BERTAWASSUL
DALAM ISLAM
Adab berdoa kepada Allah diawali dengan bertawassul
KH. Mbah
Maimoen Zubair Hafidzahullaahu berwasiat tentang pentingnya wasilah (Tawassul).
Beliau
mengingatkan bahwa, “yang termasuk orang yang tidak punya adab terhadap Allah
Subhanahu wa Ta’ala itu nak, orang yang selalu berdo’a langsung minta yang
diinginkan tanpa memuji Allah dahulu, tanpa wasilah menggunakan salah satu
Asma’ul Husnahnya Allah tanpa wasilah kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam dahulu, sukanya langsung minta apa yang di inginkan”.
Salah satu
perintah Allah Azza wa Jalla adalah berdoa kepadaNya diawali dengan bertawasul
Firman Allah
Ta’ala yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
carilah jalan (washilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS Al Maa’idah [5]: 35 )”
Pada
hakikatnya hadiah bacaan Al Fatihah, surat Yasin dan surat lainnya bukanlah
“transfer pahala” namun bagian dari tawasul dengan amal kebaikan berupa bacaan
surat sebelum doa inti kepada Allah Azza wa Jalla yang kita panjatkan untuk
ahli kubur maupun kepentingan kita sendiri.
Sedangkan
berdoa kepada Allah diawali bertawassul dengan Rasulullah, Ahlul Bait, Salafush
Sholeh, para Wali Allah maupun guru-guru agama kita terdahulu adalah sebagai
wujud syukur kita kepada mereka sehingga agama Islam sampai kepada kita dan
sekaligus untuk menyambung tali silaturrahmi dengan ahli kubur.
Jadi
bertawassul adalah adab dalam berdoa , yakni berdoa kepada Allah diawali dengan
permohonan keberkahan (bertabarruk) kepada Allah dengan hadiah bacaan surat,
ucapan salam atau pujian bagi ahli kubur ataupun istighatsah dengan menyebut
para Nabi, para kekasih Allah (wali Allah) atau orang-orang sholeh sebelum doa
inti kepada Allah Azza wa Jalla yang dipanjatkan untuk ahli kubur maupun
kepentingan sendiri.
Tabaruk
berasal dari kata al-Barakah. Arti al-Barakah adalah tambahan dan perkembangan dalam
kebaikan / keutamaan (az-Ziyadah Wa an-Nama’ Fi al-Khair) atau sesuatu yang
mempunyai keutamaan (berkat).
Contoh
berdoa kepada Allah untuk kesembuhan, bertawasul dengan bertabarruk atau
berperantara dengan barokah bacaan Al Fatihah
Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya At Tamimi; Telah mengabarkan kepada
kami Husyaim dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa’id Al Khudri
bahwa beberapa orang sahabat melakukan perjalanan jauh dan berhenti untuk
istirahat pada salah satu perkampungan ‘Arab, lalu mereka minta dijamu oleh
penduduk kampung itu. Tetapi penduduk enggan menjamu mereka. Penduduk bertanya
kepada para sahabat; ‘Adakah di antara tuan-tuan yang pandai mantera? Kepala
kampung kami digigit serangga.’ Menjawab seorang sahabat; ‘Ya, ada! Kemudian
dia mendatangi kepala kampung itu dan memanterainya dengan membaca surat Al
Fatihah. Maka kepala kampung itu pun sembuh. Kemudian dia diberi upah kurang
lebih tiga puluh ekor kambing. Tetapi dia enggan menerima seraya mengatakan;
‘Tunggu! Aku akan menanyakannya lebih dahulu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, apakah aku boleh menerimanya.’ Lalu dia datang kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakannya hal itu, katanya; ‘Ya, Rasulullah!
Demi Allah, aku telah memanterai seseorang dengan membacakan surat Al Fatihah.’
Beliau tersenyum mendengar cerita sahabatnya dan bertanya: ‘Bagaimana engkau
tahu Al Fatihah itu mantera? ‘ Kemudian sabda beliau pula: ‘Terimalah pemberian
mereka itu, dan berilah aku bagian bersama-sama denganmu.’ Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Abu Bakr bin Nafi’ keduanya dari Ghundar
Muhammad bin Ja’far dari Syu’bah dari Abu Bisyr melalui jalur ini, dia
menyebutkan di dalam Haditsnya; ‘Kemudian orang itu mulai membacakan Ummul
Qur’an, dan mengumpulkan ludahnya lalu memuntahkannya, setelah itu orang itu
sembuh. (HR Muslim 4080)
Contoh
berdoa kepada Allah meminta kesembuhan, bertawassul dengan bertabarruk atau
berperantara dengan barokah Mu’awwidzat (surat Al Ikhlas, An Nas dan Al Falaq)
Telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu
Syihab dari Urwah dari Aisyah radliallahu ‘anha, bahwasanya; Apabila Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menderita sakit, maka beliau membacakan Al
Mu’awwidzaat untuk dirinya sendiri, lalu beliau meniupkannya. Dan ketika
sakitnya parah, maka akulah yang membacakannya pada beliau, lalu mengusapkan
dengan menggunakan tangannya guna mengharap keberkahannya. (HR Bukhari 4629)
Contoh
berdoa kepada Allah untuk kesembuhan, bertawasul dengan bertabarruk atau
berperantara dengan “ludah sebagian kami” yakni ludah hambaNya yang telah
meraih maqom (derajat) disisiNya.
Telah
menceritakan kepadaku Shadaqah bin Al Fadl telah mengabarkan kepada kami Ibnu
‘Uyainah dari ‘Abdurrabbihi bin Sa’id dari ‘Amrah dari ‘Aisyah dia berkata;
Biasanya dalam meruqyah, beliau membaca: BISMILLAHI TURBATU ARDLINA BI RIIQATI
BA’DLINA YUSYFAA SAQIIMUNA BI IDZNI RABBINA (Dengan nama Allah, Debu tanah kami
dengan ludah sebagian kami semoga sembuh orang yang sakit dari kami dengan izin
Rabb kami (HR Bukhari 5304)
Contoh
berdoa kepada Allah untuk kesembuhan, bertawasul dengan bertabarruk atau
berperantara dengan barokah jubah atau gamis
Firman Allah
Ta’ala yang artinya,
“Pergilah
kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku,
nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku” (QS
Yusuf [12]:93)
Setelah itu,
ia meneruskan ucapannya; ‘Jubah ini dahulu ada pada Aisyah hingga ia meninggal
dunia. Setelah ia meninggal dunia, maka aku pun mengambilnya. Dan dahulu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering mengenakannya. Lalu kami pun
mencuci dan membersihkannya untuk orang sakit agar ia lekas sembuh dengan
mengenakannya. (HR Muslim 3855)
Begitupula
yang sudah kita kenal adalah sunnah Rasulullah bertawasul (beperantara) sebelum
doa inti yang dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla dengan permohonan
keberkahan (bertabarruk) kepada Allah dengan tempat seperti Multazam, Raudah,
Hijr Ismail, Hajar Aswad, Maqom Ibrahim (tempat pijakan Nabi Ibrahim
Alaihisalam) dan lain lain.
Contoh
berdoa kepada Allah untuk kesembuhan, bertawasul dengan bertabarruk atau
berperantara dengan barokah menyebut nama orang yang dicintai dari para kekasih
Allah (Wali Allah)
Dari Al
Haitsam ibn Khanas, ia berkata, “Saya berada bersama Abdullah Ibn Umar. Lalu
kaki Abdullah mengalami kram. “Sebutlah orang yang paling kamu cintai !”, saran
seorang lelaki kepadanya. “Yaa Muhammad,” ucap Abdullah. Maka seolah-olah ia
terlepas dari ikatan.
Dari
Mujahid, ia berkata, “Seorang lelaki yang berada dekat Ibnu Abbas mengalami
kram pada kakinya. “Sebutkan nama orang yang paling kamu cintai,” kata Ibnu
Abbas kepadanya. Lalu lelaki itu menyebut nama Muhammad dan akhirnya hilanglah
rasa sakit akibat kram pada kakinya.
Umat Islam
setiap hari selalu bertawasul dengan Rasulullah yang sudah wafat dengan
mengucapkan “ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN-NABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH,”
Sejak dahulu
kala, para Sahabat bertawasul dengan penduduk langit yakni para malaikat dan
kaum muslim yang meraih manzilah (maqom/derajat) disisiNya yakni orang-orang
shalih baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup
Jakarta 8/6/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar