Senin, 19 Januari 2015

CALON PENGHUNI NERAKA




JALAN MENUJU NERAKA ?
عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, – dan beliau adalah orang yang jujur dan dibenarkan - “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 hal: rezeki, ajal, amal dan celaka/bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Bad’ul Khalq)
Muqaddimah
Yang patut kita pahami dari hadits tsb, bukan berarti ketika kita sudah berusaha melakukan kebaikan dan amalan ibadah maka Allah akan menyia-nyiakan amalan kita. Karena hadits di atas diperjelas dengan hadits lainnya, yaitu,
Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan ahli Surga menurut pandangan manusia, padahal sebenarnya ia penduduk Neraka.” (HR. Muslim no. 112 dengan sedikit perbedaan lafazh dari yang tercantum)
Syaikh ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan maksud hadits ini, “Amalan ahli surga yang dia amalkan hanya sebatas dalam pandangan manusia, padahal amalan ahli surga yang sebenarnya menurut Allah, belumlah ia amalkan. Jadi yang dimaksud dengan ‘tidak ada jarak antara dirinya dengan surga melainkan hanya sehasta’ adalah begitu dekatnya ia dengan akhir ajalnya.”
Sesungguhnya orang itu telah beramal dengan amalan ahli surga pada pandangan manusia, padahal sebenarnya ia penduduk neraka.” (HR. Bukhari (no.2898) dan Muslim (no.112))
Amalan Penghuni Neraka ?
Sabda Baginda SAW: Siapa yang muflis? “Manusia yang muflis itu bukanlah mereka yang tidak berharta dan tempat tinggal”."Sesungguhnya orang yang muflis itu ialah mereka yang tidak menunaikan hak-hak orang lain seperti mencaci dan merampas harta tanpa hak, memukul tanpa sebab dan sebagainya

Sabda Baginda SAW: “Tahukah kamu siapakah orang yang muflis?” Para sahabat menjawab: Bagi kami orang yang muflis ialah orang yang tidak memiliki wang mahupun hartabenda”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi: Sebenarnya orang yang muflis dalam kalangan umatku ialah mereka yang pada hari Kiamat datang dengan membawa pahala amal solat, puasa, zakat & haji tetapi semasa di dunia mereka pernah mencemooh orang, menuduh tanpa bukti, memakan harta dengan zalim, membunuh & memukul sesuka hati. Kemudian pada hari kiamat, orang yang di zalimi akan menerima pahala amal si penzalim. Bila pahala amalnya telah habis (diberikan) sedangkan kesalahan & dosanya semasa di dunia kepada orang yang tidak berdosa masih banyak, maka Alllah SWT akan memberi pula dosa orang yang dizalimi itu kepadanya sehingga semakin berat bebannya, kemudian Allah SWT campakkan dia ke dalam neraka."(al-Hadits)
Nabi Saw bersabda: Sungguh Allah menjadikan manusia atas 8 perkara, empat bagi penghuni surga dan 4 lainnya bagi penghuni neraka.
Dalam kitab Duratun Nasihin diterangkan rincian masing-masing adalah sebagai berikut :
4 perkara penghuni surga adalah
  1. Wajah : manis, peramah dan jauh dari cemberut
  2. Lisan : Fasih, jelas tutur katanya, tiada berbelit-belit
  3. Hati : lembut karena takwanya kepada Allah, selalu diwujudkan dalam perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai syariat agama Islam.
  4. Tangan: dermawan, suka memberi dan membantu yang lemah serta membelanjakan hartanya kejalan Allah dan selalu diusahakan hartnaya itu dengan jalan halal.
4 perkara penghuni Neraka
  1. Wajah : muram, suka marah dan selalu cemberut
  2. Lisan: berkata keji, suka berkata jijik, mungkar dan menyakitkan lawan bicaranya, suka mengadu domba, hasud, ghibah dan dusta
  3. Hati : keras bagaikan batu karang dalam mengingkari kebenaran agama dan lazim disebut keras kepala.
  4. Tangan : kikir lazim bila suka menggengam tangannya tiada perduli kepada kepentingan umum apalagi agama
    Termasuk amalan ahlun nar (penduduk neraka) adalah sihir, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allahluntuk dibunuh tanpa haq, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari peperangan saat bertemunya dua pasukan, menuduh zina terhadap perempuan baik-baik yang tidak berpikir berbuat keji lagi beriman.
    Merinci masing-masing dari amalan kedua golongan ini, ahlul jannah dan ahlun nar, tidak memungkinkan (karena sangat banyaknya). Akan tetapi, cukuplah menjadi patokan bahwa amalan-amalan ahlul jannah seluruhnya termasuk dalam urusan ketaatan kepada Allahldan Rasul-Nya. Adapun amalan-amalan ahlun nar seluruhnya termasuk dalam urusan maksiat kepada Allahldan Rasul-Nya.
    “Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dalam keadaan mereka kekal di dalamnya. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. Dan siapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya lagi melampaui batasan-batasan-Nya niscaya Allah akan masukkan dia ke dalam neraka dalam keadaan kekal di dalamnya dan untuknya di dalam neraka itu azab yang hina.” (an-Nisa: 13—14)
    (Majmu’ Fatawa, Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah, 10/422)
Tingkatan Nama Pintu Neraka  ?
Nabi saw. bertanya, "Siapakah penghuni pintu-pintu ini?" Jibril menjawab, "Pintu paling bawah diisi oleh kaum munafik dan orang-orang kafir dari ashhab al-ma'idah dan keluarga Fir'aun. Pintu itu bernama Hawiyah. Pintu kedua diisi oleh kaum Musyrik, dan pintu itu bernama Jahim. Pintu ketiga diisi oleh kaum Shabi'un, dan pintu itu bernama Saqar. Pintu keempat diisi oleh Iblis dan para pengikutnya dari kaum Majusi, dan pintu itu bernama Lazha. Pintu kelima diisi oleh kaum Yahudi, dan pintu itu bernama Hathamah. Pintu keenam diisi oleh kaum Nasrani, dan pintu itu bernama Sair."

Jibril diam. Lalu, Nabi saw. bertanya, "Mengapa engkau tidak mem­beritahukan kepadaku penghuni pintu keempat?" Jibril menjawab, "Wahai Muhammad saw. Janganlah bertanya kepadaku tentang hal itu. Nabi saw. Berkata: “Tidak, wahai Jibril. Beritahukanlah kepadaku pintu ketujuh." Jibril menjawab: “ Di situ terdapat orang-orang yang melaku­kan dosa besar dari umatmu yang mati dan tidak sempat bertobat." Oleh karena itu. Nabi saw. jaluh pingsan. Kemudian, Jibril meletakkan kepala Nabi saw. di atas pangkuannya hingga beliau siuman. Setelah siuman, beliau berkata, "Wahai Jibril, betapa besar musibah yang menimpaku dan betapa dalam kesedihanku. Benarkah di antara umatku ada yang masuk neraka?" Jibril menjawab, "Benar, orang-orang yang melakukan dosa besar dari umatmu..." Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun ikut menangis. Rasulullah saw. masuk ke dalam rumahnya dan tidak ingin ditemui orang lain. Beliau tidak keluar kecuali untuk melak­sanakan shalat. Beliau shalat, lalu masuk lagi ke dalam rumahnya tanpa berbicara kepada siapa pun. Beliau shalat, menangis, dan bersimpuh di hadapan Allah SWT.
Ikhtitam
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS  AT TAHRIIM : 6)
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.http://islamiwiki.blogspot.com 3.http://asysyariah.com 4.https://perkarahati.wordpress.com 5.
jakarta 20/1/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman