Kamis, 26 November 2015

TASAWUF AL-GHAZALI




MENITI TASAWUF IMAM GHAZALI ?


Muqaddimah
Tasawuf sebagai salah satu ilmu esoterik islam memang selalu menarik untuk diperbincangkan. Terlebih pada saat ini dimana masyarakat seakan mengalami banyak masalah sehingga tasawuf dianggaap sebagai satu obat manjur untuk mengobati kehampaan tersebut.
Terlepas dari banyaknya pro dan kontra seputar asal mula munculnya tasawuf harus kita akui bahwa nilai-nilai tasawuf memang sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Setidaknya tasawuf pada saat itu terlihat dari tingkah laku nabi yang pada akhirnya kita namakan dengan nilai-nilai sufi. Hal tersebut sangatlah wajar karena misi terpenting nabi adalah untuk memperbaiki dan sekaligus meyempurnakan akhlak masyarakat arab dulu.
Diantara salah satu tokoh tasawuf islam yang sangat terkenal adalah Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al-Thusi atau yang kita kenal dengan sebutan Imam Al-Ghazali. Beliau telah berhasil menggagas kaedah-kaedah tasawuf yang terkumpul dalam karya yang terkenal Ihya’ U’lum al-Din (The Revival of Religion Sciences). Karya al-Ghazali ini dianggap sebagai jembatan yang mendamaikan syari’at dengan tasawuf yang sempat mengalami clash pada zaman itu.
AjaranTasawuf-Al-Ghazali ?

Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf sunni berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlu Al Sunnah wa Al-jama’ah. Corak tasawufnya adalah psikomoral yang mengutamakan pendidikan moral yang dapat di lihat dalam karya-karyanya seperti Ihya’ullum, Al-Din, Minhaj Al-‘Abidin, Mizan Al-Amal, Bidayah Al Hidayah, M’raj Al Salikin, Ayyuhal Wlad. Al Ghazali menilai negatif terhadap syathahat dan ia sangat menolak paham hulul dan utihad (kesatuan wujud), untuk itu ia menyodorkan paham baru tentang ma’rifat, yakni pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya:
a. Pandangan Al-Ghazali tentang Ma’rifat
Menurut Al-Ghazali, ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada, alat untuk memperoleh ma’rifat bersandar pada sir-qolb dan roh. Pada saat sir, qalb dan roh yang telah suci dan kosong itu dilimpahi cahaya Tuhan dan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, kelak keduanya akan mengalami iluminasi (kasyf) dari Allah dengan menurunkan cahayanya kepada sang sufi sehingga yang dilihatnya hanyalah Allah, di sini sampailah ia ke tingkat ma’rifat.
b. PandanganAl-Ghazalitentang-As-As’adah
Menurut Al-Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi adalah melihat Allah (ru’yatullah) di dalam kitab Kimiya As-Sa’adah, ia menjelaskan bahwa As-Sa’adah (kebahagiaan) itu sesuai dengan watak (tabiat). Sedangkan watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaannya; nikmatnya mata terletak pada ketika melihat gambar yang bagus dan indah, nikmatnya telinga terletak ketika mendengar suara merdu.
Konsep Ma’rifat al-Ghazali ?
Konsep ma’rifat merupakan bagian dari finalitas maqomat seorang sufi. Setelah seorang sufi melewati berbagai maqom mulai dari taubah, wira’i, zuhud, faqru, sabar, tawakal, dan ridho maka sampailah ia pada satu tsamroh atau hasil dari perjalanan kesufian tersebut. Tsamroh itulah yang dalam kitab Ihya’ U’lum al-Din di namakan dengan mahabatullah.[5]
Keterikatan antara ‘mahabbah’ dan makrifat dalam pemikiran sufisme amat erat seolah sepasang kembar yang tak dapat dipisahkan baik subtansi maupun sifat-sifatnya. Dari makrifat lahir mahabbah, cinta. Tiada pengenalan yang tidak melahirkan cinta. Ini berlaku dalam setiap taraf spritual.
Menurut al-Ghazali proses mengenal Allah tidak dapat dilakukan hanya dengan menggunakn akal sebagaimana yang diyakini oleh para kaum filsafat. Al-Ghazali mengaatakan bahwa pengenalan Allah dengan dhauq atau perantara intuitif (batini) akan lebih dapat memberikan keyakinan dan ketenangan spiritual dari pada hanya sebatas bersandar dengan akal.
Proses ma’rifat (pengenalan) seseorang kepada tuhannya untuk mencapai mahabbah berbeda-beda. Al-Ghazali membagi kelompok orang-orang yang sampai pada tingkat ma’rifat dan mahabbah kepada dua tingkatan yaitu pertama tingkatan seseorang yang kuat dalam ma’rifat. Dia adalah seseorang yang menjadikan Tuhan sebagai awal ma’rifatnya dan kemudian dengan ma’rifat itu ia mengenal segala sesuatu yang selain Tuhan. Kedua adalah tingkatan seseorang yang lemah ma’rifatnya. Yaitu seseorang yang bermula dengan mengenal ciptaan Tuhan kemudian dengan ma’rifatnya ia mengenal Tuhan.[6]
Pandangan Imam Al-Ghazali TENTANG Syari'at ?

Imam Al-Ghazali teguh memegangi syari'at, Tashawwuf dilakukan DENGAN memegang teguh Dan mengamalkan Al-Qur'an Dan As-Sunnah, s ehingga hearts Perilaku Dan ucapannya, besarbesaran mengatakan; "Seorang arif sejati mengatakan," jika kamu Melihat hal Seorang Manusia Mampu Terbang di awang-awang Dan Mampu Berjalan di differences udara, tetapi besarbesaran melakukan Perbuatan Yang bertentangan DENGAN syari'at, Maka ketahuilah dia ITU setan . " [39] Dan s ecara Terus terang besarbesaran menyatakan; Seseorang Yang Telah get penyingkapan (Kasyf) Dan penyaksian (musyahadah) Tidak layak mengeluarkan Suatu ucapan Yang bertentangan DENGAN aqidah Islam, yakni aqidah tauhid murni Yang membedakan mana Tuhan Dan mana hamba, Serta menegaskan bahwa Tuhan Adalah Tuhan Dan hamba Adalah hamba. Itulah aqidah Yang dipegang teguh Al-Ghazali. [40] Lebih, JAUH, Al-Ghazali menyatakan; bahwa kebersatuan DENGAN Tuhan (ittihad) SECARA TIDAK rasional mungkin Terjadi.

Dari Susunan Ihya '' Ulum al-Dien tergambar pokok Pikiran Al-Ghazali Mengenai Hubungan syariat Dan hakekat ATAU tasawuf; S ebelum mempelajari Dan mengamalkan tasawuf orangutan Harus memperdalam ilmu TENTANG syari'at Dan aqidah telebih PT KARYA CIPTA PUTRA. TIDAK Hanya ITU, dia Harus konsekuwen menjalankan syari'at DENGAN tekun Dan Sempurna. Sesudah menjalankan syari'at DENGAN Tertib Dan Penuh pengertian, baru dimulai mempelajari tarekat. Yaitu TENTANG Mawas Diri, Pengendalian nafsu-nafsu, Dan menjalankan dzikir, Hingga akhirnya BERHASIL mencapai ilmu kasyfi ATAU penghayatan ma'rifat.
Pandangan Imam Al-Ghazali TENTANG Ma'rifat ?
* Menurut Imam Al-Ghazali, ma'rifat Adalah mengetahui rahasia Allah Dan mengetahui Peraturan-Peraturan Tuhan TENTANG Segala Yang ADA, alat untuk review memperoleh ma'rifat bersandar PADA sir-qolb Dan roh. Saat Pak, qalb Dan roh Yang Telah suci Dan kosong ITU dilimpahi cahaya Tuhan Dan DAPAT mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, Kelak keduanya akan mengalami iluminasi (Kasyf) dari Allah DENGAN Menurunkan cahayanya Kepada menyanyikan sufi Hingga Yang dilihatnya Hanya Allah, here sampailah besarbesaran KE Tingkat ma'rifat.
* Menurut Al-Ghazali Proses Mengenal Allah TIDAK DAPAT Hanya DENGAN menggunakan akal sebagaimana Yang Diposkan Diyakini para kaum filsafat, bahwa Pengenalan Allah DENGAN dhauq ATAU Perantara intuitif (Batini) akan LEBIH DAPAT memberikan Keyakinan Dan Ketenangan spiritual daripada Hanya sebatas bersandar DENGAN akal. Untuk Sampai PADA mahabbah Dan ma'rifat Yang Sempurna Kepada Tuhan tentunya Seorang sufi terlebih PT KARYA CIPTA PUTRA Harus melewati Berbagi Maqom Dan melewati Batas fana '.
Fana 'merupakan Satu Istilah Yang menggambarkan Seorang sufi Yang Telah melakukan Proses takhalli Dan tahalli. Orang Yang Mencintai Tuhan akan berusaha bertakhalli (membersihkan Diri Dan jiwa Dari Segala macam Sifat Yang dibenci Tuhan). BeGiTu JUGA sebaliknya Penghasilan kena pajak Seorang sufi melakukan tahkalli (Pembersihan) Maka besarbesaran akan Mengisi hidupnya DENGAN Sifat-Sifat Yang Dicintai Diposkan Tuhan ATAU bertahalli.
Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumudin membuat sistematika maqamat dengan taubat – sabar – faqir – zuhud – tawakal – mahabah – ma’rifat dan ridha. At Thusi menjelaskan maqamat sebagai berikut : Al Taubat – Wara – Zuhud – faqir – sabar – ridha – tawakal – ma’rifat. Al Kalabadhi (w. 990/5) didalam kitabnya “Al taaruf Li Madzhab Ahl Tasawuf” menjelaskan ada sekitar 10 maqamat : Taubat – zuhud – sabar – faqir – dipercaya – tawadhu (rendah hati) – tawakal – ridho – mahabbah (cinta) -dan ma’rifat.
Footnote
[5] Tasawuf, Harun Nasution. Makalah Paramadina hal 4
[6] Ihya’ U’lum al-Din, Abu Hamid al- Ghazali.jilid 4 Hal 235
Sumber:1.tentangimamal-ghazali.blogspot.com
2.https://elmisbah.wordpress.com

3.https://guzzaairulhaq.wordpress.com
Jakarta 27/11/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman