Jumat, 07 Juni 2013

MARAH


JANGAN MARAH !

Diantara keluarga kita, ada yang cepat MARAH, ada sekali-kali marah, ada juga yang sulit marah alias penyabar. MARAH bisa terjadi bagi siapa saja, baik marahnya dibenarkan maupun tidak.Seseorang bisa marah disebabkan salah faham, karena harga diri, dan ada juga karena salah satu keluarga terusik.

BANYAK ISTIGHFAR
Islam tidak membenarkan jika seseorang berbuat marah tanpa alasan dan berlebihan. Seseorang cendrung berbuat marah ketika harga dirinya tidak dihurmati, dilecehkan dan dihina. MARAH adalah salah satu pintu yang mudah dimasuki SETAN dan pelakunya dibuat tak sadarkan diri sehingga apa yang dilakukan saat itu tidak terkontrol dan mengakibatkan  kerugian diri dan orang lain. Setan dan iblis tak perduli apapun jabatannya dan siapapun orangnya akan menjadi budak-budaknya dalam jajahannya ketika mereka dalam kadaan marah.

Marah karena membela kebanaran, misalnya menghentikan kemungkaran dan kemaksiatan, dengan KEKUASAAN, LISAN dan DO’A sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya : Barangsiapa melihat kemungkaran maka hendaknya hentikan dengan TANGANNYA(kekuasaan), jika tidak mampu dengan LISANNYA, bila tidak mampu dengan HATINNYA.(al-Hadis)

Hadis diatas menyuruh umat Islam agar berbagi tugas dalam menghentikan kemungkaran dan kemaksiatan yang merajalela di muka bumi ini. Pertama tugasnya para UMARO’ pemimpin Negara dari RTnya sampai Persidennya. Jika para pemimpin Negara ini tidak melaksanakan perintah hadis diatas, maka keislaman dan keimanannya dipertanyakkan serta pasti jabatannya akan mengantarkan ke neraka alias murka Tuhan. Beruntunglah orang yang punya jabatan untuk jihad fi sabilillah, yang melanggar hukum dipenjara tidak pandang bulu meskipun keluarganya sendiri dan memihak yang benar meskipun rakyat jelata. Jabatannya ini akan mengantarkannya menjadi orang yang mulia disisi Tuhannya. Mumpung punya jabatan jadikan untuk ladang beramal sholeh !

Para alim-ulama dan tokoh masyarakat katakana yang benar adalah benar, yang salah adalah salah, yang halal adalah halal, jangan dibolak-balik. Bilamana demikian maka ilmunya bermanfa’at dan mendapat ridhoNya Allah SWT.Tapi bila mereka tidak amanah maka ilmunya akan mengantarnya menjadi orang-orang yang hina dihadapan Allah SWT serta akan dimasukkan keneraka, na’udzu billah mindzalik.

Rakyat biasa cukup membenci perbuatan maksiat dan mendo’akan agar mereka mau kembali kejalan yang benar. Semuanya ini contoh marah yang dibenarkan.
Marah yang tidak terkontrol akan berakibat buruk bagi pelakunya dan akan menyesal seusai melampiaskan kemarahannya. Dalam suatu riwayat sahabat Nabi Abu Darda’ berkata wahai Rasulullaj tunjukkan aku amalan yang mengantarkanku masuk surganya Allah, beliau menjawab jangan MARAH bagimu SURGA.(al-Hadis)
Semoga kita dapat menjauhi MARAH, amin.

JAKARTA 25/9/2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman