Selasa, 06 Januari 2015

MAHABBATUR RASUL




INDAHNYA CINTA Rasululullah saw ?

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah beriman salah satu dari kalian, kecuali aku lebih dicintainya dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya”.(Al-Hadits)
Muqaddimah
Cinta Rasulullah SAW, hukumnya wajib atas setiap muslim. Sebuah ayat dalam al-Quran kiranya cukup sebagai dalil, peringatan dan anjuran akan kewajiban mencintai Rasul. Ayat ini juga juga menjadi hujjah akan keagungan kedudukan mencintai Rasul, dan hujjah akan berhaknya Rasul terhadap cinta tersebut. Dalam ayat itu Allah menegur keras dan memberikan ancaman terhadap orang-orang yang lebih mencintai harta, keluarga dan anak-anaknya dari pada Allah dan RasulNya, serta menginformasikan bahwa mereka adalah kaum yang fasiq, tersesat dan tidak mendapat petunjukNya . Ayat tersebut adalah firman Allah:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (QS. At-Taubah: 24)
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وأن يحب  الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga perkara, yang jika dimiliki seseorang, maka ia akan menemukan manisnya iman: (1) Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari pada yang lain, (2) mencintai seseorang kecuali karena Allah, (3) tidak senang kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak senang untuk dilempar ke neraka”.
Balasan bagi orang yang mencintai Rasulullah sangat besar. Ia akan bersama beliau di hari kiamat. Ketika seorang lelaki sowan kepada Rasulullah lalu ditanya oleh Rasulullah tentang apa yang ia persiapkan nanti di hari kiamat, maka ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan diri untuk hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa dan sadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya”. Rasulullah SAW bersabda: “Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai”.
Kebersamaan seseorang dengan rasulullah SAW di hari kiamat membuat dirinya mendapatkan derajat sejajar dengan derajat Rasulullah SAW, sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa’: 69)
Cinta Rasulullah saw
Dalam Hadits Riwayat Imam Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab berkata kepada Nabi Saw.: “Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.”
Nabi Saw.bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’.
Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’
Kemudian Nabi Saw.bersabda, Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.” (HR Bukhari)
Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul Saw.adalah:
1) Mentaati beliau Saw.dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul Saw.manakala mendengar Nabi Saw.memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi Saw dan keluarganya.lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.
Dari Anas bin Malik RA, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” (HR. Imam Bukhari)
2) Menolong dan mengagungkan beliau Saw., melaui dakwah, mensosialisasikan hadits-hadist Nabi, Riwayat hidup Nabi Saw, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.
3) Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau Saw. , rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnah-nya .
4) Mengikuti Nabi Saw dalam segala halnya. Dalam hal shalat,zakat, puasa, haji-nya, wudhu, makan, tidur dsb. Juga berakhlak dengan akhlak beliau, dalam kasih sayangnya kepada keluarga, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.
5) Memperbanyak mengingat dan bershalawat atas beliau Saw dan keluarganya
Allah Swt bersabda, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56]
Dalam hal shalawat Nabi Saw.bersabda:
“Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).
Jakarta 7/1/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman