Rabu, 05 November 2014

SIAPA KITA ?





MANUSIA DAN KARAKTER

Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Q.S. Al-Qiyamah: 36)

Manusia ?

Manusia menurut Sidi Gazalba dalam bukunya”Ilmu, Filsafat, dan Islam tentang Manusia dan Agama” sebagai berikut:

“Menurut kajian ilmu, manusia sebagai individu terdiri dari sel-sel daging, tulang, saraf, darah dan lain-lain (materi) yang membentuk jasad. Pertemuan zat ayah ibu membentuk janin (embrio) dalam rahim ibu yang tumbuh secara evolusi, setelah janin itu sempurna, ia lahir sebagai bayi.”[1]

Lain dengan apa yang didifinisikan oleh Prof. Abbas Mahmud Al-Aqqad sebagai berikut:“Manusia adalah makhluk hidup yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan.”[2]

Sedangkan perkembangan kejadian manusia menurut Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 12 sd 14 sebagai berikut:

ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$#

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu  air mani (yang disimpan)  dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(Q.S. Al-Mukminun: 12-14)

Manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukan di muka bumi ini, sebagaimana Allah SWT berfirman sebagai berikut:

Ü=|¡øtsr& ß`»|¡RM}$# br& x8uŽøIム´ß ÇÌÏÈ

Artinya: Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Q.S. Al-Qiyamah: 36)

Dari difinisi dan dikuatkan oleh firman Allah SWT di atas dapat difahami bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang terdiri dari beberapa organ tubuh dan siap untuk bertanggung jawab apa yang telah diamanatkan kepadanya, siap melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Meskipun demikian, masih banyak manusia yang melakukan pelanggaran-pelanggaran agama yang diyakininya, baik muslim maupun non muslim.

Beruntunglah manusia yang patuh beragama dengan baik, meyakini dan melaksanakan apa yang terpuji dan meninggalkan apa yang tercela. Dan sangat merugi  manusia yang tidak patuh terhadap agamanya, selalu melanggar dan berbuat dosa terhadap Tuhan dan kepada sesamanya

Bagaimana al-Qur’an menyebut manusia dalam bahasa kita dan kata apa yang digunakan? Untuk itu, penulis akan menjelaskan sebagaimana di bawah ini:



1.Penamaan Manusia

Manusia ditinjau dari kelompoknya atau secara keseluruhan digunakan kata al-Insan (manusia) sebagaimana firman Allah SWT

ö@yd 4tAr& n?tã Ç`»|¡SM}$# ×ûüÏm z`ÏiB ̍÷d¤$!$# öNs9 `ä3tƒ $\«øx© #·qä.õ¨B ÇÊÈ $¯RÎ) $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB >pxÿôÜœR 8l$t±øBr& ÏmÎ=tGö6¯R çm»oYù=yèyfsù $JèÏJy #·ŽÅÁt/ ÇËÈ

Artinya: Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.(Q.S. AL-Insan: 1-2)

Al-Biqa’i memahami ayat di atas sebagai isyarat bahwa zaman tidak diciptakan kecuali untuk manusia. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang termulia dan ini membuktikan keniscayaan, kebangkitan agar manusia memperoleh balasan dan ganjarannya.[3]

Dengan ayat ini pakar tafsir Ibnu Kastir mengatakan: “Allah SWT mengkhabarkan kepada manusia (al-insan) bahwa ia diwujudkan sebelum merupakan sesuatu yang dapat disebut karena hina dan kelemahannya.” [4]

Kata insan (manusia) dalam Al-Qur’an terkadang dikaitkan dengan kata al-Jin, seperti dalam  firman Allah SWT surat Adz-Dzariyat ayat 56 sebagai berikut:

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.(Q.S.Adz-Dzariyat: 56)

Lafal al-Insan (manusia) digunakan untuk menggambarkan manusia sebagai makhluk yang dibebani tugas dan tanggung jawab sebagaimana firman AllhSWT.

uŽ|³÷èyJ»tƒ Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur óOs9r& öNä3Ï?ù'tƒ ×@ßâ öNä3ZÏiB tbqÁà)tƒ öNà6øn=tæ ÓÉL»tƒ#uä ö/ä3tRrâÉYãƒur uä!$s)Ï9 öNä3ÏBöqtƒ #x»yd 4



Artinya: Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberikan peringatan kepadamu terhadap pertemuan hari ini?...(Q.S. Al-An’am: 130)

Pada hari perhitungan, Allah akan mengatakan kepada para pelanggar kebenaran itu, Hai golongan jin dan manusia (al-ins)! Apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri…

Tentu saja semua rasul Allah ditunjuk dari golongan manusia, tetapi karena seluruh jin dan manusia diberitahu terlebih dahulu, maka dalam hal para rasul juga dikaitkan dengan mereka semua, meskipun mereka dari golongan yang sama.

Pada riwayat lain dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa setiap rasul yang dipilih dari manusia itu akan menunjuk seseorang dari golongan jin untuk menjadi utusan di antara golongan mereka.[5]

Al-Qur’an menggunakan kata al-Basyar, yang secara harfiah berarti kulit, untuk dua hal. Pertama, ketika membicarakan manusia dari segi materi atau fisik-biologis, seperti makan, minum, kawin dan berkembang biak.

ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ׎|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqム¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) ÓÏnºur ÇÊÊÉÈ

Artinya: Katakanlah:”Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:”Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. (Q.S. Al-Kahfi: 110)

Kata(=Fæ) basyar digunakan al-Qur’an untuk menunjuk manusia secara umum, yang kesemuanya memeliki persamaan dalam poptensi kemanusiaan, tanpa                               mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dalam sifat-sifat individual, atau tingkat kecerdasan pikiran dan emosi masing-masing.[6]



Kedua, penciptaan manusia pada tahap awal sebagaimana firman Allah swt.

ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& Nä3s)n=s{ `ÏiB 5>#tè? ¢OèO !#sŒÎ) OçFRr& ֍t±o0 šcrçŽÅ³tFZs? ÇËÉÈ

Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. Ar-Rum: 20)

Ar-Razi dalam tafsirnya, memperoleh kesan dari kata basyar  sebagai makhluk yang memiliki potensi mengetahui. Manusia menjadi manusia bukan karena geraknya, sebab binatangpun bergerak Binatang tidak memiliki potensi berpengetahuan.[7]

Kata an-Nas dilihat dari segala permasalahan hidupnya sebagaimana firman Allah SWT.

ö@è% èŒqããr& Éb>tÎ/ Ĩ$¨Y9$# ÇÊÈ Å7Î=tB Ĩ$¨Y9$# ÇËÈ Ïm»s9Î) Ĩ$¨Y9$# ÇÌÈ `ÏB Ìhx© Ĩ#uqóuqø9$# Ĩ$¨Ysƒø:$# ÇÍÈ Ï%©!$# â¨ÈqóuqムÎû Írßß¹ ÄZ$¨Y9$# ÇÎÈ z`ÏB Ïp¨YÉfø9$# Ĩ$¨Y9$#ur ÇÏÈ

Artinya: Katakanlah, aku berlindung kepada Rabb manusia, Malik manusia, Ilah manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikan kejahatan ke dalam dada manusia; (syaitan itu) dari jin dan manusia.(Q.S. An-Nas: 1-6)

Kata (@äneã ) an-anas terulang di dalam al-Qur’an sebanyak 241 kali, Kata ini berarti kelompok manusia. Ia terambil dari kata (@qneã ) an-nauws yang berarti gerak, ada juga yang berpendapat bahwa ia terambil dari kata unas(@äneã ) yang akar katanya berarti nampak.[8]



Sedangkan kata Bani Adam dilihat dari asal keturunannya,Dia berfirman:

ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$#  óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.(Q.S. Al-Isra’: 70)

Allah swt mengkhabarkan  bahwa anak cucu Adam (maksudnya manusia) dimuliakan atas makhluk lainnya, karena mereka sebaik-baik bentuk dan makhluk yang sempurna sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”[9]

Dengan firman-firman Allah swt. di atas penamaan manusia menggunakan lafadz al-Insan, al-Ins, al-Basyar, an-Nas dan Bani Adam. Demikianlah nama – nama manusia tersebut dalam Al-Qur’an.

Bersambung...By Abi Umar (1/5/11/2014)





[1] Syahminan Zaini, Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an, hal. 5.                            

[2] Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat, dan Islam tentang Manusia dan Agama, hal 6

[3] M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,2002),volume 14.hal.652

[4] Muhammad Ali Ash-Shabuny, Shafwat al-Tafasir, (Beirut: Dar al-Fikr), jilid 3, hal.491

[5] Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur’an, (Jakrta:Al-Huda, 2004),jilid 5.hal.309-310

[6] M.Quraish Sihahab, Tafsir Al-Mishbah, volume 15.hal. 33

[7] Ibid, vol. 15, hal. 153.

[8] Ibid, vol. 15, hal.640


[9] Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim,(Jeddah: Al-Haramain), jilid 4. hal. 527

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman