Selasa, 10 Maret 2015

WASIAT PARA NABI DAN ORANG SHALIH





WASIAT PARA NABI DAN ORANG SHALIH ?


Karenanya, penting sekali untuk kita memperhatikan wasiat-wasiat terakhir dari beberapa manusia pilihan di bumi ini dari para Nabi dan orang-orang sholeh, agar kita bisa mengetahui apa yang menjadi perhatian besar dan keinginan/harapan yang sangat dari sesuatu yang diwasiatkan tersebut kepada orang-orang dekat yang dicintainya
1.    Wasiat rasul yang pertama, Nuh ‘alaihihis salam kepada anaknya tatkala kematian mendatanginya.  Dia memberikan wasiat kepada anaknya :

ان نبي الله نوحا صلى الله عليه وسلم لما حضرته الوفاة قال لابنه اني قاص عليك الوصية آمرك باثنتين وأنهاك عن اثنتين آمرك بلا إله إلا الله فإن السماوات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ووضعت لا إله الا الله في كفة رجحت بهن لا إله الا الله ولو ان السماوات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة قصمتهن لا إله الا الله وسبحان الله وبحمده فإنها صلاة كل شيء وبها يرزق الخلق وأنهاك عن الشرك والكبر
Sesungguhnya nabi Allah Nuh ‘alaihis salam tatkala menghadapi kematiaanya, ia berkata kepada anaknya, sesungguhnya aku akan memberikan wasiat kepadamu, saya perintahkan kamu dengan dua perkara dan melarangmu dari dua perkara.  Saya perintahkan kamu dengan kalimat laa ilaaha illallah. Maka sungguh langit yang tujuh dan bumi yang tujuh kalau diletakkan di satu timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah di timbangan yang lain, maka akan lebih beratlah timbangan laa ilaaha illallah tersebut.  Dan kalaulah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh sebagai satu lingkaran yang tertutup maka kalimat laa ilaaha illallah yang memecahkannya.  Dan aku perintahkan kepadamu dengan ucapan Subhaanallah wa bihamdih karena ucapan tersebut adalah tasbihnya semua makhluk dan dengannya mereka diberikan rezki.  Dan saya melarang kamu dari berbuat syirik dan bersikap sombong.
2.    Wasiat Nabi Ya’qub ‘alaihis salam kepada anak-anaknya ketika kematian mendatanginya

أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد إلهك وإله آبائك إبراهيم وإسماعيل وإسحاق إلها واحدا ونحن له مسلمون
apakah kalian menyaksikan tatkala Nabi Ya’qub kedatangan tanda  kematian tatkla dia berkata kepada anak-anaknya: “apakah yang kalian sembah sepeninggalku?” mereka menjawab “kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yakni Tuhan yang Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadanya”. ” (QS.  Al-Baqoroh:133)
3.    Wasiat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam lima hari sebelum kematiannya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jundub radhiyallahu ‘anhu ia berkata : saya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum wafatnya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ألا وإن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد ألا فلا تتخذوا القبور مساجد إني أنهاكم عن ذلك
“Ingatlah sungguh orang-orang sebelum kalian mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka dan orang-orang sholeh mereka sebagai mesjid.  Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai mesjid-mesjid.  Sungguh saya melarang kalian melakukan yang demikian itu.”
Maksud hadits ini adalah, orang-orang Yahudi dan nasroni tatkala wafat Nabi dan orang-orang sholeh diantara mereka, maka mereka membangun tempat ibadah di atas kuburan nabi dan orang sholeh tersebut.  Sehingga nantinya mereka melakukan kesyirikan dengan berdoa dan meminta kepada penghuni kuburan-kuburan tersebut.  Karenanya, Nabi kita melarang membangun mesjid di atas kuburan untuk menutup jalan-jalan menuju kesyirikan.  Yang hal ini Beliau sampaikan diakhir-akhir kehidupannya.
4.    Wasiat Luqmanul Hakim kepada anaknya sebagaimana Allah telah berfirman:
يا بني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم
wahai anakku, janganlah engkau berbuat syirik kepada Allah karena  sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezaliman yang besar” (QS. Lukman :13)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan : Luqman adalah seorang hamba sholeh, berkulit hitam yang Allah telah anugrahkan padanya hikmah (pemahaman ilmu dan ta’bir).  Dia telah memberikan wasiat kepada anaknya yang sangat disayangi dan dicintai dengan sesuatu wasiat yang paling afdhol dari perkara yang diketahuinya.  Oleh karenanya, dia memberikan nasehat kepada anaknya yang pertama adalah agar dia menyembah Allah saja dan tidak mensyarikatkan sedikitpun dengan-Nya.  Kemudian dia menjelaskan bahwa kesyirikan itu adalah sebesar-besar kezaliman.
5.    Demikian pula wasiat para sahabat dalam detik-detik kematiannya berwasiat kepada anak-anaknya dan keluarganya yang ditinggalkannya dengan wasiat Tauhid sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu : bahwasanya para sahabat biasanya menulis wasiatnya kepada keluarga yang ditinggalkannya, diantara wasiatnya adalah
وأوصى من ترك من أهله أن يتقوا الله ويصلحوا ذات بينهم ويطيعوا الله ورسوله إن كانوا مؤمنين وأوصاهم بما أوصى به إبراهيم بنيه ويعقوب ( يا بني إن الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن إلا وأنتم مسلمون
“mereka wasiatkan kepada keluarga yng ditinggalkannya agar bertakwa kepada Allah dan memperbaiki keadaan diantara mereka dan taat kepada Allah dan rasul-Nya jika mereka orang mu’min.  dan mereka mewasiatkan sebagaimana yang diwasiatkan oleh nabi Ibrahim dan ya’qub kepada anak-anaknya : ” wahai anakku sesungguhnya Allah telah memilih kepada kalian agama islam.  Maka janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim (tidak melakukan kesyirikan yang akan membatalkan keislamannya-pent) .
Sumber:1.https://ibnuabbaskendari.wordpress.com
JAKARTA 11/3/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman