MUSLIM ITU MULIA ?
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia [HR. at-Tirmidzi no. 1987 dari Abu Dzar, dan beliau menilai hadits ini hasan shahih]
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ؛ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia membantu saudaranya [HR. Muslim no. 6793dari Abu Hurairah]
Muqaddimah
Islam Sebagai agama sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tentunya Islam tidak melewatkan pembahasan akhlak dalam ajarannya. Begitu banyak dalil dalam al-Qur'ân maupun Sunnah yang memerintahkan kita untuk berakhlak mulia. Di antaranya:
Firman Allâh Azza wa Jalla tatkala memuji Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur [al-Qalam/ : 4]
Juga sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Pergaulilah manusia dengan akhlak mulia [HR. at-Tirmidzi no. 1987 dari Abu Dzar, dan beliau menilai hadits ini hasan shahih]
Akhlak Terpuji ?
1.Akhlak Adil
Adil merupakan perintah Allah yang
tertuang dalam QS. An Nahl :90 yang artinya: “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum
kerabat”.
Allah SWT juga menyebutkan bahwa Dia
mencintai orang - orang yang adil. “ Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
berlaku adil”. (QS. ALl Mumtahanah :8).
2.Akhlak Ihsan
Ihsan (berbuat baik) adalah ikhlas
dalam beramal shaleh yang sebaik - baiknya tanpa diiringi dengan riya’
atau sum’ah (sum’ah : Ingin kedengaran orang lain dalam hal beramal).
Seorang muslim tidak memandang ihsan
sebagai akhlak terpuji saja tetapi juga bagian dari aqidahnya. ikhsan dalam
pergaulan adalah bergaul yang baik dengan semua orang.
3.Akhlak kasih sayang
Kasih sayang merupakan akhlak terpuji yang melembutkan akhlak
tercela seseorang, berusaha menghilangkannya dan menyesali kesalahan -
kesalahannya. Kasih sayang merupakan sifat Allah SWT dan salah satu Asma Ul
Husna Allah SWT yaitu yang maha pengasih
lagi maha penyayang.
Adapun tempat tumbuhnya Kasih sayang
adalah dari kesucian diri dan ruh. ketika ia beramal saleh, menjauhi keburukan
dan tidak berbuat kerusakan merupakan proses penyucian diri dan ruhnya. Barang
siapa yang membiasakan hal tersebut maka kasih sayang tak akan lepas dari
hatinya.
4.Akhlak Malu
Kata malu dalam Bahasa Arab adalah al
haya yang berarti hidup. Hati yang hidup
tentu orangnya pemalu karena ia mencegah setiap keburukan yang meusak hati itu sendiri.
Aisyah ra. berkata, “Akhlak yang
mulia itu sepuluh: berkata jujur, lisan yang jujur, menunaikan amanah,
silaturrahmi, memberi upah buruh, memberi kebajikan, tidak menjelekkan
tetangga, tidak menjelekkan teman, menghormati tamu. Dan pangkal dari semua ini
adalah malu”.
Malu merupakan akhlak yang paling
menonjol dan paling berperan dalam menjaga diri dari segala keburukan. Para
ulama mengatakan, “ Sebenarnya malu itu akhlak yang mengekang perbuatan buruk
dan menjauhkan diri dari merampas hak orang lain”.
5.Akhlak Menjaga Kehormatan
Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang menjaga
kehormatan, ia akan dijaga kehormatannya oleh Allah, barangsiapa yang merasa
cukup, ia akan dicukupkan oleh Allah dan barangsiapa yang sabar, ia akan diberi
kesabaran oleh Allah”.
6.Akhlak Jujur
Jujur yaitu mengatakan sesuatu apa
adanya. Jujur merupakan akhlak
terpuji yang paling penting serta
memerlukan kesungguhan untuk teguh kepadanya. Allah SWT telah menciptakan langit
dan bumi dengan jujur dan menyuruh manusia membangun hidup mereka di atas
kejujuran. Karena itu, manusia jangan berkata atau berbuat kecuali yang jujur.
Jatuhnya manusia adalah hilangnya
sifat jujur dan larut dalam dusta serta prasangka yang menjauhkan mereka dari
dari jalan lurus. Karena itu, berpegang teguh kepada kejujuran dalam setiap
perkataan dan perbuatan merupakan jantung akhlak seorang muslim dan symbol
keteguhan budi pekerti secara lahir batin.
7.Akhlak Amanah
Amanah menurut syari’ah adalah
menyimpan rahasia, menyampaikan hasil musyawarah kepada anggota secara murni dan menyampaikan
secara jujur apa - apa yang dititipkan oleh orang lain. Adapun hikmah bersikap
amanah adalah :
Orang yang amanah itu dicintai oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya
Allah menyediakan pahala yang besar
bagi yang manah yaitu surga firdaus.
Membawa kepercayaan, ketentraman di
tengah - tengah masyarakat, dan memperkokoh tali persaudaraan dan tolong
menolong di antara mereka.
8.Akhlak Sabar
Sabar atau tahan dengan berbagai
cobaan Allah serta hanya mencari ridha-Nya atau sabar adalah kondisi dalam diri
atas sesuatu yang tak diinginkan dengan rela dan berserah. Sabar merupakan
akhlak terpuji yang diperlukan seorang muslim dalam menjalankan agama dan
dunianya. Karena itu ia mesti tahan dengan berbagai penderitaan tanpa harus
merintih.
9.Akhlak Tawadhu
Tawadhu atau rendah hati atau
perasaan lembut yang dapat memperkokoh persaudaraan sesame manusia. Kebalikan
dari Twadhu adalah sombong. Allah SWT berfirman :
“Dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya kamu sekali - kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali - kali kamu tak dapat setinggi gunung”. (QS. Al
Israaa: 37).
10.Akhlak pemaaf
Allah SWT berfirman dalam QS. Al
Hijr: 85 “Maka maafkanlah (mereka ) dengan cara yang baik”.
Memaafkan adalah merelakan tanpa
menegur. ”Dan orang - orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan
orang. Allah menyukai orang - orang yang berbuat kebajikan”.(QS. Ali Imran:
134). Jadi, memaafkan itu berkaitan dengan menahan marah dan berbuat kebajikan.
Tak ada yang lebih menentramkan diri dan menenangkan pandangan kecuali hati
yang damai serta jauh dari dengki. Sedangkan hati yang tidak mau memaafkan akan
dipenuhi dengan rasa dendam yang dapat membutakan segala kebaikan dan
memperbesar keburukan.
11.Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Taat dan patuh kepada kedua orang tua meupakan salah satu kewajiban utama
dalam taqarrub kepada Allah Swt dan durhaka kepada keduanya merupakan dosa
besar. Keduanya merupakan mata rantai Pertama yang menyebabkan kehadir5anmu di
muka bumi ini. Keduanya mengasuh, mengajar dan mendidik. Tengah malam yang
larut dan dingin ibu mengganti baju yang basah, mendekap memberikan kehangatan
dan mengajarmu penuh sabar. Ayah bermandikan keringat mencari nafkah untuk
kelangsungan dirimu tanpa keluh kesah keluar dari bibirnya. Lalu pantaskah
kitakalau kita mengabaikan dan menyia- nyiakan kasih sayang. Pantaskah engkau
membiarkan keduanya hidup susah sepanjang hayatnya tanpa ada yang memelihara
dan menyantuni keduanya. Besar dan tulusnya pengorbanan serta kasih sayang dari
beliau tak dapat diukur oleh sesuatu apapun.
Nabi Besar Muhammad SAW bersabda
“Takwalah kepada Allah, tegakkanlah
sholat, keluarkanlah zakat, tunaikan haji dan umrah, berbaktilah kepada
ayah ibumu, peliharalah hubungan baik dengan kerabatmu, hormati tamumu,
menganjurkan orang berbuat ma’ruf dan mencegah mereka berbuat kemungkaran”
(H.R.Abu Yu’la dan At Thabarani dalam Al Kabier)
Berdakwah dengan
Akhlakul Karimah ?
1. Gemar Membantu Orang Lain.
Banyak nash dalam al-Qur'ân maupun Sunnah yang memotivasi kita untuk mempraktekkan karakter mulia ini. Di antaranya, sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ؛ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia membantu saudaranya [HR. Muslim no. 6793dari Abu Hurairah]
Sifat gemar membantu orang lain akan membuahkan dampak positif yang luar biasa bagi keberhasilan dakwah pemilik karakter tersebut. Menarik untuk kita cermati ungkapan Ummul Mukminin Khadîjah Radhiyallahu anhuma tatkala beliau menghibur suaminya; Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketakutan dan merasa khawatir tatkala wahyu turun pertama kali pada beliau. Khadîjah Radhiyallahu anhuma berkata:
كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا؛ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
Demi Allâh tidak mungkin! Allâh tidak akan pernah menghinakanmu. Sebab engkau selalu bersilaturrahmi, meringankan beban orang lain, memberi orang lain sesuatu yang tidak mereka dapatkan kecuali pada dirimu, gemar menjamu tamu dan engkau membantu orang lain dalam musibah-musibah [HR. al-Bukhâri no. 3 dan Muslim no. 401]
2. Jujur Dalam Bertutur Kata
Sifat jujur merupakan salah satu karakter mulia yang amat dianjurkan dalam Islam. Allâh Azza wa Jalla berfiman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allâh dan ucapkanlah perkataan yang benar [al-Ahzâb/33:70]
Kejujuran bertutur kata dalam kehidupan sehari-hari membuahkan kepercayaan masyarakat terhadap apa yang kita sampaikan, bukan hanya dalam perkara duniawi, namun juga dalam perkara agama.
Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu anhu bercerita, bahwa tatkala turun firman Allâh Azza wa Jalla ,
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Berilah peringatan (wahai Muhammad) kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. [asy-Syu'ara/26:214]
1. Gemar Membantu Orang Lain.
Banyak nash dalam al-Qur'ân maupun Sunnah yang memotivasi kita untuk mempraktekkan karakter mulia ini. Di antaranya, sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ؛ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Allâh akan membantu seorang hamba jika ia membantu saudaranya [HR. Muslim no. 6793dari Abu Hurairah]
Sifat gemar membantu orang lain akan membuahkan dampak positif yang luar biasa bagi keberhasilan dakwah pemilik karakter tersebut. Menarik untuk kita cermati ungkapan Ummul Mukminin Khadîjah Radhiyallahu anhuma tatkala beliau menghibur suaminya; Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ketakutan dan merasa khawatir tatkala wahyu turun pertama kali pada beliau. Khadîjah Radhiyallahu anhuma berkata:
كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا؛ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
Demi Allâh tidak mungkin! Allâh tidak akan pernah menghinakanmu. Sebab engkau selalu bersilaturrahmi, meringankan beban orang lain, memberi orang lain sesuatu yang tidak mereka dapatkan kecuali pada dirimu, gemar menjamu tamu dan engkau membantu orang lain dalam musibah-musibah [HR. al-Bukhâri no. 3 dan Muslim no. 401]
2. Jujur Dalam Bertutur Kata
Sifat jujur merupakan salah satu karakter mulia yang amat dianjurkan dalam Islam. Allâh Azza wa Jalla berfiman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allâh dan ucapkanlah perkataan yang benar [al-Ahzâb/33:70]
Kejujuran bertutur kata dalam kehidupan sehari-hari membuahkan kepercayaan masyarakat terhadap apa yang kita sampaikan, bukan hanya dalam perkara duniawi, namun juga dalam perkara agama.
Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu anhu bercerita, bahwa tatkala turun firman Allâh Azza wa Jalla ,
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Berilah peringatan (wahai Muhammad) kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. [asy-Syu'ara/26:214]
3. Bertindak Ramah Terhadap Orang
Miskin Dan Kaum Lemah
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ؛ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
Tolonglah aku untuk mencari (dan membantu) orang-orang lemah. Sesungguhnya kalian dikaruniai rezeki dan meraih kemenangan lantaran adanya orang-orang miskin di antara kalian". [HR. Abu Dâwud no. 2594, dan sanadnya dinilai jayyid (baik) oleh an-Nawawi] [6]
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ؛ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
Tolonglah aku untuk mencari (dan membantu) orang-orang lemah. Sesungguhnya kalian dikaruniai rezeki dan meraih kemenangan lantaran adanya orang-orang miskin di antara kalian". [HR. Abu Dâwud no. 2594, dan sanadnya dinilai jayyid (baik) oleh an-Nawawi] [6]
4. Santun Dalam Menyampaikan Nasehat,
Sambil Memperhatikan Kondisi Psikologis Orang Yang Dinasehati.
Dari Abu Hurairah, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Ucapan yang baik adalah sedekah [HR. al-Bukhâri no. 2989 dan Muslim no. 2332]
Dari Abu Hurairah, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Ucapan yang baik adalah sedekah [HR. al-Bukhâri no. 2989 dan Muslim no. 2332]
5. Bersifat Pemaaf Terhadap Orang
Yang Menyakiti Dan Membalas Keburukan Dengan Kebaikan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan, serta jangan pedulikan orang-orang jahil [al-A'râf/7:199]
6. Menahan Diri Dari Meminta-Minta Apa Yang Dimiliki Orang Lain.
Sifat ini lebih dikenal para Ulama dengan istilah 'iffah atau 'afâf. Ini merupakan salah satu karakter para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allâh Azza wa Jalla beritakan dalam al-Qur'ân,
"يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً ".
"(Orang lain) yang tidak tahu menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya; karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain". [Al-Baqarah: 273].
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan, serta jangan pedulikan orang-orang jahil [al-A'râf/7:199]
6. Menahan Diri Dari Meminta-Minta Apa Yang Dimiliki Orang Lain.
Sifat ini lebih dikenal para Ulama dengan istilah 'iffah atau 'afâf. Ini merupakan salah satu karakter para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Allâh Azza wa Jalla beritakan dalam al-Qur'ân,
"يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً ".
"(Orang lain) yang tidak tahu menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya; karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain". [Al-Baqarah: 273].
"مَنْ يَسْتَعِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ".
"Barang siapa menahan diri untuk tidak minta-minta; maka Allâh akan jadikan ia memiliki sifat 'iffah. Dan barang siapa menampakkan diri berkecukupan; niscaya Allâh akan menjadikannya kaya". [HR. al-Bukhâri no. 1427 dan Muslim no. 2421 dari Hakîm bin Hizâm Radhiyallahu anuh]
Hal itu telah Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam isyaratkan dalam nasehatnya untuk seseorang yang bertanya,
"Wahai Rasûlullâh, beritahukan padaku suatu amalan yang jika kukerjakan,
aku akan disayang Allâh dan dicintai manusia!". Beliau pun menjawab:
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ
Bersifat zuhudlah di dunia, niscaya engkau akan disayang Allâh. Dan bersikap zuhudlah dari apa yang ada di tangan manusia, niscaya mereka mencintaimu [HR. Ibnu Mâjah no. 4177 dari Sahl bin Sa'd as-Sâ'idi Radhiyallahu anhu dan sanadnya dinilai hasan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah] [16]
اتَّبِعُوا مَن لاَّ يَسْأَلُكُمْ أَجْراً وَهُم مُّهْتَدُونَ
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk [Yâsin/36:21]
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ
Bersifat zuhudlah di dunia, niscaya engkau akan disayang Allâh. Dan bersikap zuhudlah dari apa yang ada di tangan manusia, niscaya mereka mencintaimu [HR. Ibnu Mâjah no. 4177 dari Sahl bin Sa'd as-Sâ'idi Radhiyallahu anhu dan sanadnya dinilai hasan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah] [16]
اتَّبِعُوا مَن لاَّ يَسْأَلُكُمْ أَجْراً وَهُم مُّهْتَدُونَ
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk [Yâsin/36:21]
Ikhtitam
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan, serta jangan pedulikan orang-orang jahil [al-A'râf/7:199]
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan, serta jangan pedulikan orang-orang jahil [al-A'râf/7:199]
Sumber:1.http://nrkamri.blogspot.com
2.http://almanhaj.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar