Rabu, 11 Maret 2015

BUAH KHULDI TERLARANG





LARANGAN MENDEKATI POHON KHULDI ?


فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا
ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al-A’raaf : 22)
Muqaddimah
Buah khuldi atau pohon khuldi diibaratkan adalah buah atau pohon terlarang. Kata yang spesifik menyebut buah khuldi tidak terdapat dalam Al-Quran. Penyebutan buah khuldi atau pohon khuldi atau pohon terlarang dalam Al-Quran hanya disebutkan dengan nama pohon ini.
QS Al-Baqarah (2) ; 35 : Dan Kami berfirman, “Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim.
QS Al-A’raaf (7) ; 19-20 : (Dan Allah berfirman) , “Hai Adam bertempat tinggalah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk golongan orang-orang yang dzalim (19). Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal”.
Dari ayat-ayat di atas jelas menjelaskan bahwa tidak ada penyebutan pohon khuldi, tapi menunjuk pohon ini, suatu pohon yang tidak dijelaskan secara detail, dan Allah melarang kepada Adam dan Hawa untuk mendekati (pohon ini), apalagi menjamah bahkan memakan sebagian daripadanya. Ayat-ayat di atas adalah ayat-ayat mutasyabihat (ayatayat yang tersirat) yang arti dan maknanya menjadi pemikiran.
Pohon Khuldi adalah pemberian nama setan dari kata Syajaratul Khuldi, yang berarti Pohon Keabadian yang bertujuan guna merayu, menggoda dan menyuruh Adam dan Hawa untuk mendekati dan memakan buahnya, agar hidup kekal abadi dan menjadi penguasa kerajaan yang tidak akan binasa.
QS. Thahaa (20) ; 120 : Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon keabadian (syajaratul khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Larangan makan buah Khuldi ?
Ibnu katsir mengatakan bahwa Allah swt telah membolehkan untuk Adam dan istrinya Hawa memakan seluruh buah-buahan di surga kecuali satu pohon saja.
ada saat itu setan dengki terhadap Adam dan Hawa sehingga ia berusaha untuk membuat makar, tipu daya dan rayuan agar terlepas seluruh kenikmatan dan pakaiannya yang baik. Setan mengatakan dengan penuh kebohongan dan kedustaan bahwa tidaklah Tuhan melarang kalian berdua memakan (buah) dari pohon ini kecuali agar kalian berdua tidak menjadi malaikat atau kekal di sini dan jika kalian berdua memakannya pasti kalian berdua akan mendapatkan hal demikian sebagaimana firman Allah swt :
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى
Artinya : “Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS. Thahaa : 120) yaitu agar kalian berdua tidak menjadi malaikat, sebagaimana firman-Nya :
يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّواْ
Artinya : “Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat.” (QS. An Nisaa : 176) – (Tafsir Ibnu Katsir juz III hal 97)
Sebelumnya Ibnu katsir telah menyinggungnya saat menafsirkan surat Al Baqooh ayat 35, beliau mengatakan dari Mujahid “dan janganlah kamu dekati pohon ini” berkata ia adalah pohon tin, demikian pula dikatakan oleh Qatadah dan Ibnu Juraih.
Abu Ja’far ar razi dari ar Rubai bin Anas dari Abil Aliyah berkata bahwa siapa yang memakan buah dari pohon itu maka ia menjadi berhadats dan tidak sepatutnya di dalam surga terdapat orang yang berhadats. Abdur Razaq berkata bahwa Abdurrahman bin Muhrib berkata,”aku mendengar Wahab bin Munbih berkata,’Tatkala Allah menempatkan Adam dan Hawa di surga maka Dia melarangnya dari memakan pohon. Pohon itu memiliki dahan yang bercabang-cabang sebagiannya dengan sebagian lainnya. Pohon itu mempunyai buah yang dimakan oleh para malaikat untuk kekalan mereka dan dia adalah pohon yang dilarang oleh Allah swt terhadap Adam dan istrinya.
Berikut enam pendapat tentang tafsir pohon ini :
al Imam al Alamah Abu Ja’far bin Jarir—semoga Allah merahmatinya—bahwa yang benar dalam hal ini adalah perkataan sesungguhnya Allah swt telah melarang Adam dan istrinya dari memakan sebuah pohon dari pohon-pohon surga bukan semua pohonnya. Lalu keduanya memakan (buah) dari pohon itu. Dan kami tidak mengetahui pohon apa itu pastinya? Karena Allah swt tidak meletakkan bagi hamba-hamba-Nya suatu dalil tentang hal itu didalam Al Qur’an dan tidak pula didalam Sunnah yang shahih.
Ada yang mengatakan bahwa itu adalah pohon gandum. Ada yang mengatakan,”pohon anggur.” Ada yang mengatakan bahwa itu adalah pohon tin dan bisa jadi ia adalah salah satu dari apa yang disebutkan itu, itu adalah ilmu. Jika dia mengetahui maka akan bermanfaat bagi alam dengan pengetahuannya dan jika seorang tidak mengetahuinya maka alam tidaklah merugi dengan ketidaktahuannya. Demikianlah yang dipilih oleh Fakhruddin ar Razi didalam tafsirnya dan juga selainnya, ini adalah yang benar. (Tafsir Ibnu Katsir Juz I hal 235)
Adapun maksud dari firman-Nya “pohon khuldi” yaitu apabila dimakan darinya maka kan kekal. Dan bisa jadi pohon itu adalah seperti yang dimaksudkan oleh Imam Ahmad,”Telah bercerita kepada kami Abdurrahman bin Mahdi,’telah bercerita kepada kami syu’bah dari Abi adh Dhahak bahwwa aku telah mendengar Abu Hurairoh berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,’Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon yang apabila seorang pengendara dibawahnya kerindangannya berjalan selama seratus tahun namun belum bisa mengitarinya yaitu pohon khuldi.” Ini juga diriwayatkan dari Ghandar dan Hajjaj dari Syu’bah. Abu daud ath Thayalisi didalam musnadnya meriwayatkan dari Syu’bah juga. Ghandar mengatakan,”Aku berkata kepada Syu’bah bahwa itu adalah pohon khuldi.” Dia mengatakan,”tidak ada didalamnya (kalimat) pohon itu.” (Al Bidayah wa an Nihayah juz I hal 86)
Dari beberapa riwayat dan penjelasan diatas tampak bahwa Allah swt hanya menjadikan pohon khuldi itu sebagai ujian bagi Adam dan Hawa agar tidk mendekati dan memakan buah darinya. Meski pada akhirnya mereka berdua terkena bujuk rayu dan tipu daya setan sehingga memakannya yang menjadikannya diturunkan dari surga, sebagaimana dikatakan Ibnu Jarir dan riwayat dari Wahab bin Munbih.
Buah Khuldi adalah buah terlarang dari surga yang telah menyebabkan Bapak (Nabi Adam as.) kita dan Ibu (Siti Hawa) kita diturunkan dari surga akibat memakan buah ini. Seperti apa yang telah tertulis dalam Al Qur’an. Allah berfirman :
فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا
ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al-A’raaf : 22)
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ ٱلشَّيْطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS. Thaha : 120)
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.” (QS. Thaha : 121)
Kami tidak tahu persis buahnya seperti apa. Namun, ada belasan buah yang dianggap sebagai buah khuldi. Lima diantaranya adalah buah pohon fig/ara, anggur, tomat, apel dan gandum.
Ikhtitam
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Rabbanaa zholamnaa anfusanaa waillam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin
Artinya:
“Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.https://www.islampos.com 3http://www.eramuslim.com
Jakarta 11/3/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman