Selasa, 24 Juni 2014

RAMADHAN PENEBUS DOSA




AGUNGNYA BULAN RAMADHAN

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
.“Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu langit dibukakan, pintu-pintu jahanam dikunci, dan setan-setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasai, Ahmad, Ibnu Hibban, dan ad-Darimi dengan redaksi kalimat yang berbeda-beda)
“Shalat yang lima waktu, satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, menjadi penebus dosa yang dilakukan di antara keduanya, selama dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Muqaddimah
Ramadhan adalah bulan berkah, bulan sejuta hikmah, dan bulan kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Pendek kata, beruntunglah orang-orang yang bertemu dengan Ramadhan dan bisa berbuat kebajikan di dalamnya. Kemuliaan dan keberkahan Ramadhan telah disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya.

“Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.

Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang di mana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah).
Hanya dalam hitungan hari Ramadhan 1435 H akan datang. Sebagian besar umat Islam bersuka cita menyambutnya, meskipun sebagian lagi menghadapinya dengan biasa-biasa saja tanpa semangat. Apalagi merencanakan aktivitas ibadah untuk mengisi bulan Ramadhan. Sungguh sangat disayangkan jika bulan Ramadhan dilewati begitu saja.
Sejatinya bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Berbagai keistimewaan ada dalam bulan ini. Rasulullah Saw menjelaskan dalam banyak haditsnya mengenai kemuliaan bulan Ramadhan.
“Sungguh rugi seseorang ketika (nama)ku disebut di sampingnya tetapi dia tidak bershalawat atasku. Sungguh rugi seseorang yang bertemu dengan Ramadhan, lalu Ramadhan itu berlalu darinya sebelum dosa-dosa dirinya diampuni, dan sungguh rugi seseorang yang mendapati kedua orang tuanya dalam keadaan renta, tetapi keduanya tidak (menjadi sebab yang) memasukkannya ke dalam surga. Rib’i berkata: Aku tidak tahu kecuali dia berkata: Atau salah satu dari kedua orang tuanya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim)
Keutamaan Nama Ramadhan
Pertama, syahrul azhim (bulan yang agung). Azhim adalah nama dan sifat Allah. Namun, juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Ramadhan mulia dan agung, karena Allah sendiri telah mengagungkan dan memuliakannya.

Kedua, syahrul mubarak. Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan bermanfaat. Detik demi detik, waktu yang berjalan pada bulan suci ini, ia bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Karena semuanya diberkahi dan amal ibadahnya dilipatgandakan.

Ketiga, syahru shiyam. Pada bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari lima rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Keempat, syahru nuzulil qur'an. “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda).” (Al-Baqarah [2]: 185).

Kelima, syahrul musawwah (bulan santunan). Di bulan Ramadhan sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk saling bederma, berkasih sayang dengan sesamanya yang keadaannya jauh memprihatinkan daripada kita.

Keenam
, syahrus shabr (bulan sabar). Bulan Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual, dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga.
Hadits-Hadits  Ramadhan
1.“Jika Ramadhan tiba, maka pintu-pintu langit dibukakan, pintu-pintu jahanam dikunci, dan setan-setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasai, Ahmad, Ibnu Hibban, dan ad-Darimi dengan redaksi kalimat yang berbeda-beda)
2.“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan dengan mengharapkan ridho-Nya, maka diampunilah dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu.” (HR. Bukhari, an-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
3.Al-Mundziri berkata: isnad haditsnya hasan. Tetapi Hammad meragukan bersambungnya sanad hadits ini, atau Qutaibah bin Said telah menyendiri meriwayatkan tambahan tersendiri dari Sufyan.
5.: “Umrah di bulan Ramadhan menyamai (nilai) haji.” (HR.Ibnu Majah, an-Nasai dan Ahmad)
6.Ibnu Majah meriwayatkan hadits ini dengan lafadz yang sama. Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari jalur Wahb bin Khanbasi. Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits ini dari jalur Jabir ra. Bukhari meriwayatkan dari jalur yang sama. Muslim dan Abu Dawud dengan redaksi:
“Karena sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan sama dengan berhaji, atau berhaji bersamaku.”
7.Thabrani meriwayatkan hadits ini dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir. Abu Dawud dan Ahmad dari Ummi Ma’qil ra, ia berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku seorang perempuan yang telah tua, dan aku dalam keadaan sakit, apakah ada satu perbuatan yang cukup bagiku menggantikan ibadah hajiku? Maka beliau saw bersabda: “Umrah di bulan Ramadhan telah cukup bagimu (menggantikan hajimu)”.
8dari Abu Hurirah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Ketika tiba malam pertama bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin durhaka dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak ada satu pintu neraka pun yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka sehingga tidak ada satu pintu surga pun yang ditutup. Lalu seseorang berseru, wahai pencari kebaikan maka sambutlah, wahai pelaku kejahatan maka tahanlah. Dan milik Allah-lah orang-orang yang dibebaskan dari neraka, dan hal itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)
9.Al-Hakim meriwayatkan dan menshahihkannya, dan disepakati oleh ad-Dzahabi. Ibnu Khuzaimah meriwayatkan, tetapi dia berkata:
“Setan-setan atau jin yang durhaka dibelenggu.”
10.Thabrani meriwayatkan hadits ini dalam kitab al-Mu’jam al-Ausath, juga an-Nasai dengan redaksi yang hampir sama dari jalur Utbah bin Farqad ra.
11.“Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, dan lebih pemurah lagi dalam bulan Ramadhan. Ketika ditemui oleh Jibril, beliau saw ditemui Jibril pada setiap malam di bulan Ramadhan, dan kemudian beliau melakukan mudarasah al-Qur’an (mendengarkan dan memperdengarkan bacaan al-Qur’an). Sungguh Rasulullah saw sangat lebih pemurah dibandingkan angin yang bertiup.” (HR. Bukhari, Muslim, an-Nasai, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
12. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”[HR Al-Bazar]
13.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”[HR Bukhari]
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” [Shahih Muslim]
BY ABI FAID.24/6/2014

1 komentar:

  1. artikel agan sangat mudah dipahami makasih atas apreasi dalam menulis postingan yang baik dan benar semoga jadi amal ibadah buat agan :D

    yo dari Tutorial Blogger | SEO

    BalasHapus

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman