Senin, 29 Desember 2014

PERINGATAN MAULID NABI SAW

SIFAT KETELADANAN RASULULLAH SAW

QS. Al-Ahzab : 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
”Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

QS.Al-Anbiya’ : 107 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Rasulullah SAW sendiri telah bersabda yang artinya :
“Aku diutus untuk menyempurnakan budi pakerti yang mulia”
(H.R. Thabrani dari Jabir, dan Ahmad dari Mu’adz bin Jabal)

مَاشَبَعَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مُتَوَاِلَيْةٍ وَلَوْشِئْنَا شَبَّعْنَا وَلَكِنَّهُ يُؤَثِرُ عَلَى نَفْسِهِ
Selama tiga hari berturut-turut, Rasulullah saw. tidak merasa kenyang. Dan jika kami inginkan, kami dapat mengenyangkan beliau, tetapi beliau lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dan telah kita sebutkan. bahwa Rasulullah saw. memberi pemberian dengan tidak merasa khawatir akan ditimpa kemiskinan. (HR AL-Baihaqi)

Muqaddimah:

Petunjuk hidup Umat Islam adalah Al Qur’an (firman Allah), namun contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari adalah kepribadian Rasulullah SAW. Dalam diri dan pribadi Rasulullahlah penjabaran Al-Qur`an diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari (Al Qur’an Hidup), sehingga sabda dan perbuatannya (Al-Hadist) menjadi pedoman bagi kita, yaitu :

QS. Al-Ahzab : 21 :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
”Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 3 Januari mendatang menjadi momentum bagi setiap umat manusia dalam memahami sifat-sifat teladan Rasulullah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai banyak sifat-sifat baik dari Rasulullah yang dapat dicontoh oleh pemimpin saat ini. Diantaranya yakni sifat Rasulullah yang adil dan bijaksana.

Wasekjen MUI, Teuku Zulkarnaen mengatakan sebagai pemimpin, Rasulullah memiliki sifat yang adil dan bijaksana. Adil yang berarti secara hukum sanksi yang diberikan oleh Rasulullah tegas. Baik kepada orang besar atau kecil ketika orang tersebut bersalah. Bahkan kepada keluarga sendiri. Bijaksana artinya dalam mensyiarkan agama Islam Rasulullah tidak menghancurkan budaya setempat atau tidak merusak budaya seseorang. Sehingga Islam di seluruh dunia muncul dengan kekhasannya.

"Iya harus ditiru (oleh pemimpin). Secara hukum Rasulullah tidak memandang bulu. Sementara pemimpin kita membela yang kecil-kecil aja. Giliran Islam nggak mau datang.  Giliran natalan pergi jauh-jauh ke Papua. Seharusnya pemimpin menjaga perasaan yang kecil namun tidak mengabaikan perasaan yang besar. Mengayomi yang banyak, melindungi yang kecil. Jangan tirani minoritas atau apartheid," ujar  Teuku Zulkarnaen kepada Republika, senin (29/12).

Keteladanan Rasulullah SAW

1.Bermurah Hati, Rasulullah saw. selalu memberi tanpa takut terhadap kekurangan dan kemiskinan. Beliau lebih murah hati daripada angin yang berhembus, terlebih lagi jika pada bulan Ramadhan.

Al-Hafizh Abu Syaikh meriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Ia berkata:

لَمْ يُسْأَلْ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ عَلَى الإِسْلاَمِ إِلاَّ أَعْطَاهُ، وَأَنَّ رَجُلاً أَتَاهُ فَسَأَلَهُ، فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ ، فَرَجَعَ إِلَى قَوْمِهِ ، فَقَالَ ׃ أَسْلِمُوا ، فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِيْ عَطَاءَ مَنْ لاَ يَخْشَىَ الْفَاقَةَ٠

Rasulullah saw. tidak pernah diminta - sesuatu dalam Islam kecuali beliau memberinya. Sesungguhnya ada seorang laki- laki yang datang kepadanya dan meminta, maka Rasulullah saw. memberi kambing antara dua gunung, maka laki-laki tersebut pulang ke kaumnya, dan berkata kepada mereka, "Masuklah kalian agama Islam. Karena sesungguhnya Muhammad memberikan pemberian tanpa merasa khawatir menjadi sengsara".

2.Sangat Zuhud, Rasulullah saw. menjadi teladan yang tinggi dalam zuhud,sedang beliau adalah pelaksana apa yang diinginkan Allah, yang berfirman kepadanya:

Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S. 20:131)

Al-Baihaqi meriwayatkan dari 'Aisyah ra. bahwa ia berkata:
مَاشَبَعَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مُتَوَاِلَيْةٍ وَلَوْشِئْنَا شَبَّعْنَا وَلَكِنَّهُ يُؤَثِرُ عَلَى نَفْسِهِ
Selama tiga hari berturut-turut, Rasulullah saw. tidak merasa kenyang. Dan jika kami inginkan, kami dapat mengenyangkan beliau, tetapi beliau lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Dan telah kita sebutkan. bahwa Rasulullah saw. memberi pemberian dengan tidak merasa khawatir akan ditimpa kemiskinan.

Akhlaq Rasulullah saw
Etika akhlaq Rasulullah Saw., Allah Swt. agungkan di dalam Alqur’an sebagai berikut,

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ {القلم [68] : 4}
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Alqalam [68] : 4)
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق (رواه أحمد و الحاكم و البيهقي عن أبي هريرة)
“Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” (HR. Ahmad, Alhakim dan Albaihaqi).
Sikap adil, toleransi Rasulullah Saw. terhadap musuh maupun terhadap yang lain agama, Allah Swt. menyebutkan di dalam Alqur’an diantaranya sebagai berikut,

عَسَى اللهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهمُ مَّوَدَّةً وَاللهُ قَدِيرٌ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ {الممتحنة [60] : 7}
“Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Almumtahanah [60] : 7)

لاَيَنْهَاكُمُ اللهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ {الممتحنة [60] : 8}
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Almumtahanah [60] : 8)

وَاصْبِرْ عَلَى مَايَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلاً {المزمل [73] : 10}
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka (orang-orang non Islam) ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Almuzammil [73] : 10).

Dari keagungan sifat Rasulullah tersebut jadilah bangsa Arab yang dulunya dikenal sebagai negeri Arab yang gersang dari keidupan dan peradaban akhirnya menjadi negeri yang makmur dan mampu sebagai gerbong peradaban dunia. Berawal dari hijrahnya Rasul Saw. ke Madinah sampai beliau wafat tahun 11 Hijriyah lalu suri tauladan dan keagungan sifat-sifat beliau diteruskan dengan kepemimpinan khilafah Islamiyah yang sudah mengukir tinta emas dalam peradaban sejarah dunia.

Khilafah Islamiyah tersebut diantaranya: Kekhalifahan Ar Rasyidin Abubakar Siddiq, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib sejak tahun 640-658M/20-38H, Khilafah Umawiyah yang didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan, Khilafah Abbasiyah (Keturunan Abbas), Khilafah Thuluniyah (868-934M/254-322H), Khilafah Akhsyidiyah (933-969M/325-357H), Khilafah Fathimiyah berkuasa di Mesir sejak (973-1171M/362-567H), pada masa pemerintaahan inilah didirikannya kota Cairo dan Universitas tertua di dunia saat ini yaitu Al Azhar Assarief oleh Al Mu’iz Lidinillah Al Fathimi (Syi’ah), Khilafah Al Ayyubiyah, Khilafah Al Mamalik, Khilafah Utsmaniyah, dan kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia begitu juga kerajaan Islam yang lainnya yang ada di seluruh dunia.

Pemimpin bangsa ini kedepan harus memiliki kesolehan karakter, jiwa, sifat, keintelektualan, keilmuan, etika akhlaq, bijak, jujur dan adil, sabar dan tegas, kenal dirinya dan kenal siapa Tuhannya dan mampu membuat perubahan secara mendasar untuk kemaslahatan bangsa, rakyat dan umatnya. Lalu semua karakter di atas harus sudah teruji dari sejak kecil sampai ia menjadi sosok seorang pemimpin. apakah seorang pemimpin itu sudah teruji memiliki kemampuan setrategi dan icon perubahan terhadap bangsa ini yang meliputi ruang lingkup tatanan sosial, budaya, politik, agama, ekonomi, informasi, militer, pendidikan, industri, tekhnonologi, dan lain-lain. Dari sinilah mereka para pemimpin tersebut akan melahirkan dan memiliki sosok karakter ketokohan yang akan dijadikan sebagai marja’ (tempat acuan), kiblat dan anutan menuju negara yang adil dan makmur dalam mengukir peradaban bangsa yang modern, semoga.- See more at: http://kabarwashliyah.com/2014/01/15/maulid-dan-keteladanan-rasulullah-saw/#sthash.qfL9sazc.dpuf

Da’wah Rasulullah saw Periode Mekah
Bagian terpenting yang menjadi fokus dakwah Rasulullah saw. Periode Mekah dapat dilihat antara lain sebagai berikut.
1.Memperbaiki akhlak masyarakat Mekah yang mengalami dekadensi moral, seperti tumbuh suburnya kebiasaan berjudi, minum Khamer, dan berzina.
2.Memperbaiki dan meluruskan cara menyembah Tuhan. Agama berhala menyembah patung-patung. Rasulullah saw. Mengajak untuk beralih pada Islam yang hanya menyembah kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa serta menjauhi sikap musyrik.
3.Menegakkan ajaran Islam tentang persamaan hak dan derajat di antara manusia.
4.Mengubah kebiasaan bertaklid kepada nenek moyang dan meluruskan segala adat- istiadat, kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan.
5.Nabi Muhammad saw. berdakwah dengan sabar, ikhlas, dan tegas di antaranya dengan tidak memaksakan kehendak dan lemah lembut.

Da’wah Rasulullah saw Periode Madinah
Pada ke 12 kenabian,pada musim haji,beliau ditemui 12 orang dari Bani Aus dan khazraj,beliau mengajak mereka pada islam dengan membacakan ayat-ayat AlQur’an dan akhirnya mereka yakin menerima islam dengan membacakan kalimat syahadah.

Pada saat itu juga beliau membaiat mereka yang terkenal dengan Bai’atul Aqabah pertama, yang isinya:
1.Kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun,dan tidak akan menyembah kecuali kepada-Nya.
2.Tidak akan mencuri.
3.Tidak akan melakukan perzinahan dan pelacuran.
4.Tidak akan membunuh anak-anak kami.
5.Tidak akan fitnah-memfitnah,mengumpat,berdusta yang dikarang di antara kedua tangan dan kedua kaki kami,baik di depan maupun di belakang, serta tidak pula merusakkan nama baik.
6.Tidak akan pernah menolak kebaikan .
7.Tidak akan mendurhakai engkau dalam segala hal yang ma’ruf, akan setia senantiasa, baik dalam keadaan senang maupun susah.Bahwa orang yang menepati janji insyaallah akan memperoleh surga,sedang yang melanggarnya terserah dengan Allah akan disiksa atau tidak.

Setelah menetap di madinah,Rasullullah memulai rencana untuk membentuk masyarakat muslim yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.Usaha itu ialah:

1.Mendirikan masjid

2.Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar

Kaum Muhajjirin adalah para sahabat nabi yang hijrah dari Makkah ke Madinah.
Kaum Anshar adalah sahabat Rasulullah yang merupakan penduduk Madinah yang siap menolong dengan hangat kedatangan Rasulullah dan kaumNya.
Kaum Muhajjirin rela jauh dari sanak saudara demi melaksanakan perintah rasulullah ,dipererat Beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Anshar,Abu Bakar dengan Haritsah bin Zaid,Ja’far bin Abi Thalib dengan Muaz bin Jabbal.Persaudaraan ini dihukumi Rasul seperti saudara kandung.

Dengan ikatan saudara kandung,diharapkan terbentuk masyarakat yang kokoh dijiwai semangat gotomg royong dan ukhuwah islamiyah.

3.Perjanjian Perdamaian dengan Kaum Yahudi

Guna mencipatakan suasana yang aman, tenang dan tentram, Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi Mdinah. Isi perjanjian itu antara lain:

1.Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-samadengan kaum Muslimin
2.Kaum Muslimin dan kaum Yahudi wajib nasehat-menasehati, tolong-menolong dan melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
3.Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong, untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka, dan orang-orang Islam memikul belanja mereka sendiri pula.
4.Bahwa kota Madinah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat perjanjian itu. Kalau ada perselisihan diantara kedua kaum dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, maka urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasul.
5.Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah, wajib dilindungi keamanan dirinya (kecuali orang yang zalim dan salah) sebab Allah menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.

Sebelum mereka berpisah mereka janji akan bertemu di tempat yang sama dan Rasullullah mengutus 2 sahabatnya untuk mendampingi mereka dalam memperdalam ajaran islam.

4.Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk Masyarakat Islam

1.Dalam bidang politik: diwajibkan syuraa (musyawarah).
2.Dalam bidang kekayaan: ada hak sosial yang harus dikeluarkan (zakat).
3.Dalam bidang transaksi: perniagaanharus tidak ada unsur paksaan dan tipuan.
4.Dalam hidup bermasyarakat: harus berta’awun (tolong-menolong) dalam kebaikan.

Dengan diletakkannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan negari “Baldatun Thoyibatun Warabbun Ghafur”dan “Madinatul Munawwarah.”

JAKARTA 30/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman