukan kepada Orang Lain Yang Belum menerima fatwa itu.
2.       Berasal Dari kata sūfatun (صوفة ) = Bulu Binatang, sebab orangutan Yang memasuki tasawuf itu memakai baju Dari bulu Binatang Dan tidak Senang memakai pakaian Yang Indah-Indah sebagaimana Yang Dipakai Oleh kebanyakan orangutan.
3.       Berasal Dari kata sūuf al Sufa'(صوفةالصفا ) = Bulu Yang terlembut, dengan kata lain bahwa orang sufi itu bersifat Lembut-Lembut.
4.       Berasal Dari kata safa '(صفا) = Suci Bersih, Lawan Kotor. Karena orang-orang tsb Yang mengamalkan tasawuf itu, Selalu suci Bersih lahir Dan bathin Dan Selalu Meninggalkan Perbuatan-Perbuatan Yang Kotor Yang can be menyebabkan kemurkaan Allah. [1]
Dari sekian Banyak defenisi Yang ditampilkan Oleh para Ahli tentang tasawuf, Sangat Sulit mendefenisikannya Beroperasi Lengkap karena masing-masing Ahli mendefenisikan tasawuf Hanya dapat dipandang salah  Satu sudutnya Saja, sebagaimana dikemukakan Oleh Anne Marie Schimmel, Seorang sejarahwan Dan dosen tasawuf pada Harvard University [2] sebagai contoh apa Yang didefenisikan Oleh Syekh al-Imam al-Qusyairi dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyya
المراعون انفاسهم مع الله تعالي الحافظون قلوبهم عن طوارق الغفلة باسم التصوف
'Orang-orang Yang Senantiasa mengawasi nafasnya bersamaan dengan Allah Ta'ala.Orang-orangutan Yang Senantiasa memelihara hati atau qalbunya Dari berbuat Lalai Dan lupa ditunjukan kepada Allah dengan Cara tersebut dinamakan tasawuf.
Menurut Abu Muhammad al-Jariri Yang disebutkan dalam kitab al-Risalah al-kusyairi beliau ditanya tentang tasawuf, Maka besarbesaran dijawa:
الدخول في كل خلق سني والخروج من كل خلق دني
Masuk setiap moral yang luhur Yang Dan Keluar Dari setiap moral yang Yang Rendah.
Menurut Abd al-Husain al-Nur memberikan Batasan  defenisi yang lain Yaitu akhlak Yang membentuk tasawuf:
التصوف الحرية والكرم وترك التكلف والسخاء
Tasawuf Adalah Kemerdekaan, kemurahan tidak membebani Diri Serta dermawan. [3]
1.1. Tasawuf Menurut Para Sufi
Al-Junayd ditanya soal tasawuf, dia menjawab, “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu, dan menghidupkan dirimu dengan-Nya.”
Al-Husain bin Manshur Al-Hallaj, ketika ditanya tentang sufi, menjawab, “Kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun yang menerimanya, dan juga tak menerima siapa pun.”
Ruwaym ditanya tentang tasawuf, jawabnya; “Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap keadaan apapun yang dikehendakiNya.”
Ma’ruf Al-Karkky menjelaskan, “Tasawuf artinya memihak kepada hakikat-hakikat, dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk.”
Ahmad An-Nury berkata, “Tanda seorang sufi adalah dia rela ketika tidak punya, dan peduli orang lain ketika ada.”
Asy-Syibli mengatakan, “Tasawuf adalah duduk bersama Allah SWT tanpa hasrat.”
Ketika Dzun Nun Al-Mishry ditanya tentang orang-orang sufi, dia menjawab, “Mereka adalah kaum yang mengutamakan Allah SWT di atas segala-galanya, dan yang diutamakan Allah di atas segala makhluk yang ada.”
Menurut Syekh Abu Ali Ad-Daqqaq, yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, “Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Allah SWT untuk menyapu kotoran binatang.”
2.Asal Usul Tasawuf
Dari beberapa Keterangan, diketahui bahwa Sesungguhnya Pengenalan tasawuf Sudah ada hearts Kehidupan Nabi saw., Sahabat, tabi'in Dan. Sebutan Yang Populer Bagi tokoh agama sebelumnya Adalah Zahid,Abid, Dan Nasik, namun istilah tasawuf baru dikenal Beroperasi Luas di Kawasan Islam sejak Penghujung Abad kedua Hijriah. Sebagai Perkembangan lanjut Dari ke- Shaleh-anasketis (kesederhanaan) atau para Zahid Yang mengelompok di serambi masjid Madinah. Dalam Perjalanan Kehidupan, Kelompok Penyanyi lebih mengkhususkan Diri untuk review Beribadah dan Pengembangan Kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan duniawi. Lifestyle ke- Shaleh -an Yang demikian merupakan Awal pertumbuhan tasawuf which are Berkembang dengan pesatnya. Fase Penyanyi can be disebut sebagai fase asketisme Dan merupakan fase Pertama Perkembangan tasawuf,[4] Yang ditandai dengan munculnya individu-individu Yang lebih Mengejar Kehidupan akhirat sehingga perhatiannya terpusat untuk review Beribadah Dan mengabaikan keasyikan duniawi. Fase asketisme Penyanyi setidaknya Sampai pada doa Hijriah Dan memasuki Abad Tiga Hijriah Sudah terlihat adanya Peralihan konkrit Dari asketisme Islam Ke sufisme. Fase Penyanyi can be disebut sebagai fase kedua, Yang ditandai Oleh antara berbaring Peralihan sebutan Zahid Menjadi sufi. Di Sisi berbaring, pada kurun Waktu , percakapan para Zahid Sudah Sampai pada Persoalan Apa Itu jiwa Yang Bersih, apa moral yang Dan itu bagaimana Metode pembinaannya Dan perbincangan tentang masalah teoritis lainnya.
Tindak lanjut Dari perbincangan, Maka bermunculanlah Teori tentang Jenjang-Jenjang Yang Harus Sufi ditempuh Oleh Seorang (al-maqamat) Serta Ciri-Ciri Yang dimiliki Oleh Seorang sufi pada Tingkat Tertentu (al-HAL).Demikian also pada periode Sudah Mulai Berkembang Pembahasan tentang al-ma'rifat Serta Perangkat metodenya Sampai pada Tingkat fana 'danijtihad. Bersamaan dengan itu, Tampil pula para Penulis tasawuf, seperti al-Muhasibi (w. 243 H), al-Kharraj (w. 277 H.), dan al-Junaid (w. 297 H.), [5] Dan Penulis lainya . Fase ditandai DENGAN munculnya Dan berkembangnya ilmu baru hearts Khazanah budaya Islam, yakni ilmu tasawuf Yang tadinya Hanya Berupa Pengetahuan Praktis atau semacam langgam keberagamaan. Selama kurun Waktu itu tasawuf Berkembang Terus Ke Arah, Yang lebih Spesifik, seperti concept intuisi, al-Kasyf, Dan dzawq.[6]
Kepesatan Perkembangan tasawuf sebagai shalat Satu kultur ke-Islaman, nampaknya memperoleh infus atau Motivasi Dari Tiga faktor. Infus kemudian memberikan Gambaran tentang tipe Gerakan Yang Muncul.
Pertama: Adalah karena corak Kehidupan Yang Profan Dan Hidup kepelesiran Yang diperagakan Oleh ummat Islam terutama para pembesar Dan para Hartawan. Dari aspek, dorongan Yang Paling gede Adalah sebagai Reaksi Dari sikap Hidup Yang sekuler Dan gelamour Dari Kelompok elit dinasti Penguasa di istana. Profesionalisasi tersamar mereka lakukan dengan hd murni etis, pendalaman Kehidupan dengan spiritual Motivasi etikal. Tokoh Populer Yang  mewakili Aliran ini yang dapat ditunjuk Hasan al-Bahsri (. W 110 H) Yang mempunyai pengaruh kuat  kesejarahan Islam spiritual, through Doktrin al-Zuhd Dan khawf - al-raja ', Rabi'ah al-Adawiyah (w. 185 H) dengan Ajaran al-hubb ATAU mahabbah Serta Ma'ruf al-Kharki (w. 200 H) dengan konsepsi al-syawq sebagai ajarannya.[7] Nampaknya setidaknya pada Awal munculnya, Gerakan ini semacam Gerakan sektarian Yang interoversionis, pemisahan Dari tren Kehidupan, ekslusif Dan tegas Pendirian hearts Upaya penyucian Diri Tanpa memperdulikan Alam Sekitar.
Kelima pembangunan timbulnya sikap Apatis sebagai Reaksi Maksimal ditunjukan kepada radikalisme kaum khawarij Dan polarisasi politik Yang ditimbulkannya. Kekerasan pergulakan politik pada masa itu, orang-orangutan Yang Ingin mempertahankan ke- Shaleh -an Dan Ketenangan rohaniah, Terpaksa mengambil sikap menjauhi Kehidupan 'masyarakat Ramai untuk review Menyepi Dan Sekaligus menghindarkan Diri Dari keterlibatan Langsung dengan pertentangan politik. Sikap Yang demikian itu melahirkan Ajaran 'uzlah Yang dipelopori Oleh Surri al-Saqathi (w. 253 H). [8] Apabila diukur Dari Kriteria sosiologi, nampaknya Kelompok ini dapat dikategorikan sebagai Gerakan "sempalan", Satu Kelompok ummat Yang sengaja mengambil SIKAP' uzlah kolektif Yang cenderung ekslusif Dan Kritis Penguasa tehadap.
3.Esensi Tasawuf
Ajaran tasawuf mengandung esensi etika Yang berlandaskan padapembangunan Manusia moral.Berbicara Pembangunan moralitas, sebagaimana diketahui Bersama bahwa dewasa ini Peradaban Dunia tengahmengalami Krisis moralitas, Dimana Banyak fenomena menunjukkankekerasan Dan kekejian Yang dilakukan Oleh Manusia.Sehingga terjadidistorsi moral yang Yang menyebabkan kehancuran Dan Kerugian Manusia itusendiri.Pada Konteks ini, tasawuf Mampu berfungsi sebagai terapi yang krisisspiritual Yang berimbas pada Distorsi moral.
Pertama Sebab, tasawufsecara psikologis, merupakan hasil temuan Dari berbaga i Pengalaman spiritual Dan merupakan Bentuk Dari Pengetahuan Langsung Mengenai Realitas-realitasketuhanan Yang cenderung Menjadi inovator hearts agama. Kedua, kehadiran Tuhan dalam Bentuk mistis dapat menimbulkan Keyakinan yangsangat kuatT. Ketiga, tasawuf, Hubungan dengan Allah di Jalin atasdasar kecintaan. Dengan kata lain, moralitas Yang Menjadi inti Ajaran tasawufmendorong Manusia untuk senantiasa memelihara Dirinya Dari menelantarkankebutuhan-kebutuhanspiritualitasnya.
Sebab, Kebutuhan menelantarkan Spiritualitas Sangat dengan bertentangan tindakan Yang dikehendaki olehAllah SWT.Permasalahan moralitas hearts tasawuf can be dijadikan sebagaisalah Satu alternatif materi hearts Proses dakwah, karena memiliki tigatujuan: Pertama, Turut Serta Berbagi Peran hearts penyelamatankemanusiaan Dari Kondisi kebingungan sebagai Akibat hilangnya Nilai-nilaispiritual. Kedua, Memperkenalkan literatur atau pemahaman tentang aspekesoteris Islam Terhadap Manusia modern.Ketiga, untuk selalu memberikanpenegasan bahwa Sesungguhnya ASPEK esoteris Islam, Yaitu tasawuf adalahjantung Ajaran Islam.Mencari Google Artikel mengaplikasikan tasawuf Ajaran, Umat Manusia dapatmencapai kebahagiaan Dunia Dan akhirat. Kebahagiaan Penyanyi can be tercapaidengan Maksimal Tanpa Harus Meninggalkan atau mematikan Yang Satu Untuk get yang lain. Tetapi can be dicapai Beroperasi selaras danseimbang dengan mengaplikasikan Dan membumikan Ajaran tasawufdalam Kehidupan beragama, bermasyarakat Dan bernegara.
4.Berkembangnya Tasawuf
Kenapa Gerakan tasawuf baru Muncul paska era shahabat Dan Tabiin?Kenapa tidak Muncul pada masa Nabi?Jawabnya, Saat itu kondisinya tidak Membutuhkan tasawuf.Perilaku Umat Masih Sangat stabil.Sisi akal, Jasmani Dan ruhani Yang Menjadi garapan Islam Masih dijalankan Beroperasi Seimbang.Cara pandang hidupnya jauh Dari budaya pragmatisme, materialisme Dan hedonisme.Tasawuf sebagai nomenklatur sebuah Perlawanan Terhadap budaya materialisme Belum ada, bahkan tidak Dibutuhkan. Karena Nabi, para shahabat Dan para Tabiin pada hakikatnya Sudah sufi: sebuah Perilaku Yang tidak pernah mengagungkan Kehidupan Dunia, tapi joga tidak meremehkannya. Selalu Ingat pada Allah Swt sebagai menyanyikan Khaliq
Ketika Kekuasaan Islam meluas makin.Ketika Kehidupan Ekonomi dan sosial makin mapan, mulailah orang-orangutan Lalai pada Sisi ruhani. Budaya hedonisme pun Menjadi fenomena Sales manager. Saat itulah Timbul Gerakan tasawuf (Sekitar Abad 2 Hijriah). Gerakan Yang bertujuan untuk review mengingatkan tentang hakikat Hidup. Konon, Menurut pengarang Kasf adz-Dhunun, orang Yang Pertama Kali dijuluki sebagai-shufi Adalah Abu Hasyim as-Shufi (w. 150 H)
5.Dasar-dasar dari Al-Qur’an dan Hadits
Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi jalan yang ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan landasan akan urgensi kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur’an yang berbunyi:
Artinya:
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)
Diantara nash-nash al-Qur’an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20
Artinya:
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Jika kita melihat dengan seksama akan sejarah kehidupan Rasulullah Muhammad Saw beserta para sahabat beliau yang telah mendapatkan keridhaan Allah, maka akan ditemukan sikap kezuhudan dan ketawadhu’an yang terpadu dengan ibadah-ibadah baik wajib maupun sunnah bahkan secara individu Rasulullah Saw tidak pernah meninggalkan shalat lail hingga lutut beliau memar akibat kebanyakan berdiri, ruku’ dan sujud di setiap malam dan beliau Saw tidak pernah meninggalkan amalan tersebut hingga akhir hayat beliau Saw, hal ini dilakukan oleh beliau Saw karena kecintaan beliau kepada sang penggenggam jiwa dan alam semesta yang mencintainya Dia-lah Allah yang cinta-Nya tidak pernah terputus kepada orang-orang yang mencintai-Nya.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ
Artinya:
Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa’idy beliau berkata: datang seseorang kepada Rasulullah Saw dan berkata: ‘Wahai Rasulullah ! tunjukkanlah kepadaku sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka Allah akan mencintaiku dan juga manusia’, Rasulullah Saw bersabda: “berlaku zuhudalah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia, maka mereka (manusia) akan mencintaimu”(HR Ibnu Majah)
عَن زَيْدُ بْنُ ثَابِت قال : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Artinya:
Dari Zaid bin Tsabit beliau berkata : Aku mendengarkan Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan berlepas diri dari segala urusannya dan tidaklah ia mendapatkan dari dunia sesuatu apapun keculi apa yang telah di tetapkan baginya. Dan barang siapa yang sangat menjadikan akhirat sebaga tujuannya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh harta kekayaan baginya, dan menjadikan kekayaan itu dalam hatinya, serta mendapatkan dunia sedang ia dalam keadaan tertindas”.(HR Ibnu Majah)
6.Tujuan Tasawuf
Tujuan terpenting Dari sufi ialah agar berada sedekat mungkin dengan Allah. [8] Akan tetapi apabila diperhatikan karakteristik tasawuf, terlihat adanya Tiga Sasaran "Antara" Dari tasawuf, Yaitu:
  1. Tasawuf Yang bertujuan untuk review Pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kestabilan jiwa Yang berkesinambungan, di bawah penguasaan Dan Pengendalian hawa nafsu sehingga Manusia konsisten Dan komitmen Hanya ditunjukan kepada keluhuran moral. Tasawuf Yang moralitas bertujuan, pada umumnya bersifat Praktis.
2.Tasawuf Yang bertujuan ma'rifatullah through penyingkapan Langsung atau Metode al-Kasyf al-Hijab.Tasawuf jenis Penyanyi Sudah bersifat teoritis dengan seperangkat ketentuan khusus Yang diformulasikan Beroperasi sistimatis analitis.
3.Tasawuf Yang bertujuan untuk membahas bagaimana Sistem Pengenalan Dan pendekatan Diri ditunjukan kepada Allah Beroperasi mistis Filosofis, Pengkajian Garis Hubungan antara Tuhan dengan Makhluk, terutama hubungnan Manusia dengan Tuhan Dan apa arti Dekat dengan Tuhan.dalam hal apa Makna Dekat dengan Tuhan itu, Terdapat Tiga simbolisme Yaitu ; Dekat bearti Melihat hal Dan merasakan kehadiran Tuhan hearts hati, Dekat hearts arti berjumpa dengan Tuhan sehingga Terjadi dialog antara Manusia dengan Tuhan Dan Makan Dekat Yang Ketiga Adalah penyatuan Manusia dengan Tuhan sehingga Yang Terjadi Adalah menolong antara Manusia Yang menyatu dengan iradat Tuhan. [9 ]
7.Tasawuf Sunni
Tasawwuf sunni ialah bentuk tasawuf yang memagari dirinya dengan al quran dan al hadis secara ketat, serta mengaitkan ahwal atau keadaan dan makomat (tingkatan ruhaniah) mereka kepada kedua sumber tersewbut.[10]
Dalam kehidupan sehari-hari para pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii dari hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan dan menjauhi hal-hal yang  dapat mengganggu kekhusua’an ibadahnya.
Latar belakang munculnya ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang  melanda para ulama’ fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad  kelima hijriah aliran syi’ah al-islamiyah yang berusaha untuk memngembalikan kepemimpinan kepada keturunan ali bin abi thalib. Dimana syi’ah lebih banyak mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam yang ghaib akan pindah ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, dipihak lain para sufi banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali.
Ajarannya bener-bener menurut al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah islamiah.
1.Lebih cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran.
2.Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
3.Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih berorientasi pada aspek dalam yaitu  cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari egoisme.
8.Tasawuf Falsafi
Secara garis besar tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional. Tasawuf ini menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya,yang berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.[11]
Ibn khaldun dalam maqodimahnya menyimpulkan tasawuf falsafi mempunyai 4 obyek utama, dan menurut Abu Al Wafa bisa dijadikan karakter sufi falsafi yaitu :
1.Latihan rohaniah dengan rasa, intuisi serta intropeksi yang timbul darinya
2.Illumuinasi atau hakikat yang singkat dari alam ghaib
3.      Peristiwa-peristiwa dalam alam maupun kosmos berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekwramatan atau keluarbiasaan
Penciptaan ungkapan-ungkapan yang pengertiannya sepintas samar-samar (syathahiyat).[12]
Ciri umum tasawuf falsafi menurut At-Taftazani adalah ajarannya yang samara-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat difahami oleh siapa aja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. Tasawuf falsafi tidak hanya dipandang sebagai filsafat karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa(dzauq), tetapi tidak dapat pula dikategorikan sebagai tasawuf dalam pengertian yang murni, karena ajarannya sering diungkapkan dalam bahasa filsafat dan lebih berorientasi pada panteisme.
Tasawuf Falsafati yang menjadi obyek diantaranya, latihan rohaniyah dengan rasa, intuisi, serta instroprksi diri yang timbul darinya. Mengenai latihan rohaniah dengan tahapan Maqam maupun keadaan (hal), rohani serta rasa(dhauq) danIluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat robbani, ‘arty, kursi, malaikat, wahyu, kenabian, roh, hakikat realitas segala yang wujud, yang gaib, maupun yang tampak, dan susunan kosmos, terutama tentang penciptaannya. Mengenai iluminasi ini para sufi dan juga filosof tersebut melakukan latihan rohaniah dengan mematikan kekuatan syhwat serta menggairahkan roh dengan jalan menggiatkan Dzikir, dengan dzikir menurut mereka, jiwa dapat memahami hakikat realitas-realitas.

8.Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki merupakan Gabungan ANTARA ilmu tasawuf dan Ilmu akhlak. Tasawuf akhlaki dapat terealissi Utuh JIKA Pengetahuan Dan ibadah tidak ditunjukan kepada Allahdi buktikan hearts Kehidupan sosial. Dalam tasawuf akhlaki mempunyai Tahap Sistem Pembinaan akhlak diantaranya: Takhalli, Tahalli Dan Tajalli.
1.Maksud Takhalli
Takhalli merupakan Langkah Pertama Yang Harus di lakukan Oleh Seorang sufi. Takhalli Adalah usaha membersihkan atau mengosongkan Diri Dari Perilaku Dan akhlak tercela, baik maksiat batin Yang has disebutkan. Maksiat-maksiat Penyanyi Mesti dibersihkan,karena Menurut para sufi semua itu Adalah najis maknawiyah Yang menghalangi Seseorang untuk review can be dekat dengan tuhannya, sebagaiman najis zati Yang menghalangi Seseorang untuk review melakukan ibadah ditunjukan kepada-Nya.
Takhalli Berarti melepaskan Diri Dari ketergantungan ditunjukan kepada kelezatan Hidup di Dunia dengan melenyapkan doprongan hawa nafsu Yang cenderung ditunjukan kepada keburukan.
2.Maksud Tahalli
Tahalli Adalah Upaya Mengisi Dan menghiasi Diri dengan jalan membiasakan Diri dengan sikap, Perilaku, Dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi Penghasilan kena pajak mengosongkan jiwa Dari akhlak-akhlak tercela. Mencari Google Artikel menjalankan ketentuan agama Baik Yang bersifat eksternal (Luar) maupun internal yang (hearts). Yang disebut aspek Luar Adalah Kewajiban-Kewajiban Yang bersifat sholat resmi seperti, puasa, haji d an lain - lain.
Dan adapun Yang bersifat hearts Adalah seperti keimanan, ketaatan Dan kecintaan ditunjukan kepada Tuhan. Apabila Sifat-Sifat buruk has di Buang, kemudian Sifat-Sifat Baik ditanamkan, Maka akan lahirlah Kebiasaan-Kebiasaan baik, akhlak Yang mulia. Berbuat, bertingkah laku, bertindak hearts Bimbingan Sifat-Sifat Yang mulia Yang has ditanamkan hearts Diri.
3.Maksud Tajalli
Untuk review Pemantapan Dan pendalaman materi Yang has dilalui pada fase tahalli, Maka Rangkaian Pendidikan akhlak Selanjutnya Adalah fase tajalli.Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil temuan Yang has Jiwa dan Tubuh organ-organ Yang has terisi dengan butir-butir mutiara akhlak Dan Sudah terbiasa melakukan Perbuatan-Perbuatan Yang luhur tidak berkurang, Maka rasa Ketuhanan Perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan Yang dilakukan dengan Kesadaran optimal Dan rasa kecintaan Yang Mendalam hearts Dirinya akan menumbuhkan rasa rindu ditunjukan kepada-Nya.
Tingkat kesempurnaan kesuciaan jiwa hearts pandangan para sufi Hanya can be diraih through Rasa Cinta ditunjukan kepada Allah. Keberadaan Dekat can be diraih through Rasa Cinta ditunjukan kepada Allah. Dekat dengan Allah Hanya akan dapat dengankebersihan jiwa. Jalan Menuju kedekatan pada Allah * Menurut para sufi can be dilakukan dengan doa usaha Yaitu dengan mulazamah Dan mukhalafah. Dan untuk review memperdalam Dan    melenggangkan rasa kedekatan PADA Tuhan, para sufi mengajarkan hal-hal berikut: Munajat, munasabah, muraqobah, katsrat ad-berzikir, dzikir al-maut, Dan tafakur.
Melandaskan Diri ada Al-Qur'an Dan As-sunah. mereka tidak mau menerjunkan pemahamannya pada Konteks iluar pembahasan Al-Qur'an Dan Hadits
tidak menggunakan Terminologi Terminologi-filsafat sebagaimana Terdapat pada Ungkapan syahadat-syahadat.
Lebih, bersifat mengajarkan dualisme hearts Hubungan antara tuhan Dan Manusia. Dualisme Yang dimaksud disiini Adalah Ajaran Yang mengakui bahwa meskipun Manusia dapat Berhubungan dengan tuhan, sehubungannya Tetap hearts Kerangka Yang berbeda Diantara keduanya, hal esensinya.
Kesenambungan, antar Hakikat Dan syariat.
1. Lebih, terkonsentrasi pada soal Pembinaan, Pendidikan akhlak, Dan Pengobatan jiwa dengan Cara riyadhah (latihan mental) Dan Langkah takhalli, tahalli, tajalli.
2.Tasawuf akhlaki merupakan Gabungan antara ilmu tasawuf dan Ilmu akhlak.

Tokoh-Tokoh Tasawuf Sunni ?
Munculnya aliran-aliran tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Begitu juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara sufi yang mempunyai ajaran sama dengan Tasawuf sunni ( berpegang teguh kepada Qurdis dan shirah nabawiyah) dan menjadi tokoh tasawuf sunni adalah:

1.   Hasan al-Basri.
Hasan al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa, wara’ dan zahid.Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan.Lahir di Madinah pada tahun 21 H tetapi dibesarkan di Wadi al-Qura. Setahun sesudah perang Shiffin dia pindah ke Bashrah dan menetap di sana sampai ia meninggal tahun 110 H. setelah ia menjadi warga Bashrah, ia membuka pengajian disana karena keprihatinannya melihat gaya hidup dan kehidupan masyarakat yang telah terpengaruh oleh duniawi sebagai salah satu ekses dari kemakmuran ekonomi yang dicapai negeri-negeri Islam pada masa itu. Garakan itulah yang menyebabkan Hasan Basri kelak menjadi orang yang sangat berperan dalam pertumbuhan kehidupan sufi di bashrah. Diantara ajarannya yang terpenting adalah zuhud serta khauf dan raja’.
2.   Rabiah Al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al Bashoriyah, juga digelari Ummu al-Khair.Ia lahir di Bashrah tahun 95 H, disebut rabi’ah karena ia puteri ke empat dari anak-anak Ismail. Diceritakan, bahwa sejak masa kanak-kanaknya dia telah hafal Al-Quran dan sangat kuat beribadah serta hidup sederhana.
Cinta kepada Allah adalah satu-satunya cinta menurutnya sehingga ia tidak bersedia mambagi cintanya untuk yang lainnya. Seperti kata-katanya “Cintaku kepada Allah telah menutup hatiku untuk mencintai selain Dia”. Bahkan sewaktu ia ditanyai tentang cintanya kepad Rasulullah SAW, ia menjawab: “Sebenarnya aku sangat mencintai Rasulullah, namun kecintaanku pada al-Khaliq telah melupakanku untuk mencintai siapa saja selain Dia”. Pernyataan ini dipertegas lagi olehnya lagi mealui syair berikut ini: “Daku tenggelam dalam merenung kekasih jiwa, Sirna segalanya selain Dia, Karena kekasih, sirna rasa benci dan murka”.
Mahabbah (Rasa Cinta) Adalah keinginan untuk review memberikan Barang Yang Terbaik Yang dimilikinya yakni Hatinya, ditunjukan kepada kekasih.Cinta adalah Kesatuan Niat, kemauan Dan cita-citanya DENGAN bernyanyi kekasih. [13]
Cinta (mahabbah) ditunjukan kepada Allah Adalah tujuan Puncak Dari Jenjang-Jenjang sufisme.Di dalamnya terkandung Unsur Kepuasan Hati (ridha), Kerinduan (syauq), Dan Keintiman (uns)Ridha mewakili -. pada Satu Sisi - ketaatan Tanpa Disertai adanya penyangkalan, Dari Seorang pecinta Terhadap kehendak Yang Dicinta, syauq Adalah Kerinduan menyanyikan pecinta untuk review Bertemu dengan Kekasih, Dan uns Hubungan Adalah Intim Yang terjalin antara doa kekasih itu spiritual. Dari Tahap Cinta Penyanyi Seorang Ahli akan Langsung Meraih ma'rifat, Dimana besarbesaran akan Mampu menyingkap Keindahan Allah Dan menyatu dengan-Nya, Suatu penyatuan Yang Terjadi Bukan Hanya di Dunia Saja, tetapi abadi Hingga Kehidupan akhirat. [14]
Seorang pecinta, sebagaimana dikatakan Oleh Abu Nashr al-Siraj, berada hearts Tiga al-ahwal (Kondisi atau Tahapan) sebagai berikut: Tahapan Pertama Dari mahabbah Adalah mahabbah al-'Ammah (Cinta kaum awam), Dari Cinta tersebut lahirlah Kebaikan Allah Dan kasih sayang-Nya ditunjukan kepada mereka. Tahapan kedua Adalah mahabbah al-Shadiqin wa al-Mutahaqiqin, Yaitu cintanya orang-orangutan Yang jujur ​​dan Terpercaya.Cinta Penyanyi terlahir karena pandangan hati ditunjukan kepada Kekayaan Allah, Kemuliaan-Nya, Keagungan-Nya, ilmu-Nya, Kekuasaan-Nya.Tahapan Ketiga Adalah mahabbah al-Shiddiqin wa al-'Arifin, Yaitu cintanya kaum orang-orangutan Yang jujur ​​dan Ahli makrifat.Cinta Penyanyi lahir Dari pandangan Dan makrifat mereka differences Sifat qadim-Nya Cinta Allah Tanpa adanya sebab.Oleh karena itu merekapun Mencintai Allah Tanpa sebab. [15]
Rabi'ah dipandang sebagai Pelopor tasawuf mahabbah (Cinta mistik), Yaitu Penyerahan Diri Total ditunjukan kepada "Kekasih" (Allah).Hakikat tasawufnya Adalah habbul-illah (Mencintai Tuhan Allah SWT). [16] Ia Senantiasa Beribadah ditunjukan kepada Allah Tanpa mengharapkan Surga, Yang mengandung Segala kelezatan Bagi nafsu, Dan Bagi pandangan mata.Ia Beribadah also Bukan disebabkan Oleh karena Takut Terhadap neraka Yang apinya menyala-nyala.Sesungguhnya Rabi'ah Adawiyah Beribadah ditunjukan kepada Allah, hearts keadaan Cinta ditunjukan kepada Allah, Cinta Terhadap Dzat-Nya Yang suci. [17]
3.   Dzun Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Sedikit sekali yang dapat diketahui tentang silsilah keturunan dan riwayat pendidikannya karena masih banyak orang yang belum mengungkapkan masalah ini. Namun demikian telah disebut-sebut oleh orang banyak sebagai seorang sufi yang tersohor dan tekemuka diantara sufi-sufi lainnyaapadaabad3Hijriah.

4. Abu Hamid Al-Ghazali
Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad. Karena kedudukan tingginya dalam Islam, dia diberi gelar Hujjatul Islam.Ayahnya, menurut sebagian penulis biografi, bekerja sebagai pemintal wol. Dari itulah, tokoh sufi yang satu ini terkenal dengan al-Ghazzali (yang pemintal wol), sekalipun dia terkenal pula dengan al-Ghazali, sebagaimana diriwayatkan al-Sam’ani dalam karyanya, al-Ansab, yang dinisbatkan pada suatu kawasan yang disebut Ghazalah. Al-Ghazali lahir di Thus, kawasan Khurasan, tahun 450 H (diriwayatkan pula dia lahir pada 451 H). menurut periwayatan al-Subki, dia serta saudaranya menerima pendidikan mistisnya dirumah seorang sufi sahabat ayahnya, setelah ayahnya meninggal dunia.

Tokoh-Tokoh Tasawuf Akhlaki
Para sufi Yang mengembangkan taswuf akhlaki ANTARA berbaring: Hasan al-Basri (21 H - 110 H), al-Muhasibi (165 H - 243 H), al-Qusyairi (376 H - 465 H), Syaikh al-Islam Sultan al- Aulia Abdul Qadir al-Jilani (470-561 H), Hujjatul Islam Abu Hamid al-Gajali (450 H - 505 H), Ibnu Atoilah as-Sakandari Dan lain-lain.
1. Junaid Al-Baghdadi
Nama lengkapnya Adalah Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Kazzaz al-nihawandi. Dia aadalah Seorang putera Pedagang Barang pecah belah Dan Keponakan Surri al-Saqti Serta Teman Akrab Dari Haris al-Muhasibi. Dia Meninggal di Baghdad PADA Tahun 297/910 M. dia termasuk tokoh sufi Yang Luar Biasa, Yang teguh hearts menjalankan syari`at agama, Sangat Mendalam jiwa kesufiannya. Dia Adalah seorang yang faqih Sangat, Sering fatwa Memberi sesuia APA Yang dianutnya, madzhab abu Sauri: Serta Teman Akrab imam Syafi`i.
2.Al-Qusyairi An-Naisabury
Dialah Imam Al-Qusyary an-Naisabury, sufi tokoh Yang Hidup pada Abad Kelima Hijriah. Tepatnya PADA masa Pemerintahan Bani Saljuk. Nama lengkapnya Adalah Abdul Karim al-Qusyairy, nasabnya Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik bin Thalhah bin Muhammad. Ia lahir di Astawa PADA Bulan Rabiul Awal tahun 376 H ATAU 986 M.
Al-Qusyairy Banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, Dari here besarbesaran Menguasai Doktrin Ahlusunnah wal Jama'ah Yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy'ary (w.935 M) Dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan, kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah Yang merupakan karya monumentalnya hearts Bidang Tasawuf -Dan Sering disebut sebai shalat Satu Referensi Utama Tasawuf Yang bercorak Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke Landasan Ahlusunnah Wal Jama'ah. Dia juga penentang keras Doktrin-doktri Aliran Mu'tazilah, Karamiyah, Mujassamah Dan Syi'ah. Karena itu tindakannya, Al-Qusyairy pernah mendekam hearts Penjara selama sebulan LEBIH, differences Perintah Taghrul Bek, karena hasutan Seorang Menteri Yang beraliran Mu'tazilah Yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri

3.Al-Harawi
Nama lengkapnya Adalah Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari. Beliau lahir Tahun 396 H. di Hati, Kawasan Khurasan.Seperti dikatakan Louis Massignon, dia Adalah Seorang faqih Dari madzhab Hambali; Dan karya-karyanya di Bidang dipandang tasawuf amat bermut. sebagai tokoh sufi pada abad Kelima Hijriyah, dia mendasarkan tasawufnya di differences Doktrin Ahl al-Sunnah. ada Bahkan Yang memandangnya sebagai pengasas Gerakan Pembaharuan Dalam tasawuf Dan penentang para sufi Yang Terkenal DENGAN Ungkapan-Ungkapan Yang anah, seperti al-Bustami dan al-Hallaj.

4.Hasan Al Bashri-
Nama lengkapnya Abu Sa'id Al-Hasan Bin Yasar.Beliau Adalah Seorang zahid Yang amat Masyhur di Kalangan tabiin.Dia lahir di Madinah PADA Tahun 21 H (624 M), Dan Meninggal di Basrahpada Tahun 110 (726 M).ayahnya Bernama Zaid Bin Tsabit, Seorang budak Yang kemudian Menjadi Sekertaris Nabi Muhammad Saw, ibunya Adalah hamba Dari Istri Nabi Yaitu Ummu Salamah.
Dan beliau Adalah orangutan Yang Pertama kali memunculkan Ajaran DENGAN SIKAP jiwa Dan rasa cemas (khaul) Dan Harap (raja ') SEBAGAI cirri Kehidupan sufi. * Menurut Al-Bashri, Yang dimaksud DENGAN cemas ATAU Takut Adalah Sesuatu Perasaan Yang Timbul KARENA Banyak berbuat shalat Dan Sering Lalai Kepada Allah. Rasa Takut akan mendorong Seseorang untuk review mempertinggi Nilai Dan kadar pengabdiannya DENGAN Harap (raja '), Ampunan Dan anugerah Allah.

5.Al-Muhasibi
Nama lengkapnya Abu 'Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-Muhasibi.Beliau Terkenal dengna sebutan Al-Muhasibi, beliau lahir di Bashrah, Irak, PADA Tahun 165 H (781 M) Dan beliau Meninggal pada Tahun 243 H (857 M) di Baghdad Irak. Beliau Adalah Seorang sufiDan ulama gede Yang dikenal Dan Menguasai beberapa Bidang ilmu Seperti: Hadits. Dan Fiqih. Dan beliau juga merupakan figur sufi Yang dikenal Senantiasa Menjaga Dan Mawas Diri Terhadap Perbuatan dosa. beliau JUGA Sering kali mengintropeksi Diri * Menurut amal Yang dilakukannya.
Al-Muhasibi   Memandang bahwa jalan Keselamatan Hanya dapat di tempuh melalui ketaqwaan Kepada Allah. Hamka mengutip kata-kata Dari Al-Muhasibi "Barang siapa Yang Telah Bersih Hatinya karena Senantiasa muroqobah Dan ikhlas, Maka akan berhiaslah Lahirnya dengan mujahadah (perjuangan) Dan mengikuti contoh Yang ditinggalkan Rasul Saw a llah".

6.Al-Ghazali
Nama lengkapnya Adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta'us Ath-Thusi Asy-Syafi'i Al-Ghazali. Beliau dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan di kampung Ghazlah. Al-Ghazali lahir pada Tahun 450 H / 1057 M di kampung Ghazlah sebuah kota di Khurasan, Iran. Beliau Meninggal di kota kelahirannya pada Tanggal 19 Desember Tahun 505 H / 1111 M. Di masa hidupnya, bertepatan dengan masa Pemerintahan Perdana Menteri Nizamul Muluk Dari Kerajaan Bani Saljuk. Dan Al-Ghazali mendapat sedangkan gelar "hujjah al-islam".

Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafati

1. Ibn Arabi dan Karyanya
Nama lengkap Ibn ‘Arabi adalah Muhamad bin ‘Ali bin Ahmad bin Abdullah Ath-Tha’I Al-Haitimi. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara, Spanyol pada tahun 560 H, beliau lahir dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan.[1] Ia tinggal di Hizaj dan meninggal pada tahun 638H. Di Sevilla (Spanyol) Ia mempelajari Al-Qur’an, Hadits serta fiqih pada sejumlah murid seorang faqih Andalusia yakni Ibn Hazm Az-Zuhri. Di usiannya 30 Ibn Arabi berkelana ke berbagai kawasan Andalusia dan kawasan Islam bagian Barat dan berguru kepada Abu Madyan, Al-Ghauts At_Talimsari dan Yasmin Musyaniyah (seorang wali dari kalangan perempuan). Kemudian ia bertemu juga dengan Ibn Rusyd, filosof muslim dan tabib istana dinasti Barbar dari Alomond, di Kordova[2]. ia pun dikabarkan mengunjungi Al-Mariyyah, seorang sufi falsafi yang cukup berpengaruh pada zaman itu.
Menurut Ibnu Araby, tarekat sufi dibangun Diatas empat dalam Cabang, yakni: Bawa'its (instrumen Yang membangkitkan jiwa spiritual), Dawa'i (pilar Pendorong ruhani jiwa), Akhlaq, Dan hakikat-hakikat. Sementara Komponen pendorongnya ada Tiga hak.Pertama, hak Allah, Adalah hak untuk review disembah Diposkan hambaNya Dan tidak dimusyriki sedikitpun.Kedua, hak hamba Terhadap sesamanya, yakni hak untuk review mencegah Derita Terhadap Sesama, Dan menciptakan Kebajikan Kepada mereka.Ketiga, hak hamba Terhadap Diri Sendiri, Yaitu menempuh jalan Yang didalamnya kebahagiaan Dan keselamatannya.

2. Al-Jili (1365-1417)
Nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun 1365 M. di Jilan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kaspia dan wafat pada tahun 1417 M. Nama Al-jili diambil dari tempat kelahirannya di Gilan. Ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Bagdad. Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui oleh para ahli sejarah, tetapi sebuah sumber mengatakan bahwa ia pernah melakukan perjalanan ke India tahun 1387 M. kemudian belajar tasawuf di bawah bimbingan Abdul Qadir Al-Jailani, seorang pendiri dan pemimpin tarekat Qadiriyah yang sangat terkenal. Di samping itu, berguru pula pada Syeh Syarafuddin Isma’il bin Ibrahim Al-Jabarti di Zabid (Yaman) pada tahun 1393-1403 M.
Adapun Ajaran-Ajaran tasawuf Falsafi, Menurut Al-Jilli, antara lain:

Ajaran Insan Kamil

3. Ibn Sab’in
Nama lengkapnya Abdul Haqq Ibn Ibrahim Muhamad Ibn Nashr, seorang sufi dan juga filosaof dari Andalusi. Ia di panggil Ibn Sab’in dan digelari Quthbuddin. Dan dikenal pula dengan Abu Muhamad dan mempunyai asal-usul Arab, dan dilahirkan tahun 614 H(1217/11218M) di kawasan Murcia. Dia mempelajari bahasa Arab dan sastra, dia juga mempelajari ilmu agama dari madzhab Maliki, ilmu-ilmu logika, dan filsafat.Ia mengemukakan gurunya bahwa diantara guru-gurunay adalah Ibn Dihaq, yang dikenal juga dengan Ibn Al-Mir’ah. Ibn Sab’in tumbuh dewasa dalam keluarga bangsawan, hidupnya dalam suasana penuh kemuliaan dan berkecukupan tetapi beliau menjauhi kesenangan hidup kemewahan dan kepemimpinan duniawi, lalu hidup sebagai asketis maupun sufi yang mempunyai banyak murid.

Paham Kesatuan Mutlak
Ibnu Sabi'in pengasas sebuah paham hearts Kalangan tasawuf Filosofis Yang dikenal dengan paham Kesatuan Mutlak. Gagasan esensialnya sederhana Yaitu wujud Adalah Satu alias wujud Allah Semata. Wujud Yang lainnya Hanyalah wujud Yang Satu itu Sendiri. Lebih dikenal dengan paham Kesatuan Mutlak. Kesatuan Mutlak Suami,atau Kesatuan murni, ATAU Menguasai, * Menurut Terminologi Ibnu Sabi'in, hampir tidak mugkin mendeskripsikan Kesatuan itu Sendiri.

PENUTUP
  1. Kata tasawuf Mulai dipercakapkan sebagai Satu Istilah Sekitar Akhir abab dua Hijriah Yang dikatkan dengan shalat Satu jenis pakaian kasar Yang disebut Shuff ATAU wol kasar. Namun Dasar-dasar tasawuf sudak ada sejak datangnya agama Islam. Hal itu dapat diketahui Dari Kehidupan Nabi Muhammad saw. Cara Hidup beliau yang diteladani Dan diteruskan Oleh para sahabat. Selama periode Makkiyah, Kesadaran Rasullah spiritual melihat .. Adalah berdasarkan Pengalaman-Pengalaman mistik Yang Jelas Dan pasti, sebagaimana dilukiskan dalam Aquran surah al-Najm: 12-13.
  2. Kalau dalam pencarian akar kata tasawuf sebagai Upaya Awal untuk mendefenisikan tasawuf, Ternyata Sulit untuk menarik Satu kesimpulan yang Tepat. Kesulitan Serupa Ternyata dijumpai pula pada pendefenisian tasawuf.kesulitan itu nampaknya berpangkal pada esesnsi tasawuf sebagai Pengalaman rohaniah Yang hampir tidak mungkin dijelaskan dengan bahasa lisan.
  3. Sementara tujuan Akhir tasawuf itu Sendiri Adalah etika murni atau psikologi murni Yang mencakup:
    1. Penyerahan Diri sepenuhnya ditunjukan kepada kehendak Mutlak Allah.
    2. Penanggalan keinginan-keinginan Pribadi Dan melepaskan Diri Dari Sifat-Sifat jelek.
    3. Pada Pemusatan perenungan Terhadap Tuhan, tiada Yang dicari kecuali Dia.
4.      Ajaran tasawuf dalam Islam sebagaimana yang diterangkan diatas benar-benar berdasarkan al-Qur’an dan al-Sunnah disamping perjalanan spiritual masing-masing sufi menuju Tuhan Yang Maha Esa.
Foot Note
[1] Lihat Ibnu Athaillah al-Iskandariah Syekh ahamd ibn Athaillah, pengubah Abu Jihaduddin Rifqi al-Hanif dengan judul Mempertajam Mata Hati (tt: Bintang Pelajar, 1990), h. 5.
[2] K. Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf (Cet I; Jakarta:.Rineka Cipta, 1997), h. 31.
[3] Sahabuddin, op.cit., h. 13.
[4] Lihat HA Rivay Siregar, Tasawuf, Dari sufisme Klasik Ke Neo-sufisme (Cet I; Jakarta:..PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 36.
[5] Liohat Al-Muhāzib, al-Ri'āyah li al-huquq al-insan; al-Harraj, al-Tariq ilallah; al-Junaid, Dawa 'al-Aywah.
[6] Lihat Ibid., H. 37.
[7] Lihat Nicholson, The Mystic Islam (London: Keqan paul Ltd, 1966), h. 4. nama di lengkapnya Adalah Reynold Alleyne Nicholson Seorang orientalis Barat Yang Ahli hearts Sejarah dan mistikisme hearts Islam.
[8] Ibnu Athaillah al-Iskandariy, al-Hikam, diterjemahkan Oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah al-Hikmah (Cet V; Surabaya:. Balai Buku, 1984), h. 6.
[9] HA Rivay Siregar, op.cit., h. 5
[10] Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal 36
[11] M. Sobirin dan Rosihan Anwar, Kamus Tasawuf, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, hlm. 224
[12] Amin Syukura, Menggugat Tasawuf, pustaka pelajar, yogyakarta, 2002. Hal.40
[13] Ibid.,Hal. 127.
[14] Margaret Smith, MA, Ph.D., Op. Cit., Hal. 101.
[15] Lihat: AJ. Siraaj, AH Mahmoud, op.cit., HAL 127-128.
[16] Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Op. Cit.
[17] AJ. Siraaj, AH Mahmoud, op.cit., HAL 136.

DAFTAR PUSTAKA
1.Fazlur Rahman Islam Diterjemahkan Oleh Ahsin dengan judul IslamBandung.Pustaka, 1984.
2.Al-Iskandariah, Ibnu Athaillah Syekh ahamd ibn. Pengubah Abu Jihaduddin Rifqi al-3.Hanif dengan judul Mempertajam Mata Hati tt:. Bintang Pelajar, 1990.
4._______, Ibnu Athaillah. Al-Hikam.Diterjemahkan Oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah al-Hikmah. Cet. V; Surabaya: Balai Buku, 1984).
5.al-Jaeliy, Al-Syekh Abd al-Karim bin Ibrahim. Insan al-Kamil fi Ma'rifat Awāliri wa al-6.Awā'il. Jilid II. Mesir: syarikah Matba'ah Mustafa- Babil Halabi wa Alādih, 1375 H.
7.al-Manawi, Mustafa Muhammad al-Allamah. Faedul Qadir. Jilid IV. Mesir: Sanabun Maktabah, 1357 H.
8.Nicholson The Mystic Islam London:.. Keqan Paul Ltd, 1966.
9.Permadi, K. Pengantar Ilmu Tasawuf. Cet. SAYA; Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
10.Sahabuddin. Metode Mempelajari Ilmu Tasawuf, * Menurut Ulama Sufi Cet. II; Surabaya: Media Varia Ilmu, 1996.
11.Siregar, HA Rivay. Tasawuf, Dari sufisme Klasik Ke Neo-sufisme. Cet. SAYA; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999.
12.Al-Kalabadzi, al-Ta'arruf li madzhab ahl al-Tashawuf (al-Maktabah al-Kulliyat al Azhariyyah, Kairo, 1969) h. 28
13.Ibrahim Basuni, Nasy'ah al-Tashawuf al-Islami, Juz III (Dar al-Maarif, Mesir, 1119), h. 9
14.Abuddin Nata, Ilmu Kalam, filasafat Dan Tawawuf (Dirasah Islamiyah IV) (Jakarta:. PT Raja Grafindo Persada, 2001), h. 153
15Abdul Mun'im Qandil, Figur Wanita Sufi: Perjalanan Hidup Rabi'ah Al Adawiyah , Surabaya, 1933.
16.AJ.Siraaj, AH Mahmoud, Perawan Suci Dari Basrah: Jenjang sufisme Rabi'ah Adawiyah, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2003.
17.Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 4 , Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997.
18.Dr Abu al-Wafa 'al-Ghanimi al-Taftazami, Sufi Dari Zaman Ke Zaman: Suatu Pengantar TENTANG Tasawuf , Pustaka, Bandung, 1985.
19.Dr. Javad Nurbaksh, Sufi Wanita, Khaniqahi-Nimatullahi Publikasi, New York, 1983.
http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.co.id
tasawufakhlaqi.blogspot.com
https://kuliahpemikiran.wordpress.com
Oleh:Umar Fauzi











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman