Senin, 08 September 2014

PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR'AN





AMTSAL AL-QUR’AN

Muqaddimah
Allah menggunakan banyak perumpamaan (amtsal) dalam Al-Qur’an. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar manusia memperhatikan, memahami, mengambil pelajaran, berpikir dan selalu mengingat. Sayangnya banyaknya perumpamaan itu tidak selalu membuat manusia mengerti, melainkan tetap ada yang mengingkarinya/ tidak percaya. Karena memang tidaklah mudah untuk memahami suatu perumpamaan. Kita perlu ilmu untuk memahaminya. Sudah digambarkan dengan perumpamaan saja masih susah apalagi tidak. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan sedikit tentang ilmu amtsal Al-Qur’an.

Definisi Amtsal Al-Qur’an
Dari segi bahasa,Amtsal merupakan bentuk jama’ dari matsal, mitsl, danmats il yang berarti sama dengan syabah, syibh, dansyabih, yang sering diartikan dengan perumpamaan. Sedangkan dari segi istilah, amtsal adalah menonjolkan makna dalam bentuk perkataan yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas (lepas, bukan tasybih).
Secara bahasa amtsal adalah bentuk jama’ dari matsal yang artinya sama atau serupa, perumpamaan, sesuatu yang menyerupai dan bandingan. Di lihat dari wazannya, kata matsal, mitsil dan matsil sama dengan sabah, sibih dan sabih di dalam segi lafadz maupun maknanya.
Sedangkan secara terminology, amtsal adalah suatu ungkapan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan.
Menurut ulama tafsir, matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
Ulama ahli bayan, memberikan definisi amtsal adalah bentuk majaz murakkab yang
kaitannya atau konteksnya adalah persamaan. Maksudnya, amtsal adalah ungkapan kiasan yang majemuk, dimana kaitan antara yang disamakan dengan asalnya adalah karena adanya persamaan.
Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah tentang amtsal Qur’an ini adalah menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu amtsal sehingga para pembaca yang awalnya belum pernah mengetahuinya menjadi tahu. Setelah memahami ilmu amtsal Qur’an diharapkan para pembaca mampu memahami, mangambil pelajaran, berpikir, dan selalu mengingat ayat-ayat

Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an

Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1. Wajhu Syabah: segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih: alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah: yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih: sesuatu yang dijadikan perumpamaan
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Wajhu Syabah pada ayat di atas adalah “pertumbuhan yang berlipat-
lipat”. Adaatu tasybihnya adalahkata matsal.Mus yabbahnya adalah infaq atau
shadaqah di jalan Allah. Sedangkan musyabbah bihnya adalah benih

Contoh
Seperti firman Allah dalam surat yunus ayat 24
$yJ¯RÎ) ã@sWtB Ío4qu9ysø9$# $u9÷R 09$# >ä!$yJx. çm»uZø9t Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# xÝn=tG÷z$$sù ¾ÏmÎ/ ßN$t6tR ÇÚö F{$#
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya.........”
المشبة          : kehidupan dunia
المشبة به      : turunnya air hujan
وجه الشبة    : perumpamaan kehidupan dunia yang singkat diserupakan dengan waktu turunnya hujan yang juga singkat.
Adapun alat penyerupaan yang terkandung dalam Al-qur’an, sebagaimana diterangkan oleh Moh. Chaziq Charisma dalam bukunya tiga aspek kemukjizatan Al-qur’an, adalah menggunakan hal-hal berikut:
  1. menggunakan kaaf (ك), seperti dalam surat al-Qooriah ayat 4-5
tPöqt ãbqä3t â¨$¨Y9$# ĸ#txÿø9$$2 Ï^qèZ÷6yJø9$#  . tPöqt ãbqä3t â¨$¨Y9$# ĸ#txÿø9$$2 Ï^qèZ÷6yJø9$# .ãbqä3s?ur ãA$t6Éfø9$# Ç`ôgÏèø9$$2 Â\qàÿZyJø9$#
“ Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran (4), Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.
  1. menggunakan ka-anna (كان ), seperti dalam surat al-Qomar ayat 7-8
$·è¤±äz óOèd㍻|Áö/r& tbqã_ãøs  z`ÏB Ï^#y0÷`F{$# öNåk¨Xr(x. ×#ty_ ×ųtFZ"B .
tûüÏèÏÜôg"B n<Î) Æí#¤$!$# ( ãAqà)t tbrãÏÿ»s3ø9$# #x9»yd îPöqt ×Å£tã
“ Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, (7), Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat.(8)"
  1. Menggunakan kalimat fi’il yang menggunakan makna tasybeh. Seperti dalam surat al-Insan ayat 19
ß$qäÜtur öNÍkön=tã ×bºt$ø!Ír tbrà$©#s C #sÎ) öNåktJ÷r&u öNåktJö6Å¡ym #Zsä9÷sä9 #Y qèVZ¨B
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
  1. Dengan membuang alat tasybeh dan wajah syibehnya. Seperti dalam surat an-Naba’ ayat 10.
$uZù=yèy_ur @ø9©9$# $U$t7Ï9
“Dan kami jadikan malam sebagai pakaian”
Macam-macam Amtsal dalam Al-Qur’an

1. Al-Amtsal Al-Musharrahah Yaitu matsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafadzmatsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Contohnya Q.S. Al-Baqarah: 261 sebagaiamana telah dijelaskan di atas.
2. Al-Amtsal Al-Kaminah Yaitu matsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz tamsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
3. Al-Amtsal Al-Mursalah Yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat tersebut berlaku sebagai tasybih

Faedah Amtsal Al Qur’an

1. Menonjolkan sesuatu yang hanya dapat dijangkau dengan akal menjadi bentuk   kongkrit yang dapat dirasakan atau difahami oleh indera manusia.
2. Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak menjadi    sesuatu yang seakan-akan nampak.
3. Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat, seperti dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah dalam ayat- ayat di atas.
4. Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa yang digambarkan dalam amtsal
5. Menghindarkan diri dari perbuatan negatif
6. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati. Dalam Al-Qur’an Allah swt. banyak menyebut amtsal untuk peringatan dan supaya dapat diambil ibrahnya.
7. Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah nilai-nilai universalnya

Ciri-Ciri Amtsal

Pembahasan mengenai ciri-ciri Amtsal secara khusus dan terperinci belum ditemukan dalam kitab-kitab Ulumul Qur’an. Namun dari beberapa keterangan yang ada, penulis dapat merumuskan beberapa ciri-ciri amtsal
1.Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi jelas, konkret, dan berkesan.
2.Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang dimaksud dan padannya.
3.Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang dianologikan

kesimpulan
1.matsal adalah menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
2. unsur-unsur matsal ada tiga yaitu:
a. al-musyabbah (yang diserupakan);
b. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat menyamakan); dan
c. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan).
3.macam-macam amtsal ada tiga, yaitu: amtsal mursalah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
4.Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret sehingga mudah di cerna.
DAFTAR PUSTAKA
al-Qattân, Mannâ Khalil, 2001, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, (terjemah: Mudzakir As), Bandung: Pustaka Lintera
An-Nahlawi, Abdurahman, 1989, Prinsip-prinsip dan metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung : CV. Dipenogoro
Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, 1993Ilmu-Ilmu Al-Qur’an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra
http,www.thstaipi.blogspot.com
Departemen Agama, tt, Al-Qur’an dan terjemah, Medinah Munawwarah: Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li thiba al Mush-haf asy-Syarif
Ibnu Kasir, Al-Imam, 2003, Tafsir Ibnu Katsir, (terj) Bahrun Abu Bakar, Bandung Jakarta: Sinar Baru Al Gesindo
Syafi’I, Rahmat,2005,  Pengantar Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka
BY ABI NAUFAL. JAKARTA (2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman