Jumat, 22 Februari 2013

FAHAM MATURIDIYAH



                            FAHAM-FAHAM Maturidiyah

A.Sistem Pemikirannya
            Timbulnya aliran Maturidiahadlah sebagai reaksi faham kaum Mu’ tazilah , maka tentunya banyak persoalan –persoalan dalam bidang teologi yang tidak sefaham dan mungkun ada persamaan dalam suatu masalah . Bula dibandingkan dengan pola berfikirnya  al – Asy’ ari lebih banyak kesamaan , namun ada pula yang berbeda dalam suatu masalah .
            Perbedaan dan kesamaan faham bagi aliran –aliran teologi Islam dalam bidang teologi sangat dipengaruhidan ditentukan besar kecilnya peran akal dan peran wahyu dalam meahami konteks wahyu yang berkaitan dengan teologi .
            “ Kalau kita perbandingkan alitan –alitan theology Islam dan kita urutkan menurut kebebasan pemikirannya , maka dapat diurutkan sebagai berikut :
            Aliran Mu’tazilah kemudian aliran maturidiah  , kemudian lagi aliran Asy’ariyah , dan yang terakhir ialah ahlul hadist “[1]
            Pemikiran aliran Maturidiah Bukhara lebih dekat dengan kaum Asy’ariyah dan cabang Maturidiah samarkand lebih dekat dengan aliran Mu’tazilah .
            B . Fungsi Akal dan Wahyu
            Fungsi wahyu , menurut Maturidiah samrakand lebih kecil berperan dari pada Maturidiah Bukhara  . kewajiban mengerjakan yang baik dan menjahui yang jahat ditentukan wahyu menurut Maturidiah smarkand , sedangkan menurut Maturidiah Bukhara kewajiban mengetahui Tuhan dan kewajiban
Mengerjakan yang baik dan menjahui yang jahat wahyulah yang berperan untuk menentukannya .
            “ Adapun aliran Maturidiah  ,wahyu bagi cabang samarkand mempunyai fungsi yang lebih kecil dari pada wahyu dalam faham Bukhara “[2]
            Akal dapat mengetahui kewahiban manusia berterima kasih kepada Tuhan . Sebagaiman yang dikatakan oleh al – Bazzdawi sebagai berikut :
            “ Percaya kepada Tuhan dan berterima kasih kepada –Nya sebelum adanya wahyu adalah wajib dalam faham Mu’tazilah . . . al- Asyaikh Abu Mansur al – Maturidiah dalam hal ini sefaham dengan Mu’tazilah . Demikian jugalah umumnya ulama samarkand dan sebagaiandari alim  -ulama Irak “[3]
            Jika dibandingkan fungsi akal dam wahyu dalam aliran Maturidiah Bukhara dengan Samarkand sebagai berikut :
  1. Menurut Maturidiah Bujhara , fungsi wahyu dapatmemberitahukan tentang kewajiban mengtahui Tuhan dan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjahui yang jahat , sedangkan fungsi akal daoat mengetahui Tuhan dan dapat mengetahui baik dan jahat .
  2. Maturidiah Samrkand berpendapat , bahwa wahyu hanya memberitahukan tentang kewajiban mengerjakan yang baik dan menjahui yang jahat , sedangkan fungsi akal dapat mengetahui Tuhan ,
            Dapat mengetahui kewajiban mengetahui Tuhan  , dan dapat mengetahui yang baik dan jahat .

C . Keadilan Tuhan
            Faham keadilan Tuhan banyak tergantung pada faham kebebasan manusia dan atau kekuasaan mutlak Tuhan  .Dalam hal ini Maturidiah Samarkand banyak tergantung pada kebebasan manusia . sedangkan Maturidiah Bukhara lebih banyak tergantung pada kekuasaan mutlak Tuhan .
            Aliran Maturidiah Samarkand tidak mengalami kesulitan dalam memahami keadilan Tuhan  ,sebab mereka ini sependapat dengan faham Mu’tazilah  . karena perbuatan manusia adalah bukan perbuatan Tuhan  , maka ia diberi pahala atas perbuatannya sendiri pula  , Inilah keadilan Tuhan .
            Golongan Maturidiah Bukhara dalam memahami keadilan Tuhan mengalami kesulitan  , sehingga mereka ini menggunakan masy’iah dan rida’ Tuhan . memang perbuatan manusia adalah pada dasarnya perbuatan Tuhan  , tetapi Tuhan tidak menghendaki dan tidak rida’ terhadap perbuatan –perbuatan yang jahat . Oleh karena itu bila Tuhan memberikan hukuman kepada seseorang yang mengerjakan dosa adalah adil  , sebab Ia tidak suka kepada kejahatan  .
            Jadi perbedaan antara Maturidiah Bukhara dan cabang Samarkand dalm memahami keadilan Tuhan adalah terletak pada ketergantungan kemutlakan kehendak dan kekuasaan Tuhan serta hak –hak dan kewajiban –kewajiban manusia .

D . Sifat – sifat Tuhan
Golongan Maturidiah dalam memahami sifat –sifat Tuhan lebih dekat posisinya dengan faham Asy’ariyah , yaitu sangat tergantung kepada kemutlakan kehendak dan kekuasaan Tuhan mempunyai sifat –sifat yang layak bagi Nya .
Kaum Maturidiah golongan Bukhara , karena juga mempertahankan kekuasaan mutlak Tuhan , berpendapat bahwa Tuhan memmiliki sifat –sifat  . Sidat –sifat ini kata  mereka kekal melalui kekalan yang terdapat dalam esensi Tuhan dan bukan melalui kekekalan sifat –sifat itu sendiri .
Golongan Samarkand dalam hal ini kelihatannya tidak sefaham dengan Mu’tazilah  Tuhan karena al –Maturidi mengatakan bahwa sifat Tuhan tetapi tidak lain dari Tuhan .
“Dalam soal sifat –sifat Tuhan terdapat persamaan antara al Asy’ari dan al-Maturidi . Baginya  Tuhan juga mempunyai sifat –sifat  . Maka menurut pendapatnya  , Tuhan mengetahui bukan dengan zat- Nya , tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya , dan berkuasa bukan denga zat- Nya “[4]
Dari keterangan diatas  , kiranya dapat disimpulkan sebagai berikut ini:
  1. Sifat –sifat  Tuhan melalui kekekalan diri- Nya menjadi kekal , tetapi sifat –sifat itu sendiri tidaklah kekal .
  2. Tuhan mengetahui bukan dengan zat –Nya , namun dengan pengetahuan- Nya .
  3. Sifat bukanlah Tuhan , tetapi tidak lain dari –Nya .



ABI NAUFAL
JAKARTA 1991



[1] Hanafi , ibid . ,h . 137
[2] Harun Nasution , ibid . , h .101.
[3] Abu al – Yusr Muhammad al – Bazzadawi , Usul al –Din , Ed . Dr . Hans Peter Lins  , (kairo : Isa al – Babi al – Halabi , 1963) h . 207
[4] Harun Nasution , ibid . , h . 76.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman