Rabu, 17 Desember 2014

KEPEMIMPINAN ZULQARNAIN





MENGKAJI SIAPA ZULQARNAIN DAN YA’JUJ MA’JUJ ITU ?

“Mereka akan bertanya kepadamu Muhammad, tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya. Sesungguhnya kami telah memberi kekuasaan kepadanya di bumi, dan kami telah menberikan kepadanya jalan untuk mencapai segala sesuatu, maka ia pun menempuh jalan tersebut.”

(QS. Al Kahfi [18]: 83-85)

Muqaddimah

Dalam Alqur’an, kisah Iskandar Zulkarnain secara khusus termaktub dalam surat Al Kahfi ayat 83 – 101. Menurut mufassir terkemuka Ibnu Jarir Ath-Thabari dalam kitab tafsir Ath-Thabari nya, dikatakan bahwa Iskandar Zulkarnain berasal dari Romawi. Ia anak tunggal dari seorang warga yang paling miskin di antara penduduk kota. Namun, dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan pemuda-pemuda dan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia. Tak mengherankan jika kemudian Iskandar Zulkarnain muda tumbuh menjadi pemuda yang memiliki otak pintar, memiliki mimpi dan juga berbagai ilmu pengetahuan seperti ilmu politik, ilmu teknik dan ilmu perang.

Dari semenjak dia masih kecil, hatinya selalu gundah melihat perang yang selalu timbul antara Timur (kerajaan Persia) dan Barat (kerajaan Romawi). Perang yang tidak henti-hentinya dari tahun ke tahun dan bahkan dari abad ke abad itu telah menelan korban ribuan manusia dan menghancurkan banyak harta benda. Dia memiliki visi dan mimpi yang sangat menggelora, bahwa suatu saat dia akan menyatukan bangsa Barat dan Timur agar perang antara Timur dengan Barat yang sudah berlangsung lama itu berakhir. Dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi Timur dan Barat.

Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya yang populer, tafsir Al-Qurthubi, lebih banyak menceritakan akhlak Iskandar Zulkarnain dengan menyebutkan bahwa sejak masih kecil dan selama masa pertumbuhannya, Iskandar memiliki akhlak yang sangat mulia. Dia selalu melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya meski masih muda belia. Ia juga dikaruniai kecerdasan dan jiwa kepemimpinan yang baik.
Tidak dijelaskan siapa dan di mana lokasi mereka. (Tafsir Tabari); Bangsa Turk daripada golongan Yafits. (Tafsir Qurthubi); Keturunan Yafits Abu Turk. (Tafsir Ibnu Kathir); Nama asing bagi dua kabilah, suka merompak dan membuat kerosakan. (Tafsir Jalalain); Identiti dan lokasi tidak dinyatakan, hanya memetik kembali ungkapan dalam Al-Quran. (Tafsir Maraghi); Tidak dijelaskan. Serangan Mongol ke atas Dinasti Abbasiah dianggap sebagai salah satu petanda keluarnyanya Ya’juj & Ma’juj. (Tafsir Fi Zilalil Quran); Kata Ya’juj & Ma’juj mungkin boleh ditafsirkan sebagai fikiran jahat, niat buruk dan ideologi sesat. (Tafsir Al-Azhar); Dua bangsa berketurunan Adam, suka melakukan kerosakan, membunuh, merompak dan menyimpang dpd agama serta syirik. (Tafsir Al-Kahfi); Sangat sukar menentukan siapakah mereka dan di mana lokasi mereka, dan bagaimanakah kesudahan dan kedatangan mereka. (Tafsir Al-Mishbah).

Sosok Zulqarnain

Kisah Zulqarnain dalam ayat-ayat 83-98 Surah Al-Kahfi memberikan suatu model Islami tentang suatu Kuasa Besar Dunia Qurani. Kisah yang ringkas dan umum itu seharusnya kita sarikan pengajaran dan teladan untuk panduan dan pedoman kita.

Asbabun Nuzul

Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahawa beberapa ayat ini diturunkan berkenaan orang-orang Quraisy yang suatu waktu bertanyakan Rasulullah SAW mengenai seorang pemuda yang mengadakan perjalanan hingga ke masyriq dan maghrib dan peristiwa yang terjadi atas pemuda itu. [HR. Ibnu Jabir]

Golongan Ahli Kitab ingin membuktikan bahawa Al-Qur’an berasal dari Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW. Maka, sebahagian orang yang mendalami kitab mereka bertanya kepada Mumammad SAW tentang kisah umat terdahulu, di antaranya kisah Zulqarnain sebagai mana yang tertera dalam ktab mereka, Taurat dan Injil. Kemudian Allah mewahyukan kepada Rasulullah SAW untuk menjelaskan kisah itu. Zulqarnain adalah utusan Allah yang diutus kepada kaumnya agar mengajak kepada tauhid. Lalu Zulqarnain mendapat tentangan daripada Ya’jj dan Ma’juj, iaitu dua kaum yang membuat kerosakan.

RINGKASAN KISAH

Intro (ayat 83-84)

Zulqarnain diberikan Allah:

1.kekuasaan untuk memerintah bumi (kuasa besar);

2.ilmu, sarana dan prasarana untuk menjayakan misinya; dan

3.ilham jalan untuk menyempurnakan misinya.

Misi 1 (ayat 84-88)

Zulqarnain mengembara ke maghrib (paling barat). Beliau menemui suatu kaum yang kufur ingkar. Dalam melaksanakan perintah Allah (yang diberikan Allah kepadanya secara “opsyen”) beliau menghukum mereka yang zalim dan melayani dengan baik mereka yang beriman dan beramal soleh, sambil mengingatkan mereka tentang balasan Allah berupa azab di akhirat kepada yang zalim dan balasan sebaik-baiknya daripada Allah di akhirat kelak untuk mereka yang beriman dan beramal soleh.

Misi 2 (ayat 89-91)

Zulqarnain mengembara ke masyriq (paling timur).. Beliau menemui suatu kaum yang primitif yang mendiami kawasan geografi yang tidak berbangunan dan tidak berpokok.

Misi 3 (ayat 92-98)

Zulqarnain berpatah balik dan menuju utara. Beliau menemui suatu kaum yang tidak memahami bahasa beliau. Kaum berkenaan menceritakan kepadanya tentang Ya’juj dan Ma’juj yang melakukan kerosakan di muka bumi. Mereka memohon khidmat profesional daripada Zulqarnain untuk membina tembok penghalang antara dua gunung daripada bahaya serangan Ya’juj dan Ma’juj. Zulqarnain memberikan khidmat kepakaran yang dimilikinya, dengan memindahkan teknologi kepada kaum berkenaan serta mendapatkan tenaga sumber insan daripada mereka. Segalanya secara percuma sebagai suatu tanggungjawab sosial Zulqarnain sebagai “sebuah kuasa besar”. Tembok penghalang itu telah berjaya didirikan dengan sharing teknologi yang tinggi yang terbina daripada hasil collaborating sumber dan daya. Zulqarnain berjaya memberikan penyelesaian kepada kaum berkenaan yang selama ini buntu menghadapi masalah yang tanpa penyelesaian.

Antara Zulqarnain dan Ya’juj Ma’juj ?

Kisah Zulqarnain terdapat dalam Surat Al Kahfi ayat 83-101. Para ahli tafsir, seperti Ibnu Katsir, memperkirakan, ia hidup 3,000 tahun sebelum Masehi. Sezaman dengan Nabi Ibrahim AS. dan Nabi Ismal AS. Bahkan, disebutkan, Zulqarnain pernah membantu Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merehabilitas bangunan Kabah.



Zulqarnain merupakan raja (penguasa) di muka bumi, yang berlaku kasih sayang kepada rakyatnya. Menerapkan hukum tanpa pandang bulu. Tidak pernah pilih kasih. Ia juga suka turba alias turun ke bawah. Istilah sekarang blusukan (Sunda: kukurusukan, bebelesekan), termasuk ke kawasan-kawasan terpencil. Hingga ia mengetahui benar aspirasi rakyat secara tepat. Untuk diberi bantuan dan pemecahan masalah. Bukan untuk dibujuk rayu suaranya agar mendukung atau memilih dia. Zulqarnain pantang melakukan hal-hal tercela semacam itu.



Seperti waktu tiba di sebuah kawasan yang amat terpencil di bawah lembah dua gunung, ia menemukan kelompok penduduk yang teraniaya oleh kejahatan dua makhluk, Yajuj dan Majuj. Dua jenis makhluk perusak lingkungan alam dan kehidupan. Kejahatan mereka berlangsung terus-menerus tanpa ada yang berani melawan. Mereka "sakti mandraguna", karena didukung sistem yang memungkinkan mereka leluasa berbuat sekehendak hati dalam mendapat kesenangan pribadi. Para pemimpin lokal seolah-olah tak berdaya melawan, karena sudah masuk dalam sistem kejahatan mereka. Menerima suap sogok, komisi, fee, dan lain-lain agar membiarkan Yajuj dan Majuj bebas berbuat apa saja. Mengeruk sumber daya alam tanpa memikirkan kondisi masa depan. Asal untung sekarang. Mengeksploitasi sumber daya manusia habis-habisan. Yang pintar-pintar dijadikan "budak intelekual", ilmuwan "pesanan". Yang awam diperas tenaganya dengan upah murah tanpa jaminan layak.



Ketika datang Zulqarnain ke sana, penduduk mengadu. Mohon bantuan menghentikan kejahatan Yajuj dan Majuj beserta antek-anteknya. Bahkan, mereka siap membayar berapa saja, asal benar-benar aman. Zulqarnain menolak iming-iming upah. Pertama, karena belum mulai bekerja. Kedua, sebagai penguasa yang berkewajiban melindungi rakyat, tak elok mendapat "jatah" apa saja di luar fasilitas sebagai pemimpin yang sudah diperoleh secara sah dan resmi. Malah Zulqarnain mengatakan, fasilitas (gaji, tunjangan, dan sebagainya) berupa anugerah Allah SWT. lebih baik dan lebih cukup daripada hasil pungli kepada rakyat.



قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَن تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا



Qaloo ya tha alqarnayni inna yajooja wamajooja mufsidoona fee alardi fahal najAAalu laka kharjan AAala an tajAAala baynana wabaynahum saddan



Mereka berkata, hai Zulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu, orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka buatkanlah dinding pemisah antara kami dengan mereka, nanti kami memberi sesuatu upah kepadamu. (QS. Al-Kahfi: 94)



قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ



Qala ma makkannee feehi rabbee khayrun



Zuqarnain pun menjawab, "Apa yang dikuasakan oleh Allah SWT. kepadaku, lebih baik...." (QS. Al-Kahfi: 95)



Zulqarnain menolak fee dari proyek yang akan digarapnya. Karena tujuannya bukan mencari keuntungan melainkan untuk menolong rakyatnya dari gangguan keamanan dan rongrongan penjahat. Ia hanya meminta, semua orang ikut terlibat bekerja. Minimal menyediakan bahan-bahan berupa potongan-potongan besi dan tembaga.



Dari kedua bahan tersebut, Zulqarnain membuat benteng raksasa yang membentang di antara kedua lembah gunung, sehingga Yajuj dan Majuj tak dapat lagi lewat ke sana. Tak dapat lagi pulang anting, baik diam-diam maupun terang-terangan, menyebarkan virus-virus kerusakan material-finansial dan mental spiritual terhadap rakyat yang bertahun-tahun menjadi sasaran kerakusan dan kejahatannya.



Alhasil, diperlukan pemimpin tegas berwibawa untuk merombak sistem yang semerawut di segala bidang. Pemimpin yang menjadikan rakyatnya sebagai aset berharga. Pemimpin yang siap sedia melindungi rakyatnya dari segala gangguan, baik internal maupun eksternal. Yang mampu menyapu tingkah laku Yajuj dan Majuj masa kini. Ya, pemimpin model Zulqarnain itu bukan pemimpin yang hanya dekat dan sayang kepada rakyat sebatas pada musim tertentu. Bukan pemimpin yang suka melakukan markup, pungli, atau rekayasa dalam berbagai kegiatan yang mengatasnamakan rakyat. Zulqarnain adalah cermin pemimpin yang adil, jujur, terbuka, dan selalu mementingkan rakyatnya. ***[Ditulis Oleh H. USEP ROMLI HM., pengasuh Pesantren Anak Asuh Raksa Sarakan Cibiuk Garut, pembimbing haji dan umrah BPIH Megacitra/KBIH Mega Arafah Kota Bandung. Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Kamis (Pahing) 7 Februari 2013 / 26 Rabiul Awal 1434 H. pada Kolom "CIKARACAK"]

Jakarta 17/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman