Rabu, 12 November 2014

TAFSIR SURAT AL-INSAN




SURAT AL-INSAN ?

Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.(QS Al-Insan: 3)

Nama Surat

Nama surat al-Insan lainnya, yaitu surat Hal ata ‘ala al-insan, al-Dahr, Amsyaj. Al-Insan berarti manusia; Hal ata ‘ala al-insan artinya: Bukankah telah datang atas manusia; Al-Dahr berarti masa; Amsyaj berarti yang bercampur.

M. Quraish Shihab menulis dalam tafsir ‘Al-Mishbah’:”Nama surah ini yang paling populer adalah surah al-Insan. Kata tersebut ditemukan pada awal ayatnya. Pada masa Nabi saw. Ia lebih dikenal dengan nama Hal ata ‘ala al-Insan yang merupakan rangkian kata-kata paruh pertama ayatnya yang pertama. Ada juga yang menamainya Surah ad-Dahr. Nama ini ditemukan dalam banyak mushhaf. Nama lain untuknya adalah surah al-Amsyaj karena kata tersebut hanya ditemukan sekali dan dalam surah ini saja.”[1]

Dalam tafsir ‘Taisir al-Tafsir’ Syaih Ibrahim al-Qathan menulis:” Surat al-Insan dinamakan al-Dahr, al-Abrar, al-Amsyaj, surat ini menurut jumhur ulama adalah surat Madaniyah yang diturunkan setelah surat ar-Rahman dan jumlah ayatnya 31.”[2]

Menurut Al-Alamah Syaih Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki dalam,’Hasyiyah al-Alamah al-Shawi ala Tafsir al-Jalalaini’:”Surat al-Insan dinamakan surat Hal ata, al-Amsyaj, al-Dahr.[3]

Rasulullah saw senang membaca surat tersebut di atas di waktu shalat subuh, sebagaimana keterangan hadis yang  ada dalam shahih Muslim yang artinya:”Sesungguhnya Rasulullah saw membaca surat as-Sajadah dan al-Insan di dalam shalat shubuh pada hari jum’at.” (HR Muslim dari Ibnu Abbas)

Demikianlah para pakar mufassir menulis nama-nama lain surat al-Insan, yaitu surat Hal ata, al-Insan, al-Dahr, Amsyaj dan al-Abrar. Tetapi yang paling populer adalah surat al-Insan.

Di samping penamaan surat tersebut di atas, tentu punya maksud dan tujuan Allah swt. menurunkannya. Dinamakan surat Hal Ata sesuai dengan permulaan ayat pertama; Surat al-Insan yang berarti manusia dan memang surat ini diawali dengan pengkhabaran tentang proses penciptaan manusia; Ad-Dahr yang artinya suatu masa dimana manusia telah disebut namanya meskipun belum berbentuk; Al-Amsyaj yang berarti bercampur dimana kejadian anak cucu Adam terjadi karena percampuran antara sperma bapak dengan ovum ibu atas kuasa Allah swt.; Juga dinamakan surat al-Abrar yang artinya orang-orang yang baik, manusia memilih petunjuk Allah swt dengan mensyukuri nikmak-nikmat yang diterimanya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya sesuai petunjuk-Nya.



Masa Turun

Dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa surah ini Madaniyah (diturunkan di Madinah), akan tetapi sebenarnya ia diturunkan di Mekah; dan ke-Makkiyyahannya ini sangat jelas terlihat dalam temanya, susunan kalimatnya, dan cirri-cirinya. Oleh karena itu, kami menguatkan riwayat-riwayat lain yang mengatakan bahwa ia makkiyyah. Bahkan, dari konteksnya kami melihat bahwa ia termasuk surah-surah Makkiyah yang turun pada masa-masa permulaan…[4]

Kumpulan ayat-ayat surah ini diperselisihkan oleh ulama mengenai masa turunnya, antara yang berpendapat bahwa surah ini seluruhnya Makkiyah dan yang mengatakan Madaniyyah seluruhnya, disamping pendapat lain yang mengatakan bahwa sebagian surah ini Makiyyah dan sebagian lainnya Madaniyyah. Mayoritas ulama berpendapat bahwa surah ini Makiyyah. Kandungan uraiannya sangat sejalan dengan ayat-ayat Makkiyah.[5]

Surat ini (al-Insan) adalah surat Makkiyyah dan ada yang mengatakan bukan Makkiyyah. Dan hubungannya dengan surat sebelumnya(al-Qiyamah) adalah jelas ia diturunkan di Mekkah.[6]

Dari pendapat tersebut di atas, surat al-Insan tergolong surat Makkiyyah, sebab dilihat dari susunan kalimat, cirri-cirinya dan kandunganannya sejalan dengan ayat-ayat Makkiyah.



Tema Utama

Surah ini secara keseluruhan berisi seruan yang berkumandang untuk melakukan ketaatan, untuk kembali kepada Allah, mencari ridha-Nya, mengingat nikmat-Nya, merasakan karunia-Nya, menjaga diri dari azab-Nya, menyadari ujian-ujian-Nya, dan memahami hikmah-Nya di dalam menciptakan, memberi nikmat, memberi ujian, dan memberi kesempatan….[7]

Al-Baqa’i berpendapat bahwa tujuan utama surah ini adalah peringatan kepada manusia menyangkut apa apa yang diuraikan pada surah sebelum ini yakni surah al-Qiyamah yaitu adanya kehadiran kepada Allah swt. untuk menerima balasan dan ganjaran. Tujuan ini dibuktikan melalui nama surah ini –al-Insan- dengan jalan memperhatikan awal dan tujuan penciptaannya, sebagaimana ditunjuk juga oleh namanya yang lain yaitu ad-Dahr dan al-Amsyaj[8]

Surat al-Insan ini mencakup tiga topik utama, pertama yakni bagaimana Allah menciptakan proses perkembangan manusia sebagaimana disebutkan di akhir surat al-Qiyamah, sedangkan surat al-Insan dari awal sampai pada firman-Nya (dia mendengar dan melihat), kedua yakni balasan Allah kepada orang-orang yang bersyukur dan ancaman kepada orang-orang kafir dan Dia mensifati surga dan neraka sebagaimana firman-Nya (Sesungguhnya Kami memberi petunjuk kepadanya suatu jalan yang lurus) sampai pada firman-Nya (dan usahamu adalah disyukuri/diberi balasan), ketiga yakni perintah untuk Nabi agar bersabar, berdzikir kepada Allah, shalat tahajjud di waktu malam yang demikian itu dari firman-Nya (Sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur)

Sampai akhir surat.[9]

Dari penjelasan para mufassir di atas, surat al-Insan menerangkan tentang penciptaan manusia, hidayah Allah kepada manusia ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur, menerima balasan dan ganjaran bagi orang-orang yang taat maupun yang kufur, perintah bersabar, berdzikir kepada Allah, shalat tahajjud di waktu malam dan bertasbih, serta diakhiri dengan balasan bagi orang-orang yang beriman dan bersyukur, dengan masuk surga dan siksa yang pedih bagi orang-orang yang berbuat zhalim.

Pokok-Pokok Isi Surat Al-Insan

1. Penciptaan Manusia

Allah swt berfirman:

$¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ

Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat.(QS Al-Insan: 2)

Sentuhan ini diikuti oleh sentuhan lain tentang hakekat asal-usul manusia dan kejadiannya, hikmah Allah di dalam menciptakannya, dan diberinya mereka bekal dengan bermacam-macam potensi dan pengetahuan.[10]



2. Petunjuk Mengikuti Jalan Allah

Allah swt berfirman:

$¯RÎ) çm»uZ÷ƒyyd Ÿ@Î6¡¡9$# $¨BÎ) #[Ï.$x© $¨BÎ)ur #·qàÿx. ÇÌÈ

Sesungguhnya kami Telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.(QS Al-Insan: 3)

Sentuhan ketiga adalah tentang pemberian petunjuk-Nya ke jalan yang lurus, pertolongan-Nya kepada manusia untuk mengikuti petunjuk itu, dan dibebaskannya manusia setelah itu untuk memilih kembalinya nanti.[11]



3. Balasan Bagi Orang Yang Bersyukur

Allah swt berfirman:

¨bÎ) #x»yd tb%x. ö/ä3s9 [ä!#ty_ tb%x.ur Oä3ã÷èy #·qä3ô±¨B ÇËËÈ

Sesungguhnya Ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).(QS Al-Insan: 22)

Demikianlah paparan terperinci dan bisikan yang mengesankan di dalam hati, bisikan terhadap kenikmatan yang bagus itu dan keterbebaskan dari rantai, belenggu, dan api neraka yang menyala-nyala….Memang terdapat dua jalan kehidupan, jalan yang satu membawa manusia ke surga dan yang satunya lagi membawa ke neraka.[12]



4. Perintah Allah Kepada Nabi saw

Allah swt berfirman:

÷ŽÉ9ô¹$$sù È/õ3ßÛÏ9 y7În/u Ÿwur ôìÏÜè? öNåk÷]ÏB $¸JÏO#uä ÷rr& #Yqàÿx. ÇËÍÈ Ìä.øŒ$#ur zNó$# y7În/u Zotõ3ç/ WxϹr&ur ÇËÎÈ šÆÏBur È@ø©9$# ôßÚó$$sù ¼çms9 çmósÎm7yur Wxøs9 ¸xƒÈqsÛ ÇËÏÈ

Maka Bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka. Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.Dan pada sebagian dari malam, Maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.(QS Al-Insan:24-26)

Tugas penyampian risalah kenabian dinamai oleh ayat di atas hukum/ ketetapan Tuhan karena risalah kenabian tidak dapat diusahakan. Ia adalah penunjuk Allah secara langsung tanpa keterlibatan siapa pun selain-Nya. Konsekuensi penyampian risalah bahkan dakwah kebenaran juga merupakan ketetapan Tuhan. Yakni telah merupakan keniscayaan bagi penganjur kebaikan bahwa ia pasti menghadapi tantangan dan rintangan.[13]



5. Janji Dan Ancaman Allah Bagi Manusia

Allah swt berfirman:

ã@Åzôム`tB âä!$t±o Îû ¾ÏmÏFuH÷qu 4 tûüÏJÎ=»©à9$#ur £tãr& öNçlm; $¹/#xtã $JKÏ9r& ÇÌÊÈ

Dan memasukkan siapa yang dikehendakinya ke dalam rahmat-Nya (surga). dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.(QS Al-Insan:31)

Penutup ini serasi benar dengan bagian permulaan dan menggambarkan akhir ujian, yang untuk diuji inilah Allah menciptakan dari nuthfah yang bercampur, dan diberi-Nya pendengaran dan penglihatan, serta ditunjukkannya jalan ke surga atau ke neraka.[14]

By Abi Umar Fauzi Kasmudik (1/13/11/2014) bersambung...









[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 14, h. 649.

[2] Ibrahim Al-Qathan, Taisir Al-Tafsir, jilid 4, h. 488

[3] Ahmad Ash-Shawi Al-Maliki, Hasyiyaj al-Alamaj Ash-Shawi ala Tafsir Al-Jalalaini,jilid 4, h. 271.

[4]Sayyid Quthb,Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an, jilid 23, h. 175.

[5]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 14, h. 649.

[6] Abi Hayyan al-Andulisi, al-Nahr al-Maad min al-Bahr al-Muhid, jilid 5, h. 477-478.

[7]Saiyyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an, jilid 23, h. 176.

[8] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 14, h. 650.

[9] Ibrahim Al-Qathan, Taisir al-Tafsir, jilid 4, h. 488.

[10] Saiyyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, jilid 23, hal. 176.

[11] Ibid, hal. 176.

[12] Ibid, hal. 188.

[13] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, vol. 14, hal. 668.


[14] Saiyyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, jilid 23, hal. 196

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman