Selasa, 16 April 2013

TAFSIR ATTAKATSUR




              BERMEGAH-MEGAHAN Sampai Masuk Ke Dalam Kubur
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2} كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {3} ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {4} كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ {5} لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ {6} ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ{7} ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8}

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. [4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ).[8]” At-Takatsur
Muqaddimah
Intisari Kandungan Ayat 1-4 Dalam surah yang lalu (al-Qari‘ah), diuraikan tentang hari kiamat dan bahwa manusia ada yang bahagia dan ada pula yang celaka. Ayat terakhirnya berbicara tentang siksa yang menanti kelompok yang celaka itu. Pada surah ini diuraikan sebab kecelakaan tersebut. Ayat pertama bagaikan menyatakan: Saling memperbanyak kenikmatan duniawi dan berbangga-bangga menyangkut anak dan harta telah melengahkan kamu, sampai—karena keengganan kalah bersaing itu —kamu telah menziarahi kubur-kubur leluhur kamu untuk membuktikan keunggulan kamu, atau dalam arti bahwa kelengahan itu berlanjut sampai ajal menjemput kamu.
Selanjutnya, ayat 3 mengingatkan bahwa: Hati-hatilah! Jangan lakukan persaingan semacam itu! Kelak kamu akan mengetahui akibatnya. Ayat 4 mengulangi peringatan itu dengan menyatakan: Sekali lagi hati-hatilah, kelak kamu akan mengetahui.
TAFSIR AYAT
1. Allah SWT berfirman mencela hamba-hamba-Nya atas kelalaian mereka dari tujuan penciptaan mereka, yaitu untuk beribadah hanya kepada-Nya, tanpa sekutu bagi-Nya, mengenal dan tunduk kepada-Nya, mendahulukan cinta-Nya di atas segala sesuatu. Dia berfirman, telah menjadikan kalian lalai dari menaati-Ku sikap berbangga-bangga kalian dengan banyaknya harta, anak, pembantu, bala tentara, kehormatan dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk saling berlomba banyak.
2. Kelengahan kalian ini berlanjut terus hingga datang ajal kalian, dan kalianpun menjadi penghuni kubur. Pada saat itulah, baru tabir tersingkap oleh kalian, tetapi setelah tidak mungkin lagi kalian kembali ke dunia.
3. Oleh karena itu, Allah SWT mengancam mereka dengan firman-Nya, tidak seharusnya demikian, kalian tidak melaksanakan taat kepada Allah karena dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta benda dan anak, dan kalian akan tahu akibat dari kelalaian kalian itu.
3. Kemudian ancaman itu diulangi lagi sebagai penegasan.
4. Kemudian duulangi lagi untuk yang ketiga kali. Allah SWT berfirman, jika kalian benar-benar meyakini apa yang ada di depan kalain, kalian tidak akan dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta dan anak itu, dan pasti akan bergegas melakukan amal shaleh.
5. Tetapi ketidakyakinan kalian telah menjadikan kalian seperti yang kalian lihat sendiri.
6. Sungguh kalian kelak benar-benar menyaksikan terjadinya kiamat dan kalian pasti benar-benar akan melihat al-Jahim, yaitu neraka yang telah disediakan oleh Allah SWT bagi orang-orang kafir.
7. Kemudian kalian benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala kalian sendiri, maka kalian menjadi yakin tanpa ragu sedikitpun.
8. Kemudian pada hari kiamat itu, Allah akan meminta pertanggungan jawab kalian atas semua nikmat yang telah Allah SWT curahkan kepada kalian di dunia, seperti: pendengaran, mata, kesehatan, rasa aman, makanan, minuman, dan lain sebagainya. Apakah kalian telah mensyukurinya dan tidak menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya, yang menjadikan kalian akan diberi nikmat yang lebih baik dari itu? Atau kalian tidak mensyukurinya dan bahkan kalian menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya sehingga kalian akan disiksa oleh-Nya.?
Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Ayat 1-4
1. Kelengahan mengantar manusia bersaing tanpa batas, sampai-sampai mengantar mereka ke kubur untuk membuktikan betapa besar pengaruh dan betapa banyak jumlah pengikut mereka atau sampai-sampai mereka menghitung pula orang-orang yang telah mati di antara mereka.
2. Yang lengah akan menggunakan segala cara dan sarana untuk memenangkan persaingan dan tidak akan berhenti bersaing hingga dia sendiri mati.
3. Yang dikecam bukan pada usaha memiliki banyak harta, bukan juga persaingan yang sehat, tetapi persaingan yang tidak sehat akibat kelengahan terhadap nilai-nilai agama.
4. Peringatan ayat 3 dan 4 (Hati-hatilah!) mengandung makna bahwa persaingan memperebutkan kemegahan duniawi, memperbanyak anak dan pengikut, pasti tidak akan membawa kebahagiaan dan kepuasan bagi setiap yang terlibat. Kalau kepastian di atas tidak dialami dalam kenyataan hidup duniawi, maka akan terbukti kebenarannya dan dialami dalam kehidupan ukhrawi.
Pelajaran yang Dapat Dipetik Dari Ayat 5-8
1. Semua yang bersaing secara tidak sehat akan menyesal di dunia atau paling tidak di akhirat nanti.
2. Semakin dalam keyakinan seseorang, semakin tajam mata hatinya sehingga dapat melihat yang tersirat di balik yang tersurat.
3. Setiap manusia akan melintasi neraka. Ada yang lolos sehingga mencapai surga dan ada juga yang terjatuh ke neraka.
4. Tidak seorang pun dalam kehidupan dunia ini yang tidak memperoleh kenikmatan, karena naungan, rumput, dan air sejuk merupakan contoh yang disebut Rasul SAW dalam menjelaskan makna nikmat dimaksud.
5. Segala kenikmatan yang diperoleh akan dituntut pertanggungjawabannya dari mana diperoleh dan bagaimana digunakan.
Rujukan
1.Tafsir Al-Mishbah
2.At-Tafsir Al-Yasir
WALLAH A’LAM
JAKARTA  17/4/2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman