Rabu, 22 Oktober 2014

HIJRAH KARENA ALLAH SWT





RAHASIA HIJRAH


“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)

 Muqaddimah

Setiap kali memasuki tahun baru hijriyah kita selalu diingatkan  pada peristiwa besar dan bersejarah, yaitu hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Makkah al Mukarramah menuju Yatsrib yang kemudian dirubah namanya dengan al Madinah al Muawwarah. Sebab peristiwa hijrah adalah awal kejayaan Islam, berawal dari sinilah Islam menyebar dan meluas ke seluruh penjuru dunia. Mulai dari  peristiwa inilah Rasulullah mulai meletakkan dasar-dasar bermasyarakat dan bernegara. Sehingga pada hari ini bentuk negara dan masyarakat yang dibangun nabi tersebut menjadi percontohan bagi masyarakat yang modern dan beradab.

Peristiwa hijrah dimulai ketika Islam mulai menyebar luas di Madinah, maka para sahabat Nabi yang senantiasa mendapat perlakuan tidak baik dari orang-orang musyrik, mereka meminta izin kepada nabi untuk hijrah ke Madinah. Kemudian Nabi memberi izin pada mereka untuk hijrah, sehingga secara berangsur-angsur dan bergelombang umat Islam berangkat berhijrah ke madinah. Orang yang pertama kali hijrah adalah Abu Salamah saudara Nabi sesusuan. Sehingga kemudian orang yang tinggal di Makkah tersisa Rasulullah, Abu Bakar as Shiddiq dan Ali bin Abi Thalib al Murtadha, orang yang dipenjara dan orang yang sakit.

Tahun Hiriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawaban atau surat Wali Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah, Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya, seperti yang berasal dari tahun Gajah, Kalender Persia, Kalender Romawi dan kalender-kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah. Khlifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai  taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

Ayat - Hadits Hijrah dan Jihad



“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (Q.S. Al-Anfal: 74)

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberi rahmat-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. At-Taubah: 20-22)

“Dan orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) Kami. benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah swt. benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-‘Ankabut: 69)

Dari Abu Qirshafah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai manusia! Berhijrahlah kalian dan berpegang teguhlah pada Islam. Karena hijrah tidak akan pernah berhenti selama jihad masih ada.” (H.R. Thabrani, Majma’uz-Zawa’id)

Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Kabar gembira bagi seseorang yang banyak berdzikir kepada Allah ketika sedang keluar di jalan Allah, karena setiap kalimat akan dibalas 70.000 kebaikan, dan setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya hingga 10 kali lipat, dan selain itu dia juga akan mendapat tambahan dari Allah.” Rasulullah saw. ditanya seseorang, “Ya Rasulullah! Bagaimana kalau bersedekah?” Beliau menjawab, “Pahala bersedekah juga seperti itu.” (hayathus shahabah. terj jilid 1, bab Jihad-Pahala infaq dalam jihad fi sabilillah: 557)

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka tercabutlah dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila umatku meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, maka diharamkan bagi mereka keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling mencaci maki satu sama lain, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah swt..” (H.r. Hakim dan Tarmidzi)

Dari ‘Aisyah r.ha., ia berkata. “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika debu fi sabilillah bercampur dengan hati seorang Muslim, niscaya Allah ‘azza wa jalla akan mengharamkan neraka atasnya.'” (H.r. Ahmad dan Thabarani, Majma’uz-Zawa’id)

Dari Ubadah bin Ash-Shamit ra., bahwasanya seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk mengembara.” Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya pengembaraan (Wisata) umatku adalah jihad fi sabilillah ‘azza wa jalla.” (HR. Abu Dawud)

Makna Hijrah
Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.

Dalam realitas sejarah hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, yaitu adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tepat yang tidak kondisuf untuk berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan ahun Hijriyah.

Keutamaan Islam dibangun atas tiga prinsip dasar; Iman-Hijrah-Jihad. Tanpa ketiganya, kaum muslimin tidak akan menjadi mulia. Dan tidak ada jalan lain untuk menjadi mulia, kecuali dengan mengamalkannya. Setiap orang yang menerima Islam akan menapaki kesempurnaan ini.

Hijrah dan I`dad adalah Dua Fardhu yang Tanpa Disertai Syarat [h.14] Matinya seorang Muhajir Itu Bernilai Syahid [h.20] Dimana pun dan oleh sebab apapun. Dan diantara keutamaan-keutamaan orang yang berhijrah adalah balasan Alloh di dunia, berupa tempat tinggal dan rezki yang baik.

“dan orang-orang yang berhijrah karena Alloh sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia” [Q.S. An-Nahl:41]
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan yang berjihad fie sabili-LlaH, mereka itu mengharapkan rahmat Alloh…” [Al-Baqoroh:218]

Menurut Abdullah Azzam, Hijrah itu ada dua, dan keduanya adalah wajib! Hijrah kepada Alloh berarti hijrah kepada Kitab-Nya, Hukum-Nya, dan Sifat-Nya.[h.51] dan Hijrah kepada Rosul yakni dengan menjadikannya sebagai uswah hasanah. Dan lebih mencintai Rosululloh dari manusia seluruhnya [h.52]

Jihad harus didahului dengan hijrah. Sedangkan hijrah adalah perkara yg paling sulit bagi jiwa manusia. [h.53] Karena berpisah dengan tempat dan kenangan masalalunya, yang mana hal ini diserupakan dengan membunuh jiwa manusia (An-Nisa`: 66). Demikian I`dad, keduanya ibarat sholat dan wudlu. Tidak sah Jihad tanpa Hijrah dan I`dad.

Peristiwa dalam ‘Asyura

Sebagaimana telah disinggung di awal pembahasan bahwa pada hari 'Asyura terjadi banyak peristiwa bersejarah. Peristiwa bersejarah yang dimaksud antara lain:

1. Allah menerima taubat nabi Adam alayhissalam dari maksiat yang dilakukannya (makan buah pohon yang terlarang baginya). Perlu diketahui bahwa dosa yang dilakukan oleh Nabi Adam alayhissalam adalah dosa kecil yang tidak ada unsur kerendahan jiwa, dosa yang dilakukan Nabi Adam bukanlah dosa besar apalagi kufur, karena mustahil bagi Rasul melakukan kufur atau dosa besar.

2.  Allah ta'aala menyelamatkan Musa alayhissalam dan para pengikutnya dari tenggelam di laut, sebaliknya menenggelamkan Fir'aun dan bala tentaranya di laut.

3. Allah menyelamatkan perahu Nabi Nuh alayhissalam dan orang-orang mukmin yang mengikutinya. Perahu itu berlabuh di sebuah gunung di Irak yang bernama "al-Judi" setelah berada di atas air bah selama 150 hari.

4. Perang Dzaturriqa', perang Dzaturriqa' terjadi pada tanggal 10 Muharram 4 Hijriyyah. Pada perang ini Rasulullah bertindak sebagai panglima tertinggi disertai 700 orang sahabatnya, sedangkan kaum musyrikin jumlahnya jauh lebih besar. Namun demikian sebelum sempat terjadi pertempuran antara tentara Islam dan musyrikin, Allah ta'ala menciptakan rasa takut yang luar biasa pada kaum musyrikin, sehingga mereka lari tunggang langgang sebelum bertempur.

5. Gugur (syahid) nya al-Husain bin Ali radliyallahu anhu, peristiwa memilukan ini terjadi pada hari Jum'at 10 Muharram tahun 61 Hijriyyah, beliau syahid ditangan orang dzalim. Kejadian ini sangat memilukan, menyedihkan dan merupakan musibah yang sangat besar bagi kaum muslimin. Beliau adalah putra Ali dan Fatimah rodliyallahu anhuma cucu Rasulullah yang sangat mirip dengan beliau baik fisik maupun akhlaknya. Al-Husain bin Ali adalah seorang pemimpin yang sholeh, bertaqwa, wara' dan zahid. Mengenai keutamaan beliau dan saudaranya (al-Hasan bin Ali) Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:

الحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ الْجَنَّةِ



Maknanya: "al-Hasan dan al-Husain adalah sayyid (pemimpin) para pemuda di surga". (HR. Tirmidzi).



Keutamaan Bulan Muharram

Momentum Muharram sungguh sangat berharga untuk kita lewatkan, olehnya mari kita sejenak mengkaji Keutamaan Bulan Muharram yang disebutkan dalam Al-Quran maupun Al-Hadits. Diantara keuatamaan bulan Muharram adalah:

(1) Bulan Muharam merupakan salah satu bulan haram. Allah SWT berfirman :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, (QS. At-Taubah : 36)

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa ada dua belas : mulai dari bulan Muharam yang insya Allah akan tiba besuk malam, hingga bulan Dzulhijjah. Diantara dua belas bulan itu ada empat bulan haram yaitu bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab.

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam At-Thabari dalam Tafsirnya mengutip atsar dari Ibnu Abbas r.a. : "Allah menjadikan bulan-bulan ini sebagai bulan-bulan suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih pada bulan ini juga lebih besar."

(2) Keutamaan kedua dari bulan Muharam adalah nilai historis bulan ini sebagai bulan hijrah.

Karena itulah, ketika Umar bin Khatab hendak menentukan tahun baru Islam, beliau memilih Muharam sebagai bulan pertama. Hijrah yang diambil sebagai titik tolak peradaban Islam. Maka kalender Islam pun disebut sebagai kalender hijriyah.

Lalu bagaimana kita mengambil ibrah dari peristiwa hijrah yang terjadi pada bulan Muharam 1433 tahun yang lalu? Sedangkan Rasulullah telah mensabdakan,

لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ

Tidak ada hijrah setelah futuhnya Makkah (HR. Bukhari)

Perlu diketahui, bahwa maksud hadits Rasulullah SAW itu adalah, tidak lagi wajib hijrah dari Makkah ke Madinah setelah futuhnya Makkah. Karena tidak ada kewajiban untuk hijrah dari negeri Muslim.

Hijrah yang dituntut Islam bagi ummatnya adalah hijrah maknawi, semangat hijrah seperti sabda Rasulullah SAW:

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

"Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah." (HR. Bukhari)

(3) Kemuliaan ketiga dari bulan Muharam adalah, disunnahkannya puasa tasu'a dan ayura pada bulan itu.

Bahkan puasa tasu'a dan asyura serta puasa sunnah lainnya (senin kamis, ayamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia setelah Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Puasa yang paling mulia setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa) di bulan Allah, Muharam. (HR. Muslim)

Secara khusus, Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan puasa asyura dalam sabdanya :

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya mengenai puasa asyura, beliau menjawab, "ia bisa menghapus dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim)

Sedangkan mengenai puasa tasu'a, Rasulullah berazam untuk menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum Muharam tiba. Lalu para sahabatnya menjalankan puasa tasu'a seperti keinginan Rasulullah SAW :

إذا كان العام المقبل صمنا يوم التاسع

Apabila tahun depan (kita masih diberi umur panjang), kita akan berpuasa pada hari tasu'a (kesemblan). (HR. As-Suyuthi dari Ibnu Abbas, dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami')

Hikmah Puasa dalam bulan Muharram

Diantara hikmah disunnahkannya puasa Tasu'a menyertai 'Asyura adalah:

1. Untuk berhati-hati, karena ada kemungkinan salah dalam menetapkan awal Muharram.

2.   Supaya berbeda dengan orang-orang Yahudi yang hanya berpuasa 'Asyura tanpa Tasu'a.

3. Agar puasa itu tidak hanya dilakukan pada satu hari itu saja sebagaimana puasa pada hari jum'at (makruh hukumnya mengkhususkan hari jum'at untuk berpuasa, tanpa didahului puasa pada hari sebelumnya atau diikuti puasa pada hari setelahnya), sehingga apabila seseorang tidak bisa berpuasa pada hari Tasu'a maka hendaknya ia berpuasa pada hari setelahnya (11 Muharram).

Bahkan Imam Syafi'i radliyallahu anhu dalam kitabnya "al-Umm" dan "al-Imla" menetapkan kesunnahan puasa tiga hari sekaligus (tanggal 9,10 dan 11 Muharram).

Demikian sebagian dari keutamaan bulan Muharam, semoga kita dimudahkan Allah SWT untuk mengambil ibrah dan menggapai keutamaan itu.

JAKARTA 23/10/2014

1 komentar:

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman