Selasa, 28 April 2015

KASIH SAYANG IBU




KEMULIAAN SEORANG IBU DALAM ISLAM ?


Dari Abi Umamah ia berkata: “Ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang-tua atas anak mereka?” Rasulullah shollallahu ‘alaih wa sallam bersabda: “Keduanya (merupakan) surgamu dan nerakamu.” (HR Ibnu Majah)
Muqaddimah
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ‘alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ‘amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ‘alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ‘amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar)
Islam mengajarkan bahwa kaum ibu merupakan fihak yang sangat istimewa dan tinggi derajatnya. Oleh karena itu kita sangat akrab dengan hadits yang menjelaskan keharusan seorang sahabat agar memprioritaskan berbuat baik kepada ibunya. Bahkan Nabi shollallahu ‘alaih wa sallam menyebutkan keharusan tersebut sebanyak tiga kali sebelum beliau akhirnya juga menganjurkan sahabat tadi agar berbuat baik kepada ayahnya. Jadi ibaratnya keharusan menghormati dan berbuat baik seorang anak kepada ibunya sepatutnya lebih banyak tiga kali lipat daripada penghormatan dan perilaku baiknya terhadap sang ayah.
Bahaz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kepada siapa aku berbuat kebaikan?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ibumu.” Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: “Ayahmu, lalu yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Jasa ibu dalam Islam ?
Imam Al-Qurthubi dalam penjelasannya, bahwa Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang Ibu dalam Islam, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Sedangkan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah berkata dalam kitabnya al-Kabaair :
  • Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
  • Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
  • Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
  • Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.
  • Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
  • Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
  • Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
  • Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
  • Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
  • Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
  • Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
  • Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
  • Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
  • Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
  • Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
  • Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
  • Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
  • Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
  • Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
  • Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
    (Akan dikatakan kepadanya),
Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak ?
1. Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan
    Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim).
2. Menampakkan kegembiraan ketika anak dilahirkan
    Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 42:49-50),
     Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburnya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (QS 16:58-59)
3. Adzan ditelinga anak yang dilahirkan
    Dari Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
4. Menyuapi anak yang dilahirkan dengan kurma yang dimamah
    Asma binti Abu Bakar ra meriwayatkan bahwa dia mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah, ia berkata: Saya pergi dalam keadaan sempurna kandungan, lalu saya datang ke Madinah dan singgah di Quba, lalu melahirkan di Quba. Kemudian membawanya pada Rasulullah SAW, beliau meletakkannya di pangkuannya. Kemudian minta dibawakan kurma, lalu mengunyah kurma itu dan beliau meludahi mulutnya. Jadi yang masuk pertama kali ke dalam perutnya adalah ludah Rasulullah SAW, kemudian beliau menyuapinya dan mendoakan keberkahan kepadanya"(HR. Bukhari dan Muslim).
5. Memberikan nama yang baik
   "Kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Menyembelih aqiqah, mencukur rambut anak
   "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. Samirah)
7. Mengkhitan
    Diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa: Rasulullah SAW bersabda: "Fitrah itu ada lima: Khitanan, mencukur bulu-bulu yang tumbuh disekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. (Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah amaliyyah untuk mensucikan badan dan menghiasi penampilan, pangkal fitrah badan adalah khitan)
8. Menyusui
    "Para Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". (QS 2:233)
9.Memberikan nafkah
     Dari 'Aisyah bahwa Hindun binti 'uthbah pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sofyan adalah orang yang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, sehingga aku mesti mengambil dari padanya tanpa sepengetahuannya".  Maka Rasulullah bersabda: "Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim)
10.Menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap anak
     "Barang siapa yang baginya mempunyai tiga anak perempuan, ia menempatkan mereka dengan baik-baik, kasih sayang atas mereka dan memberikan pendidikan atas mereka, wajiblah baginya masuk syurga" (Riwayat Imam Ahmad. Al Bazzar dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra)
11.Menyamakan pemberian kepada anak
      "Samakanlah pemberian kepada anak-anakmu! Sekiranya aku dibolehkan melebihkan seorang anak dari yang lain, niscaya aku akan lebihkan pemberian kepada anak perempuan' (HR. Thabrani)
JAKARTA 29/4/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman