Rabu, 01 Juli 2015

BAHAYA RIYA'




MENJAUHI PRILAKU RIYA’ ?


عن شدّاد بن اوس – رضى الله عنه – انّه سمع النّبيّ صلّى الله عليه وسلم يقول : من صام يرائى فقد اشرك, ومن صلّى يرائى فقد اشرك, ومن تصدّق يرائى فقد اشرك ( رواه البيهقى)
Artinya : Dari Syaddad bin Aus ra., bahwa ia mendengar Nabi bersabda : “Barang siapa berpuasa dengan berbuat riya’, maka sungguh ia telah berbuat syirik, barang siapa mengerjakan sholat dengan berbuat riya’, maka sungguh ia telah berbuat syirik, dan barang siapa bersedekah dengan berbuat riya’, maka sungguh ia telah berbuat syirik” ( HR. Baihaqi)

عن محمود بن لبيد قال : خرج النّبيّ صلّى الله عليه و سلّم فقال : ايّها النّاس ! ايّاكم والشّرك السّرائر ! قالوا : يارسول الله وما شرك السّرائر ؟ قال يقوم الرّجل فيصلّى فيزيِّن صلاته جاهدا لما يرى من نظر النّاس اليه فدالك شرك السّرائر. (رواه ابن خزيمة)
Artinya : Dari Mahmud bin Labid, ia berkata : Nabi SAW keluar seraya bersabda “ Wahai manusia, jahuilah oleh kalian syirik yang tersembunyi…!” Mereka bertanya : Wahai Rasulullah, apakah itu syirik yang tersembunyi..?” Nabi bersabda : “ Seorang berdiri mengerjakan shalat, lalu membagusi shalatnya dengan sungguh-sungguh karena ia melihat perhatian orang terhadap dirinya, maka itulah syirik yang tersembunyi” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Muqaddimah

Menurut Alquran surat al-Ma’un,  riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat/manusia.

Bahaya sifat riya Allah ta’ala menciptakan manusia dan jin untuk suatu tujuan yang agung, yaitu beribadah hanya kepada-Nya.

Allah ta’ala berfirman “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56). Tidak cukup sampai disitu, Allah ta’ala berfirman “Dan tidaklah mereka diperintah kecuali supaya mereka menyembah Allah dalam keadaan mengikhlaskan agama untuk-Nya…” (QS. Al Bayyinah: 5).

Rasulullah saw bersabda: “sesungguhnya yang paling ku takutkan dari yang ku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya , “wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu? ” beliau menjawab, “riya’.” Allah berfirman kepada mereka kelak pada hari qiyamat, tetkala memberikan balasan amal-amal manuisa,” pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ di dunia apakah kalian mendapatkan balasan dari sisi mereka?” (Diriwayatkan Ahmad)

“Oleh karena itu riya’ sangat berbahaya dan dapat menyerang siapa saja, kapanpun, dan dimanapun. Rasulullah bersabda : “maukah aku tunjukan sesuatu yang lebih aku takutkan kepadamu daripada al-Masih dan ad-Dajjal? Yaitu syirik yang tersembunyi, seorang berdiri mengerjakan shalat lalu ia menghiasinya karena ada yang melihatnya.” (Riwayat Ibnu Majah),”
Bahayanya Riya’ ?
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ z قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ, فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأََ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ, قَالَ: كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ, ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ. رواه مسلم (1905) وغيره

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari' (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’”

Bahaya riya’ yang pertama, dapat menghapus amal shalih. Seperti yang disampakan di atas, yaitu seseorang yang melaukan perintah Allah akan tetapi ia memasukan sifat riya’ ketika melakukan amalan tersebut dan hal itu menyebabkan amalan yang seharusnya mendapatkan pahala, akan tetapi menjadi amalan yang sia-sia. Amalan yang shalih itu menjadi amalan yang kosong dan tidak memiliki nilai di mata sang khalik. Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya yang paling ku takutkan dari yang ku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya , “wahai rasulullah, apakah syirik kecil itu? ” beliau menjawab, “riya’.” Allah berfirman kepada mereka kelak pada hari qiyamat, tetkala memberikan balasan amal-amal manuisa,” pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ di dunia apakah kalian mendapatkan balasan dari sisi mereka?” (diriwayatkan Ahmad dan Al-Baghawy)

Bahaya Riya’ yang kedua, riya’ adalah penyakit yang tersembunyi. Karena penyakit riya’ itu tidak tampak dan hanya pelakunya sajalah yang tahu, maka sangatlah sulit untuk mengetahui siapa yang terkena penyakit riya’ ini, oleh karena itu riya’ sangat berbahaya dan dapat menyerang siapa saja, kapanpun, dan dimanapun. Rasulullah bersabda : “maukah aku tunjukan sesuatu yang lebih aku takutkan kepadamu dari pada al-Masih dan ad-Dajjal? Yaitu syiruik yang tersembunyi, seorang berdiri mengerjakan shalat lalu ia menghiasinya karena ada yang melihatnya.” (Riwayat Ibnu Majah)

Bahaya riya’ yang ketiga yaitu riya’ dapat menambah kesesatan. Sudah sangat jelas sekali jika ada seseorang yang terjangkit penyakit riya’ maka penyakit tersebut akan menggerogoti jiwanya dan menyerang seluruh elemen yang ada di dalam tubuhnya terutama hati. Riya’ merupakan penyakit yang sukar disembuhkan, sehingga bagi orang yang telah terkena penyakit ini akan terus menerus menjalankan riya’ dalan kehidupannya sehingga ia akan terus menerus masuk kedalam kesesatan tersebut. Allah berfiraman dalam al-Quran :

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabakan mereka berdusta.” (QS. Al-baqarah [2] : 9-10)
Para Salaf Menghindari Riya’ ?
  • Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Ada orang yang telah menghafalkan Al Qur’an namun tetangganya tidak tahu. Ada juga yang telah memahami banyak persoalan agama namun orang lain tidak tahu. Ada juga yang berdiri lama untuk shalat di rumahnya namun orang yang ada di sekitarnya tidak tahu. Sungguh, saya telah bertemu dengan sekelompok orang yang jika mereka mampu melakukan amalan secara sembunyi-sembunyi, mereka tidak akan pernah melakukannya di depan umum”
  • Al A’masy mengatakan, “Hudzaifah pernah menangis dalam shalatnya. Setelah selesai shalat, ia kemudian menoleh. Ternyata ada orang lain di belakangnya. Ia pun mengatakan, ‘Kamu jangan beritahu siapa-siapa (tentang tangisanku tadi)!’ ”
  • Muhammad bin Wasi’ mengatakan, “Ada orang yang selalu menangis (karena takut kepada Allah) selama 20 tahun, namun istrinya tidak tahu sama sekali”
  • Bakr bin Maa‘iz mengatakan, “Ar Rabi’ tidak pernah shalat sunnah di masjid kecuali sekali saja”
  • Dari Sufyan, dikisahkan bahwa Ar Rabi’ bin Khutsaim jika kedatangan tamu sedangkan ia sedang membaca Al Qur’an, maka ia menutupi Al Qur’an nya dengan bajunya
  • Abu Hamzah Ats Tsumaliy mengatakan, “ ‘Ali bin Al Husain dahulu memanggul sekarung roti di malam hari (agar tidak terlihat orang) lalu bersedekah dengannya. Ia mengatakan, ‘Sesungguhnya sedekah sembunyi-sembunyi bisa meredakan amarah Allah ‘Azza wa Jalla’
  • Bustham bin Harits mengatakan, “Apabila Ayyub terenyuh hatinya (karena ketaqwaaan) hingga menggenanglah air mata di pelupuk matanya, ia akan menyembunyikan tangisannya di depan teman-temannya. Ia pun menutup hidungnya seolah sedang pilek. Jika khawatir akan menangis, ia bangkit dan menjauh dari teman-temannya (agar tangisannya tidak diketahui)”
Ikhtitam
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَاءُ ، يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جَزَى النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوْا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُوْنَ فِيْ الدُّنْيَا ، فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزاَءً ؟!

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya'. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya' kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?" [HR Ahmad, V/428-429 dan al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, XIV/324, no. 4135 dari Mahmud bin Labid. Lihat Silsilah Ahaadits Shahiihah, no. 951]
Sumber:1.http://buletin.muslim.or.id
2.http://ponpesdaarettaqwa.blogspot.com
Jakarta 1/7/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman