Selasa, 16 April 2013

TAFSIR AL-QURAISY





  TUHAN YANG TELAH Memberi Makanan dan Rasa Aaman
 “(1) Karena kebiasaan kaum Quraisy; (2) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas; (3) maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah); (4) Yang telah member makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”Al-Quraisy
Muqaddimah
Surat ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat At Tiin.
Nama Quraisy diambil dari kata Quraisy yang terdapat pada ayat pertama, artinya kaum Quraisy. Kaum Quraisy adalah kaum yang mendapat kehormatan untuk memelihara Ka’bah.
Ada beberapa riwayat yang mengatakan bahwa di antara Surat Al-Fiil (Surat 105) dengan Surat Quraisy 106 ini pada hakikatnya adalah satu. Mereka mengatakan bahwa pasukan gajah itu dibinasakan oleh Allah sampai hancur berantakan adalah karena Allah tidak hanya hendak melindungi kaum Quraisy belaka, namun sebagai miliknya, Allah memelihara Ka’bah-Nya.
Makna secara global
Banyak Ahli tafsir mengatakan sesungguhnya jar-majrur di awal surat Al Quraisy adalah muta’aliq ( berhubungan) dengan surat sebelumnya. Artinya : “ kami telah melaksanakan apa yang Kami lakukan terhadap tentara bergajah untuk Quraisy, agar mereka mendapatkan : keamanan, kebutuhan, dan kestabilan perjalanan mereka ke Yaman pada musim  dingin dan ke Syam pada musim panas untuk berdagang dan mencari mata pencaharian.”
Lalu Allah membinasakan orang-orang yang hendak berbuat keburukan terhadap mereka dan mengagungkan tanah Al Haram serta penduduknya di hati bangsa Arab, sehingga bangsa Arab menghormati mereka dan tidak menghalanginya dalam perjalanan kemanapun yang mereka inginkan.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan mereka untuk bersyukur dia berfirman :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
( maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik Rumah ini ( Ka’bah ) artinya hendaknya mereka mengesakan Nya dan mengikhlaskan ibadah untukNya :
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
( yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan )
Rezeki yang lapang dan keamanan adalah nikmat dunia terbesar yang mengharuskan untuk bersyukur kepada Allah Subhanahuwata’ala. Ya Allah bagiMulah segala pujian dan rasa syukur atas segala nikmatMu baik yang lahir maupun yang bathin.
Allah menghubungkan secara khusus ketuhanannYa dengan “ Rumah itu ( Ka’bah )”, dengan sebab keutamaan dan kemuliaanya walau sebenarnya dia adalah Rabb segala sesuatu.
وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
“ dan mengamankan meraka dari ketakutan “
Artinya mengaruniakan meraka keamanan dan kestabilan, maka seharusnya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah tanpa mempersekutukanNya dan tidak menyembah selainNya.
Berkata Imam Ibnu Katshir : “ oleh sebab itu barang siapa yang merespon urusan ini, maka Allah akan mengumpulkan keamanan dunia dan akherat baginya. Sedang siapa yang bermaksiat kepadaNya maka Dia akan mencabut kedua hal itu darinya. Sebagai mana firman Allah Ta’ala :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
“ dan Allah membuat perumpamaan dengan sebuah kampung yang dulunya aman dan tentram, didatanginya ileh rezkinya secara lapang dari segala tempat. Lalu mereka kufur dengan karunia Allah, maka Allah membuat mereka sebagian lapar dan takut sebab apa yang telah mereka perbuat. Sungguh telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, lalu mereka mendustakannya maka Allah memberikan meraka azab sedang mereka dalam keadaan zholim”
( Al Nahl : 112-113)
Tafsir ayat
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
 Ibnu Jarir mengatakan: "Yang benar bahwa huruf lam tersebut adalah lam ta'ajjub (keheranan), seakan-akan mereka dibuat heran oleh kebiasaan kaum Quraisy dan juga nikmat Allah yang Dia berikan kepada mereka dalam hal tersebut."
 Lebih lanjut, Ibnu Jarir mengatakan: "Yang demikian itu karena adanya ijma' kaum muslimin yang menyatakan bahwa keduanya merupakan surat yang terpisah dan masing-masing berdiri sendiri.
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ
 "(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.”
 Ayat ini hadir sebagai pengganti ayat pertama dan sekaligus sebagai penafsir baginya; bahwa kebiasaan suku Quraisy adalah melakukan rihlah (bepergian) untuk berdagang pada musim dingin dan musim panas.
 Kaum Quraisy pada umumnya adalah kaum saudagar perantara, yang negerinya (Makkah) terletak di tengah, di antara Utara yaitu Syam dan Selatan, yaitu Yaman.
 Sejak lama sebelum Islam mereka telah menghubungkan kedua negeri itu. Syam di Utara adalah pintu perniagaan yang akan melanjut sampai ke Laut Tengah dan ke negeri-negeri sebelah Barat. Yaman yang ibu kotanya sejak dahulu biasanya di Shan’aa di Selatan membuka pula jalan ke Timur sampai ke India, bahkan lebih jauh lagi sampai ke Tiongkok.
 Ibnu Zaid mengatakan bahwa orang Quraisy itu melakukan dua angkatan perjalanan atau kafilah (caravan). Di musim panas mereka pergi ke Syam dan musim dingin mereka pergi ke Yaman, keduanya untuk berniaga.
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ
 "Maka hendaklah mereka beribadah kepada Rabb Pemilik rumah."
 Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka menyembah Allah Pemilik Ka’bah yang telah menyelamatkan mereka dari serangan orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah, maka seyogianya mereka hanya menyembah-Nya dan mengagungkan-Nya.
 Allah Ta'ala membimbing mereka untuk mensyukuri nikmat yang agung ini. Maksudnya, hendaklah mereka mentauhidkan-Nya dengan beribadah sebagaimana Dia telah menjadikan bagi mereka tanah suci yang aman sekaligus rumah yang suci, sebagaimana Allah berfirman:
 (إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ)
 "Aku hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Rabb negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. An-Naml: 91).
 Ibadah: Pengabdian Kepada Allah SWT
 Secara bahasa ibadah adalah merendah, tunduk dan patuh
 Secara Istilah ibadah adalah mentaati perintah Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya yang diwahyukan kepada para utusan-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
 Ada yang berkata: Ibadah adalah segala perbuatan yang dicintai dan diridhai Allah baik ucapan atau perbuatan yang zhahir (terang-terangan) atau batin (sembunyi).
Urgensi ibadah
1. Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhai Allah dan sebagai tujuan penciptaan Jin dan Manusia / Makhluk-Nya (51:56)
2. Allah mengutus para Rasul dengan Risalah Ibadah (7:59, 16:36)
3. Allah mencela orang-orang yang enggan melakukan ibadah (40:60)
Dasar-dasar ibadah
1. Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-tandanya :
- Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
- Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai Allah ).
2. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT (3:175)
3. Harap, maksudnya seorang hamba dituntut untuk selalu berharap kepada Allah dengan harapan yang sempurna tanpa pernah merasa putus asa.
Tujuan ibadah
1. Tawajjuh (menghadap) kepada Yang Maha Esa
2. Mencari anugerah dan kebaikan.
3. Perbaikan jiwa (takhalli dan tahalli)
Jadikan seluruh waktu adalah ibadah
Muhammad Quthb berkata:
"Perasaan seorang muslim dalam perjalanan mencari rizki, mencari ilmu, mengupayakan kemakmuran bumi dan setiap aktivitas fisik, akal dan jiwanya adalah ibadah. Ibadah yang dilaksanakan dengan keikhlasan yang sama dengan keikhlasan untuk melaksanakan shalat." Dan ternyata menuntut ilmu, mendidik & membesarkan anak, bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga, bahkan menyingkirkan duri dari jalanan pun bisa mempunyai nilai ibadah.
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ
"Yang telah memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar"
Dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat Allah Pemilik Ka’bah yang diperintah untuk disembah, yaitu Allah yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan memudahkan jalan untuk mencari rezeki itu.
وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
"Dan mengamankan mereka dari ketakutan"
 Maksudnya, Allah menganugerahkan kepada mereka rasa aman dan juga keringanan.
Intisari dari surat Quraisy
1. Allah telah mengatur segalanya di dunia ini
2. Allah menjelaskan tentang keutamaan orang Quraisy
3. Wajibnya kita beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadatan selain kepada Allah.
4. Wajibnya bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepada Allah SWT.
5. Penekanan bahwa yang memberi makan manusia dan menjamin dari rasa ketakutan hanyalah Allah SWT.
6. Allah telah mengatur segalanya di dunia ini
7. Allah menjelaskan tentang keutamaan orang Quraisy
8. Wajibnya kita beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadatan selain kepada Allah.
9. Wajibnya bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepada Allah SWT.
10. Penekanan bahwa yang memberi makan manusia dan menjamin dari rasa ketakutan hanyalah Allah SWT
Keutamaan surat ini
Al Hakim mengeluarkan sebuah hadist dan Al Baihaqy mengeluarkannya dari Al Hakim pada kitab Khilafiyyat dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata : Rasul shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“ Allah Subhanahuwata’ala mengutamakan Quraisy dengan tujuh hal : saya berasal dari mereka, kenabian ada pada mereka, mahkamah ( pemberi keputusan ) dan pemberi minum ( bagi jama’ah haji ) adalah dari mereka, Allah Ta’ala  menolong mereka atas pasukan gajah, meraka menyembah  Allah Subhanahuwata’ala sepuluh tahun ( saat mana ) tidak ada yang menyembah Allah selain mereka, Allah menurunkan sebuah surat dalam Al Qur’an tentang mereka. Lalu Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam membaca “ Li iilaafi Qurasiyin….dan seterusnya.”
Imam Ibnu Katsir menyatakan hadist ini gharib ( hanya diriwayatkan oleh satu perawi dengan lafazh seperti ini )
Faedah dalam surat ini
1. memperlihatkan pengaturan, hikmah dan rahmat Allah ,Maha Suci Rabb Yang Maha Bijaksana dan Maha Penyayang.
2. Penjelasan tentang keutamaan yang Allah berikan kepada kaum Quraisy dan nikmatNya pada mereka dengan membinasakan tentara gajah dan menghalanginya masuk ke Mekkah serta keamanan dan keluasan rezki bagi kaum Quraisy. Semua nikmat itu menuntun mereka untuk bersyukur kepada Sang Pemberi nikmat, yaitu Allah.
3. Kewajiban beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-NYa
4. Kewajiban mensyukuri nikmat dengan cara memuji Allah dan membelanjakan di jalan yang dia Ridhai.
5. Pemberian Allah berupa makanan untuk mengilangkan lapar dan keamanan dari ketakutan, yang keduanya adalah poros kehidupan.
WALLAH A’LAMA BISHAWAB
JAKARTA  16/4/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman