MEMILIH DAN
PATUH KEPADAPEMIMPIN ?
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai
orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa’: 59)
Rasulullah SAW. bersabda:
عن عبد الله بن عمر رضي الله
عنه, أن رسول الله ص م, قال: (كلكم راع فمسئول عن رعيته, فالأمير الذي علي الناس
راع وهو مسئول عنهم, والرجل راع علي أهل بيته وهو مسئول عنهم, والمرأة راعية علي
بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم, والعبد راع علي مال سيده وهو مسئول عنه,
ألافكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته) اخرجه البخاري
Dari Abdullah bin Umar RA. Sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda: “Masing-masing kamu adalah pemimpin yang akan dimintai
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir (Presiden) yang memimpin
masyarakat adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban
kepemimpinannya atas mereka. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas
ahli (keluarga) di rumahnya, dia akan dimintai pertanggung jawaban
kepemimpinannya atas mereka. Seorang perempuan (isteri) adalah pemimpin atas
rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dia akan dimintai pertanggung jawaban
kepemimpinannya atas mereka. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya,
dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas harta itu.
Ketahuailah masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan
dimintai pertanggung jawaban kepemimpinan atas yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari)
Muqaddimah
Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat selalu membutuhkan adanya pemimpin. Di dalam
kehidupan rumah tangga diperlukan adanya pemimpin atau kepala keluarga, begitu
pula halnya di masjid sehingga shalat berjamaah bisa dilaksanakan dengan adanya
orang yang bertindak sebagai imam, bahkan perjalanan yang dilakukan oleh tiga
orang muslim, harus mengangkat salah seorang diantara mereka sebagai pemimpin
perjalanan. Ini semua menunjukkan betapa penting kedudukan pemimpin dalam suatu
masyarakat, baik dalam skala yang kecil apalagi skala yang besar. Untuk tujuan
memperbaiki kehidupan yang lebih baik, seorang muslim tidak boleh mengelak dari
tugas kepemimpinan, Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang diserahi
kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum lemah dan
orang-orang yang membutuhkannya, maka Allah tidak akan mengindahkannya pada
hari kiamat (HR. Ahmad).
Kepemimpinan adalah unsur yang tidak bisa dihindari
dalam hidup ini. Sudah merupakan fitrah manusia untuk selalu membentuk sebuah
komunitas. Dan dalam sebuah komunitas selalu dibutuhkan seorang pemimpin.
Pemimpin adalah orang yang dijadikan rujukan ketika komunitas tersebut.
Pemimpin adalah orang yang memberikan visi dan tujuan. Dalam suatu kelompok
katakanlah organisasi, bila tidak mempunyai tujuan sama saja dengan membubarkan
organsasi tersebut. Hal terebut bahkan berlangsung sampai kedalam tataran
Negara. Dan hanya pemimpinlah yang mampu mengatur dan mengarahkan semua itu.
Dan sejarah teori kepemimpinan menjelaskan bahwa kepemimpinan yang dicontohkan
islam adalah model terbaik. Model kepemimpina yang disebut sebagai Prophetic
leadership yang contoh nyatanya adalah orang teragung sepanjang sejarah
kemanusiaan yaitu Rasullullah SAW.
Kriteria Pemimpin Dalam Islam
Banyak sekali ayat al-Qur’an dan
Hadis menyebutkan bagaimana hendaknya setiap orang yang Nabi katakan sebagai
pemimpin baik bagi diri dan keluarganya, dan terlebih mereka yang menyatakan
diri siap sebagai pemimpin bagi masyarakat, bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan mereka sehari-hari, di antaranya adalah:
1. Mengajak Bertaqwa Kepada Allah
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً
يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ
الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Kami telah menjadikan
mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.
(Al-Anbiya’: 73)
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajdah: 24)
2.
Adil Kepada Semua Orang Dan Tidak Pandang Bulu
يَادَاوُدُ إِنَّا
جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا
تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari perhitungan. (Shad: 26)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى
أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ
فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا
وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. (An-Nisa’: 135)
3.
Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imron: 110)
4.
Menjadi Suri Tauladan Yang Baik Bagi Masyarakat
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Al-Ahzab: 21)
5.
Mendorong Kerja Sama Dalam Memperjuangkan Kesejahteraan Bersama
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah: 2)
6.
Mengukuhkan Tali Persaudaraan dan Kesatuan dan Persatuan
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan
ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imron:
103)
7.
Akomodatif, Pemaaf, Merangkul Semua Golongan dan Mengedepankan Musyawarah Dalam
Setiap Mengambil Keputusan Penting Untuk Masyarakat
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ
اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ
حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ
الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena
itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron: 159)
8.
Jujur dan Amanat
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا
الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ
تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’ : 58)
Nabi SAW. bersabda:
وعن ابوهريرة قال:قال رسول الله ص م :ثلاثة لا
يكلمهم الله يوم القيامةولايزكيهم ولاينظراليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان, وملك
كذاب, وعائل مستكبر. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah berkata:
Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Tiga golongan, Allah tidak akan berbicara,
mensucikan dan melihat kepada mereka, dan bagi merekalah siksa yang
pedih; orang tua pezina, pemimpin yang suka bohong dan orang miskin yang
sombong. (HR. Muslim).
9.
Berwawasan Dan Berpengetahuan Luas dan Mencintai Ilmu Pengetahuan
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)
10.
Teguh Pendirian, Tegar dan Sabar Dalam Menghadapi Ujian
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ
وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada
jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Huud: 112)
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ
الرُّسُلِ
Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah
bersabar. (al-Ahqaf: 35)
BY ABI AZMAN.21/5/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar